Bagian 30

40 2 0
                                    

Sepulangnya keluarga Gibran dari rumahnya, Yaya mengangkat panggilan grup dari teman-temannya. Ia nampak lelah dan menggulingkan tubuhnya dikasur.

"Assalamualaikum" ucap Yaya dengan wajah sumringah

"Waalaikumsalam ukhti" jawab Niken

"Tumben ngucap salam?" Ola heran

"Maaf, kalian siapa ya? Kayaknya kita belum kenalan" ucap Yaya dengan nada bercanda

"Orgil" jawab Ola

"Kasian banget, mana masih muda" timpal Niken

"Kenalin, saya Yasmin...calon istrinya Regen Gelanov" sembari menunjukkan jari manisnya ke layar ponsel

"WOY DEMI APA ANJ?!" Niken kaget mendengar penuturan Yaya

"Lo lagi becanda kan? Bilang sama gua kalo itu cincin emaklo" tanya Ola

"Engga. Serius gua dilamar Mas Regen..." Yaya mengucapkannya keras sembari menangis lagi. Ia menceritakan dengan detail yang terjadi antara dirinya dan Regen kemarin siang. Tak lupa ia juga menceritakan soal kedatangan keluarga Gibran.

"Gua masih nggak nyangka lo bakal nikah duluan Yul. Sama Regen lagi. Tapi gua seneng banget, dari cerita lo dan dari yang gua liat juga, Regen orangnya baik. Semoga dia bisa jadi suami yang baik juga ya buat lo" ucap Ola penuh haru.

"Bener kan? Lo dipertemukan sama orang yang inshaallah lebih baik dari yang sebelumnya" tanya Niken.

"Iya guys, gua seneng dan sedih juga sebenernya. Gua mau kalian tetep jadi sahabat gua ya sampe tua. Kalian harus nyaksiin tiap momen hidup gua kedepannya. Gua bersyukur punya kalian" Yaya menangis tersedu-sedu yang membuat kedua sahabatnya juga ikut menangis

Setelah menutup sambungan dengan mereka, ponsel Yaya kembali berdering menampilkan nama Oma didalamnya.

"Assalamualaikum cucu Oma yang cantik"

"Waalaikumsalam Oma"

"Selamat ya sayangnya Oma. Sudah disidang kan tadi? Gimana, lancar kan?"

"Iya oma Sudah, alhamdulillah lancar" jawab Yaya

"Dek, Oma dengar kabar baik tadi dari Mas Regen, bener itu dek?" Tanya Oma Martha

"Hehhee iya Oma, benar" mendengar jawaban Yaya, Oma terlihat sangat senang, beliau memanggil Opa dan mengatakan bahwa berita yang mereka dengar adalah benar. Mungkin Oma tidak menyangka bahwa semuanya akan berjalan secepat ini.

***

Hari ini pun datang. Seperti yang Regen janjikan, ia datang kembali ke Lampung dengan membawa Kakek, Nenek, dan juga adiknya.

"Ayo silahkan dicicipi, ini Yaya loh yang buat" ucap Bu Ayu sembari mempersilahkan tamunya untuk mencicipi kue lapis legit buatan putrinya. Nenek Sri dan Kakek Hartono memberi pujian, kuenya enak banget katanya.

Yaya yang sedari tadi masih bersiap didalam kamar lantas turun dan bergabung dengan Regen dan keluarganya dibawah.

"Benar yang itu yang mau dinikahi Mas Regen?" tanya bapak menunjuk Yaya yang sedang berjalan turun dari tangga

"Iya benar pak" jawab Regen malu-malu

"Oalah, kirain yang ini" Bapak menunjuk Mas Nendra yang kini duduk disampingnya. Canda bapak kemudian mengundang tawa mereka.

Setelah Kakek Hartono dan Bapak Tyo berdiskusi, akhirnya mereka menetapkan tanggal pernikahan Yaya dan Regen, yaitu tanggal 8 bulan 3. Akad nikah dan resepsi sederhana akan digelar di Bandar Lampung yang hanya akan dihadiri oleh kerabat dan orang terdekat saja. Sebuah acara kecil-kecilan juga rencananya akan diadakan di sebuah kafe bertema taman di Jogja dua minggu kemudian. Yaya dan Regen hanya menurut saja pada pilihan orang tua.

Ya Allah berarti wisuda nanti gua udah bawa suami?

Mengingat bahwa wisudanya di kampus baru akan diselenggarakan satu minggu setelah acara pernikahannya.

Selesai berdiskusi dan mengobrol santai, kini Regen, Irzan, Kakek Hartono dan Nenek Sri pamit pulang.

"Loh? Kok malah pesen hotel sih Mas Regen, bukannya menginap disini aja, disini juga kan ada kamar tamu" ucap Ibu pada Regen

"Ndak papa bu lagian kan cuman semalam. Sekalian biar kakek dan nenek bulan madu kedua" canda Regen yang mengundang tawa. Nenek dan Kakek memukul pelan lengan Regen karena salah tingkah.

"Iya bu, katanya juga nenek sama kakek mau berenang abis ini" timpal Irzan

Ibu tertawa pelan "Oalah ya Ampun, kalo gitu selamat beristirahat dan menikmati bulan madu kedua ya Kek, Nek" ucap bapak menimpali candaan Regen

Sebelum pulang, Nendra dan juga Yaya mendekati Regen dan Irzan. "Nanti malem nongkrong yok, bentar doang gua mau ngenalin cewek gua" Mereka bertiga kaget dan bersemangat utuk memg iyakan ajakan Nendra.

***

Selepas isya, Yaya dan Nendra menjemput Irzan dan Regen di hotel. Kakek dan Nenek kini sudah tidur, mungkin karena kelelahan sehabis berenang tadi sore.

Selang 15 menit setelah mereka datang dan duduk di kafe, datang seorang wanita cantik berambut hitam panjang.

"Guys, kenalin..." ucap Nendra sembari merangkul gadis itu

"Halo...Alvita" wanita itu menyalami kami semua dan lantas duduk diantara mereka

"Ini adik aku Yaya, ini Mas Regen tunangannya, nah yang ini nggak tau siapa" goda Nendra pada Irzan

"Berengsek" umpat Irzan terkekeh geli

"Becanda, ini Irzan, adeknya dia" sambil menunjuk ke arah Regen

"Kak Alvita sadar kan ini? Sehat? Ngga sakit?" tanya Yaya dengan wajah serius

"Iya, sadar, sehat kok" Alvita bingung

"Hah? Kok mau sih pacaran sama kambing?" Tutur Yaya sukses membuat mereka semua tertawa

"Bener kata orang, nggak ada gunanya punya adek"
ucap Nendra dengan wajah malasnya

Jogja dan CeritanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang