Bagian 31

125 7 0
                                        

"Mau kemana Zan? Sudah sore loh ini" Kakek Hartono bertanya sambil menyirami tanaman kesayangannya yang sudah hampir dua hari tidak diberi minum.

"Jemput Burhan dirumah Nadhira bentar kek" jawabnya sambil menghidupkan motornya

Karena mereka harus ke Lampung kemarin, mau tidak mau Si Burhan Gendut harus menginap dulu di rumah mamanya semalam. Iya. Irzan bilang Burhan itu anaknya dan Nadhira.

"Assalamualaikum" ucap Regen yang baru kembali dari masjid

"Mas, sini sebentar, kakek mau bicara"

"Ada apa kek?" tanya Regen

"Kamu sudah hubungi Indras terkait rencana pernikahanmu?" tanya Kakek Hartono.

"Belum kek, nanti saja"

"Jangan nanti-nanti, mau bagaimanapun Indras itu bapakmu, dia berhak tau"

Regen terdiam mendengar ucapan kakeknya. Ia lantas melenggang masuk ke dalam rumah seraya memikirkan hal tersebut. Hubungan Regen, Irzan dan Indras memang kurang baik semenjak ayahnya itu memutuskan untuk menikah lagi dan menceraikan ibu mereka.

"Halo? Assalamualaikum, Mas"

"Iya, Waalaikumsalam. Gimana, Ya?" terlihat wajah Yaya dari dalam ponsel Regen

"Mas, udah jadi dapet izin lagi belum? Banyak soalnya yang mau diurus" tanya Yaya

"Oiya, mas lupa mengabari. Sudah dapet kok, bukan izin tapi WFA (Work From Anywhere) untuk 3 hari di minggu depan. Nanti awal Maret juga mas mengajukan WFA lagi sebulan. Biar bisa agak santai dulu setelah menikah.

"Oalah, alhamdulillah kalo begitu. Mas Regen sih cari jodohnya yang jauh, jadi bolak-balik kan keluar ongkos banyak hehehe" canda Yaya

"Ndak jauh lah, kalo kamu tinggalnya di Arab baru jauh, mau kesana juga mesti jual tanah dulu" ucap Regen mengimbangi candaan Yaya. Setelahnya Regen terdiam, seperti memikirkan hal lain.

"Loh, kok mukanya begitu? Ada yang lagi kamu pikirin ya mas?" tanya Yaya melihat Regen tampak murung

"Ya...mas lagi bingung"

"Bingung kenapa mas?" tanya Yaya

"Kakek suruh Mas secepatnya menghubungi Papa untuk ngasih tau rencana pernikahan kita. Mas belum siap ngomong sama dia, masih belum bisa dengar suaranya" ucap Regen. Yaya tersenyum seakan mengerti yang dirasakan calon suaminya itu.

"Kalo misalnya nelponnya nanti aja waktu mas kesini gimana? Biar ada aku yang temani mas bicara di telpon" mungkin itu adalah solusinya sehingga Regen meng iya kan saran Yaya.

***

Waktu rasanya berjalan begitu cepat. Setelah melakukan banyak persiapan dalam jangka waktu yang lumayan singkat, hari itu akhirnya tiba juga. Besok pagi Regen akan mengucap janji suci di hadapan penghulu dan para saksi. Seperti tidak menyangka bahwa mulai besok status Yaya akan berubah menjadi seorang istri.

Malam ini, semua telah berkumpul dirumah Yaya, kecuali Regen dan keluarganya yang sejak kemarin sudah berada di hotel didekat sini. Ada Oma dan Opa di ruang keluarga dan juga ada dua sahabatnya yang kini berada dikamarnya. Ini adalah malam terakhir mereka bisa tidur bertiga sebagai gadis, karena besok salah satunya sudah menjadi istri orang.

"Oma, kalo boleh tau kenapa dulu niat jodohin aku sama Mas Regen?" tanya Yaya

"Dia sudah lama tinggal sama neneknya walaupun waktu kecil tinggal Sragen, tapi oma tahu betul siapa Regen karena oma berteman baik dengan neneknya..."

"ayahnya jarang pulang dan suka main perempuan, sedangkan ibunya yang kerja keras banting tulang. Bahkan neneknya pernah cerita sama Oma kalau almarhummah ibunya pernah mengalami KDRT, dan Regen menyaksikan semua itu. Tapi anak itu nggak pernah ngeluh, baik, dekat sama Allah. Sesekali dia cuma nangis dan meluk si Ratih, ibunya. Anak itu benar-benar berbakti sama Ratih, makanya Allah lindungin dia sampe dewasa dan sehat hingga sekarang"

"Oma sempat nanya kenapa nggak punya pacar, dia jawab takut. Katanya dia mau langsung nikah aja biar Allah bisa jaga hubungannya. Disitu Oma bilang sama Nenek Sri kalau punya niat untuk jodohin kalian" lanjut Oma

"Makasih banyak ya Oma, karna bantuan Oma aku sama Mas Regen bisa sampe di titik ini" ucap Yaya haru

"Nah, uniknya disini. Oma dan Nenek Sri bahkan belum melakukan usaha apapun, semua terjadi alami aja. Seolah semesta tahu kalau laki-laki itu sudah menemukan tulang rusuknya jadi benar-benar Allah mudahkan jalan kalian untuk saling kenal dan dekat"

"Jadi istri yang baik ya. Lengkapi dia. Mungkin Regen banyak kurangnya karena dia manusia biasa sama kayak kita, tapi dengan cinta dan iman inshaallah pernikahan kalian selalu dilindungi Allah"

Yaya pun mengobrol dan mendengar petuah dari Oma sampai hampir larut malam

"Udah sana kekamar, temen-temenmu sudah nungguin. Ini malam terakhir bisa tidur bertiga kan?"

"ngobrolnya jangan lupa waktu, kamu kan harus bangun pagi, jangan sampai besok mata nya sembab karena begadang ya!" lanjut Oma

"Iya Omaku sayang"

Jogja dan CeritanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang