CHAPTER 01

210 59 3
                                    

Welcome to
*
*
*

Welcome to***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••○••

Perkenal kan nama ku nadin,hari ini umurku genap dupuluh tahun. Aku telah menyelesaikan sekolah ku sampai di perguruan tinggi. Dulu aku sangat amat menekunin jurusan tata boga,pada saat itu aku sangat berminat sekali untuk memasak makanya aku sendiri masuk di jurusan tata boga. Bahkan aku lulus dengan nilai yang cukup tinggi dan memuaskan. Nilai praktek ku jugak sangat memuaskan diri ku yang sudah berjuang ini. Aku seorang perempuan yang super mudah bergaul dengan cara melihat situasi.aku juga tau kapan aku harus berbicara dan juga diam. Aku juga tau apa yang harus ku komentari dan tidak aku komentarin.meskipun aku seorang gadis super tapi aku jugak gadis yang cukup simpel. Aku salah satu gadis yang tidak suka mencampurin urusan yang bukan urusan ku sendiri,itulah cara ku untuk kelihat simpel di mata orang lain.

Namun aku seorang perempuan yang selalu menaruh simpati dengan situasi seperti apapun yang terjadi di sekitar ku,mau di dalam hal kecil apapun itu. Bukan karena tidak mau mencampurin urusan orang, lantas aku cuek cuek aja dengan kejadian yang di depan mata ku. Akan tetapi aku tetap berusahan untuk peduli dan siap menolong jika pertolongan ku di butuhkan orang sekitar ku.

Tinggi badan ku tidak terlalu tinggi seperti gadis pada umumnya. Tinggi ku sekitar 158 cm dan berat badan ku saat ini tidak terlalu berat hanya saja naik di satu kilo dari 45 menjadi 46 kg. Warna kulit ku sawo matang tidak terlalu terang tidak terlaku gelap bisa di bilang standar lah. Aku jugak bukan terbilang seperti gadis pada umumnya yang menggunakan rok,aku lebih suka mengenakan celana celana biasanya. Bahkan aku lebih nyaman menggunakan celana jeans dan juga baju hoodie,baju baju kaos oversize. Dan biasanya saat aku di kedai kopi dan untuk ke seharian lainnya aku sering mengenakan sendal sendal biasa atauapun sepatu konvers pada umumnya.

Dengan rambut ku yang cukup panjang dan sering ku gerai aku juga sering menggunakan topi di kepala ku untuk berjaga jaga supaya tidak terkenak sinar matahari saat di luar ruangan.Aku biasanya keluar menggunakan sepeda motor yang ku beli dari hasil kerja ku selama menjadi barista. Dan biasanya jika aku merasa malas menggunakan sepeda motor aku lebih milih meinikin angkutan umum.

Kini aku sedang bekerja menjadi barista di sekitaran dekat perkotaan yang cukup ramai. Pekerjaan utama ku adalah melayanin,tersenyum menyapa pelanggan dan juga membuat kopi jikalau ada yang memesan,dan aku jugak sering memberikan free gift kepada pelanggan baru ataupun pelanggan lama ku di kedai kopi ini.

Aku sekarang tinggal bersama bunda dan ayah ku tepatnya di daerah dekat pasar malam sering di gelar,di dekat gg.matahari nomor 80 yang bercorakkan pagar berwarna biru muda dan rumah yang di cat berwarna biru muda di sandingin dengan warna putih,tidak lupa bunga bunga yang menjadi pajangan di halaman rumahku. Sudah sangat lama aku tinggal di situ dari semenjak nenek ku sudah meninggal, aku anak bungsu dan cucuk terakhir dari keluarga ku. Bunda ku sekarang seorang ibu rumah tangga,dulu bunda ku seorang wanita karir yang sangat sibuk,bahkan dulu aku di rawat oleh nenek ku. Akan tetapi bunda ku mengundurkan diri karna sering merindukan anak semata wayangnya ini.

Sedangkan ayah ku dia seorang karyawan di sebuah kantor milik temannya. Ayah ku sudah sangat lama bekerja di situ bahkan lebih dari duapuluh tahun lamanya. Hingga sampai sekarang umurku yang sudah dewasa ayah ku tetap bekerja di sana. Ayah sangat profesional dalam pekerjaan nya untuk mendisain dan menggambar sebagai arsitektur. Ayah jugak tidak kayak pria lain di luar sana yang sangat menyukai kopi. Ayah meminum kopi sangatlah jarang mau di buatkan kopi,ayah lebih menyukai jus jeruk ataupun teh manis. Tetapi Ayah sangat berbanding terbalik dengan Bunda,dulu di saat Bunda muda dia sangat menyukai kopi hitam maupun kopi susu sekali pun. Tetapi beda dengan aku yang tidak seperti Bunda ataupun Ayah,aku anaknya netral netral saja seperti di level pertengahan.

Jam kerjakan ku sekarang juga bisa di katakan sangat netral, dan di bagi di 3 shift. Jam buka kedai kopi kami sekitaran jam sembilan pagi dan tutup di jam 8 malam ataupun jam sembilan malam. Jika aku terkena di shift pagi aku juga harus cepat dan datang sebelum di jam sembilan pagi dan jadwal pulang ku tepat nya di jam lima sore. Dan jika aku dapet di jadwal apes nya di jam pertengahan aku datang sebelum jam sebelas siang dan akan pulang di malam hari,tetapi di situ aku selalu mengendarai sepeda motorku.

Dan di kedai kopi kami berjumlahkan sekitaran delapan orang empat seorang barista, aku, zaki namira dan juga gio. Sedangkan untuk pramusaji ada sekitar empat orang jugak itu di bagi tugas untuk mengelap meja setelah pengunjung pergi. Dan untuk kebersihan kedai udah jadi tanggung jawab kami semuanya, kedai kopi kami cukup besar jadi kami bekerja sama untuk menghandlenya bersama sama.

Walaupun aku seorang gadis yang berlatar belakangkan tataboga aku jugak tidak terlalu suka dengan membuat semacam makanan ataupun kue kue kering. Aku sendiri lebih tertarik membuat berbagai macam minuman yang beragam macam bentuk dan juga rasa, tetapi aku sangat senang berada di profesiku,bagi banyak orang melihat menjadi seorang barista adalah pekerjaan yang mudah dan enak nyatanya tidak semudah yang di bayangkan banyak orang.

Sebelum masuk ke kedai kopi ini aku sebelumnya belajar khursus untuk melatihku menjadi barista dan bagai mana cara pembuatan kopi. Beberapa praktek serta kegagalan yang aku alamin juga tidak mudahlah menggapai kelulusan dalam praktek khursus seperti ini. Aku juga pernah gagal dalam praktek ujian ku,tetapi berkat Bunda dan Ayah ku aku bisa menjadi seperti sekarang,dalam kamusku tidak ada kegagalan untuk menyerah.

Kini sudah 1 tahun lebih aku menginjakkan kaki ku di kedai kopi ini. Sudah banyak sekali karakter pelanggan yang ku temui dan aku ketahuin dari beberapa sifatnya. Tidak jarang pelanggan membuat ku geleng geleng kepala. Ya karena karakteristik setiap orang jugak berbeda beda dari yang lainnya. Suka duka menjadi seorang barista sudah ku alamin semenjak satu tahun lebih ini.

Anggota di kedai kopi ini sangatlah solid dalam bekerja sama tidak ada riuh dalam anggota kedai kopi ini. Di antar delapan kami ini aku lebih dekat dengan namira, tubuhnya lebih tinggi dari tubuhku yang sangat minim dan mungil ini, rambutnya namira juga sangat tebal sepertinya juga sama sama tebal cuman bedanya rambut namira sedikit ikal dan berwarna.

-seduhan kopi seorang barista-

seduhan Kopi seorang barista [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang