CHAPTER 06

45 43 0
                                    

Welcometo
*
*
*
*

Welcometo****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*
*
*
••○••

"Itu tempat kerja aku nad, yang paling pojok yang dindingnya berwarna kuning."

Devan sedang makan, kenapa masih bicara juga. Lagi pula nadin tidak bertanya dimana tempat kerja devan. Nadin mengangguk seraya mengatakan "oh" tapi nadin berubah pikiran, rasanya kasihan sekali jika omongan devan tidak nadin tanggapin sama sekali. Lalu nadin lanjutkan dengan bertanya

" belum lama ya mas devan kerja di situ?."

" iya nad, baru mau masuk tiga bulan."pantas saja nadin baru melihatnya sering keluar masuk kedai kami satu bulan belakangan ini.

" mie aku udah habis, aku di luan ya mas devan." Ucap nadin sudah merasa risih dan tidak enak hati.

Nadin sama sekali tidak berharap bertemu kagi dengannya, hampir saja nadin lupa mie ayamnya, sama seperti kemarin lusa saat nadin hampir lupa membayar ayam geprek karena dinganggu oleh devan. Nadin bergegas meninggalkan kede mie ayam itu seteleh selesai membayarnya.

Setelah nadin fikir fikir lebih dalam, kenapa nadin harus merasa terhantui oleh devan. Harusnya nadin menanggapinnya seperti biasa aja. Seperti saat nadin menanggapi teman laki lakinya yang lain. Bisa mengobrol dengan santai,bercanda ria bahkann membuat lelucon bareng. Kenapa saat berhadapan dengan devan rasanya sangat aneh. Kenapa nadin begitu canggung menanggapinnya, apa nadin harus senervous itu saat berbicara dengan orang tampan?! Ahh.....sudahlah...devan sangat tidak penting untuk di fikirkan.

Baru saja hendak melangkah masuk ke dalam kedai ponser nadin berbunyi, tanda sesuatu pesan masuk. Wahh...devan mengirimkan nadin sebuah pesan.

Mas devan
"Maaf lho nad, sudah mengganggu makan siang kamu tadi. Harusnya biar aku yang traktir mie ayam kamu."

Tak ada angin tak ada hujan si devan mengirimkan sebuah pesan seperti ini kepada nadin. Sepertinya devan memikirkan sesuatu tentang sikap nadin tadi. Devan pasti sadar kalau nadin malas menanggapin dirinya yang sedang berbicara. Maka itu devan merasa bersalah lantas mengirimkan nadin pesan seperti ini. Agar tidak dikatakan sombong, nadin pun membalas pesan devan

Nadin
"Ahh gapapa kok,santai aja mas devan "

Baru saja pesan balasan nadin selesai di kirim, namira yang melihat nadin yang masih berdiri memegang poselnya di ambang pintu di samping kedai, langsung memanggil nadin dengan nada yang cukup keras.

" nadin...! Cepet sini ada yang nyariin kamu."

Nadin langsung berjalan ke arah namira dan bertanya siapa yang mencari nadin di siang siang begini.

" itu kamu liat sendiri aja deh. Orangnya di dekat meja barista tempat kamu bikin kopi biasa."

Nadin bergegas memastikan siapa orang di maksud oleh namira datang ke kedai secara tiba tiba mencari nadin. Begitu nadin sampai di ambang pintu antara pintu belakang dengan pintu barista, nadin langsung bengong dengan apa yang dia lihat sekarang. Ternyata dia devan, yang sedang melambaikan tangannya kepada nadin yang sedang terbengong.

"Hallo mbak nadin,aku bawa sesuatu buat kamu." Ucap devan sambil mengangkat paper bag yang berisi kue tepat di depannya.

Devan lagi....devan lagi..hari ini devan kenapa sih, dia manusia apa bukan sih,tadi perasaan nadin meninggalkan dirinya yang sedang asyik makan mie ayam. Dan sekarang dia sudah ada di sini membawa bingkisan paper bag. Nadin kalah cepat atau nadin yang kelamaan, devan sudah ada di sini dengan secara tiba tiba.

"Ahh mass devan udah sampek di sini diluan,hebat banget hahahah." Ucap nadin dengan terkekeh untuk menutupin dirinya yang sudah jengah menghadapin devan saat ini. Nadin harus terpaksa berpura pura asyik aja di depan devan.

"Ni nad aku bawain kamu kue brownisnya yang di jual rekan ku,aku beliin buat kamu jugak." Ucap devan sembari menyodorkan paper bag nya kepada nadin.

"Oh iya makasih banyak loh mas devan, repot repot sekali."

"Gapapa nad, dimakan ya semoga suka, aku di luan mbak nadin. Sampau ketemu lagi mbak nadin."

Haduh lagi lagi devan mengatakan sampai ketemu lagi apa devan sangat niat ingin jumpa dengan sosok seorang nadin lagi?!

Nadin memanjang manjangkan lehernya, menyelidikin dengan mata, nadin mengamatin langkah kaki devan saat keluar dari arum story, ternyata mobil hitam yang terparkir di depan kedai itu mobilnya devan. Cocok juga sangat keren di gunakan devan apalagi dengan penampilannya devan.

"Nad...nadin!!." Suara zaki yang bernada cukup kuat membuayarkan lamunan seorang nadin

" ehh...zaki."

" lo lagi ngelamuni apa, lo liat cowok ganteng itu." Ucap zaki sembari menunjuk mobil hitam tepat dimana mobilnya devan yang sudah melenggang pergi.

"Sok tau kamu zak."

••○••

Selepas waktu makan siang, kedai sudah mulai ramai. Nadin bersama gio berbagi tugas untuk meracik minuman para pelanggan yang datang dan memesan. Zaki?, entah kemana perginya anak itu. Biarlah, dia datang terlalu awal padahal sip kerjanya zaki masih ada beberapa menit lagi.

"Nad liat tu cream nya yang lo tarok berceceran kayak gitu." Ucap gio yang melotot ke arah tangan nadin yang sedang memegang gelas dan sebotol whip cream.

"Astagfirullah..." ucap nadin dengan terkejut dan buru buru membersihkan whip cream yang tercecer keluar dari gelas yang nadin pegang.

Nadin sudah sangat kelewatan sekaku menyemprotkan cream itu di atas gelas minumannya. Nadin melamun lagi dan lagi. Untung aja nadin tidak seperti itu di hadapan para pelanggan.

"Nad itu apaan?, paper bag dari siapa?." Ucap geo yang langsung di alihkan nadin bahwasannya itu punyak bundanya bukan dari devan

" e-eh hmm itu punyak bunda aku, isi nya kue pesanna bunda." Ucap nadin dengan sangat sangat gugup.

" ohh...baik banget lo nad beliin bunda lo kue."

Padahal nadin sedang menipu gio, nadin tidak mau jujur untuk tersebarnya gosip. Bisa kacau sekali bila nadin di belikkan kue brownis oleh devan. Jelas jelas sekali wajahnya devan sudah tidak asing di kedai tempat nadin bekerja.

••○••

seduhan Kopi seorang barista [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang