CHAPTER 07

50 41 0
                                    

Welcomto
*
*
*
*

Welcomto****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••○•

Nadin melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.6 menit lagi pukul 5 sore , artinya setelah nadin menyaipkan pesanan nya satu lagi, dan langung kebelakang menyerahkan tugasnya kepada zahra

" makasih mbak" ucap pelanggan kepada nadin setelah menerima kopi latte dengan di selingin es. Tidak lupa nadin membersihkan meja kerjannya, dan mengambil paper bag yang berisikan kue yang di berikan oleh devan tadinya. Nadin bergegas ke belakang, dan melepaskan celemek hitam kesayangannya. Nadin melipatnya dan menyusun rapi di loker milik nadin.

Nadin sangat heran pada dirinya sendri. Kenapa hari in nadin sangat buru buru ingin pulang? Biasanya hari sabtu gini nadin masih betah berlama lama di kedai biarpun jam sip nya sudah habis. Nadin keluar dari pintu samping kedai, menuju samping gerbang ruko, nadin masih memperhatikan paper bag yang ia bawa di tangan kanannya. Apa karna kue brownis ini, nadin ingin sekali cepat cepat ke rumah?, kalau di buka nadin di kedai, nadin harus membagikannya dengan teman temannya juga. Bukannya nadin pelit atu tidak mau berbagi, tetapi kue brownis yang di berikan devan berukuran mini. Jadi nadin bingung bagaimana harus membagikan kue brownisnya.

Sekian menit telah dilewatin....

" bunda.... nadin punya kue brownis ayo kita makan sama sama."

"Ayah gak di bagi ni ceritanya." Ucap ayah nadin yang nongol dari pintu dapur, nadin lupa bahwa ayahnya hari ini libur.

"Ehhh ita nadin lupa yah, sini kita makan bareng kuenya gak terlalu besar jadi kita makan nya bagi bagi aja."nadin meninggalkan paper bag berisi brownis itu di atas meja di depan tv, nadin buru buru mengambil pisau di dapur.

Bunda sangat tau, kalau nadin sangat tidaj terlalu menyukai yang namanya kue semacam ini. Bunda juga tau kalok nadin tidak pernah membeli kue untuk mengkhususkan dirinya sendiri. Kalau pun nadin makan kue sejenis ini, pasti nadin di berikan dari orang lain.

"Lumayan,kuenya cremi siapa yang kasih?."

"Teman aku tadi bun"

"Teman kanu ulang tahun?, cewek apa cowok."

"Iya ulang tahun bun, kebetulan yang ulang tahun cowkk." Jawab nadin singkat, dan langsung bangkit dari tempat duduknya dan menuju ke kamar. Ku berownis yang manis itu,masih bersisah di mulunya nadin. Nadin sengaja melenggang pergi karna takut di tanyak untuk pertanyaan berikutnya dari bundanya. Nadin terlalu jujur dengan mengatakan bahwah yang memberikan dirinya kue yaitu seorang pria. Sebelum bunda menyelikin lebih banyak tentang nadin,alangkah baiknya nadin melenggang pergi dari hadapan bundanya dengan segara. Untung ayah asik dengan memakan kue nya,jadi dia tidak terlalu dengan dan peduli dengan perkataan bunda lepada nadin.

Tas selempang berwarna hijau masih terselempang di bahunya nadin, nadin langsung meletakkan di ujung tempat tidurnya. Setelah itu nadin mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah yang lebih santai. Lalu nadin mengambil handponenya di dalam tasnya tadi. Ketika nadin hendal mambuka resleting tas nya tiba tiba saja hp nya nadin bergetar pertanda ada notifikasi pesan yang masuk.

Devan
Sudah pulang yang nad?,gimana kue nya enak gak?

Astaga devan lagi, kayaknya buble chatnya nadin sekali ini akan di penuhin dengan notifikasi dari devan. Sabar nadin,cobalah untuk bersikap biasa aja kepada devan. Nadin akan menanggapinnya seperti temana biasa,layaknya seperti zaki gio dan teman yang lainnya.

Setelah termenung beberapa detik nadin langsung membalas pesan uang di kirim oleh devan.

Nadin
IYa, aku udah di rumah,kue nya enak,terimaksih devan.

Nadin sengaja mematikan topik dan tidak ingin bertanya apalagi kepada devan. Biar terkesan nadin layaknya manusia sibuk yang tidak ingin di ganggu sama sekali. Tapu nadin cukup mengapresiasi usaha devan untuk berteman dengan nadin. Nadin ingin meletakkan ponselnya,tetapi belum sempat di letakkan nadin sudah ada pesan masuk lagi

Devan
Lho ini kan malam minggu nad? Emangnya rumah kamu
Dimana?

Kenapa devan terus bertanya kepada nadin?, kenapa tadi devan tidak bertanya pas bertemu langsung dan berhadapan langsung depan nadin. Atau devan bisa bertanya di lain waktu. Sungguh nadin sangat malas menanggapin pesan devan. Apa orang orang yang memliki pacar seperti ini saat pe dekatan? Nadin sangat tidak paham. Kalok hanya ingin berteman, teman teman laki laki nadin banyak,tetapi mereka tidak pernah mengirimkan pesan untuk bertanya dimana rumah nadin berada. Mereka mengirimkan pesan kepada nadin jika ada hal penting, contohnya soal perkerjaa.

Devan benar benar membuat otak nadin menjadi bingung dan aneh. Nadin harus bicara kepada siapa soal ini? Apakah namira masih bisa di percaya soal devan. Nadin menoleh ke arah jam dinding di tembok kamarnya. Sekarang hampir jam 7 malam, seharusnya pekerjaan namira sudah hampir selesai sekarang. Apa nadin berbicara lewat telfon saja? Baiklah nadin akan bertanya soal kabarnya dari via pesan.

Nadin
"Namira udah pulang?aku mau nelfon ni ganggu ga?

Tak berselang waktu lama namira langsung menjawab pesan nadin tanpa aba aba

Namira
Aku baru sampai rumah nad, kalok mau nelfon sekarang
Aja boleh kok

Baiklah nadin akan memulai sesi curhat yang panjang kepada namira. Nadin pun memulai percakapannya, dan menceritakan kronologis saat devan sering sekali mengunjungin kedai kopi tempat nadin bekerja. Hingga devan mengajukan sesi perkenalan di warung ayam geperek. Sampai saat dimana dia mengirimkan nadin pesan juga memberikan nadin sebuah kue brownis yang di tempatkan di paper bag.

Kalau menurut namira,itu sebuah pertanda yang cukup baik buat nadin. Manurut namira, devan sudah sangat lama memperhatikan nadin belakangan ini,tetapi baru sekarang dia berani menunjukkan kedekatannya. Tapi, nadin tidak mau terlalu percaya kepada namira gitu aja. Namira memberikan saran agar terus membalas pesan devan saat dirinya mengirimkan pesan. Jika ingin tau apa maksud devan,sebaiknya nadin membalas setiap pesannya devan.

Ya boleh juga sarannya, agak betul juga uang dikatakan namira kepada nadin. Nadin juga penasaran bagaiman kelanjutan sikap devan terhadap nadin. Akhirnya setelah 1jam lebih nadin membalas pesan dari devan.

"Maaf baru balas, aku tinggal di dekat pasar minggu kalau kamu devan dimana?." Nadin balik bertanya kepada devan supaya hatinya merasakan senang,tetapi tidak butuh waktu lama pesan nadin langsung di balas cepat oleh devan

"Aku di mampang prampatan, kapan kapan aku boleh main ke rumah kamu?.

apa? Devan ingin bermain kerumah nadin? Bahkan belum kenal lama devan sudah sangat ingin mengunjungin rumah nadin begitu saja. Nadin langsung kewalahan ingin membalas apa kepada devan. Situasinya sudah sangat rumit melihat pesan devan.

••○••

seduhan Kopi seorang barista [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang