CHAPTER 05

47 44 0
                                    

Welcometo
*
*
*
*
*

Bantu vote dan komen!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bantu vote dan komen!!

Follow sebelum baca!!

••○••

Waktunya untuk beraktivitas kembali di hari ini. Setelah banyak menghabiskan waktu semalam bersama Bundannya Nadin. Hari ini hari weekend biasanya kedai Arum Story akan ramai seperti biasanya. Alhamdulillah nya Nadin kedapatan jadwal di pagi hari nya. Biasanya kalau di hari weekend Nadin jarang sekali langsung pulang ke rumahnya, biasanya Nadin menghabiskan waktu untuk bersantai-santai terlebih dahulu, dan sesekali Nadin membantu para kariawan jikalau banyaknya pengunjung dan sudah terlalu mendesak sekali.

Di hari gini Nadin sudah kehausan,Nadin sekarang sangat membutuh kan air mineral untuk masuk ke dalam tubuhnya. Mau tidak mau Nadin harus mengambil air mineral dan juga menaruhnya di samping meja kerjanya,dia akan meminumnya lagi jikalau di merasa kan haus. Saat Nadin ingin menegakkan air kedalam mulutnya,tiba tiba saja Namira datang menenteng tas besar yang ia kenakan,alhasil mengenai gelas tersebut dan air mineral yang ingin di minum Nadin terjatuh dan membuat basah lantai kedai kopi.

Buru buru Namira mengambil kain pel. Namira langsung mengepel lantai,sedangkan Nadin sibuk mengelap meja yang sudah habis basah akibat air mineralnya terjatuh. Sibuk dengan pekerjaannya sendiri,sampai-sampai ada yang datang dan mendorong pintu kedai. Buru-buru Nadin balik dengan sigap ke posisi awalnya. Nadin begitu terkejut melihat seseorang yang sedang berhadapan dengan dirinya sekarang ini.

"Haii Nadin!!...ehh hai Mbak Nadin." Ucap Devan sambil mengoreksi tutur katanya yang salah

"Haii Devan...!mau pesan kopi moka?."ucap Nadin dengan sangat bersemangat,tadinya selama Nadin melayanin pelanggan tidak se excited sekarang.

"Ahh Mbak Nadin udah tau ya favorit saya."ucap Devan sambil tertawa sedikit."dan satu lagi 2 donat coklat."ucap Devan seraya menunjuk dona di kertas menu.

"Dua?donatnya?"

"Iya dua,satu buat aku makan di sini satu buat cemilan di kantor." Ucap Devan,reaksi Nadin hanya mengangguk saja dan kembali dengan senyum manis nya

Setelah itu Devan langsung membayar pesanannya kepada meja kasir. Devan balik ke hadapannya Nadin, Devan berdiri di hadapan Nadin seraya melihat kopi moka nya yang sedang di seduh oleh Nadin.

"Kamu kenapa berdiri di situ?,biasanya kamu langsung nyari tempat duduk lalu meminta kami untuk mengantarkan pesanan kamu." Gumam Nadin dalam hati.

"Udah lama ya Nad kamu kerja jadi barista di sini?."ucap Devan seraya mengajak Nadin mengobrol sambil melihat Nadin menyiapkan pesanan nya, "lumaya sih udah sekitar satu tahun."

"Kopi yang setiap aku pesan di kamu rasanya enak juga tau,pas sama selera aku."

"Oh ya?,btw makasih banget."ucap Nadin sambil tersenyum manis.

Akhirnya telat selesai menyiapkan secangkir kopi moka yang di pesan oleh Devan. Nadin langsung memberikan secangkir kopi moka itu kepada Devan. Sedangkan tangan yang satunya lagi tampak Devan sedang memegang bikisan berisi donat yang ia pesan.

Devan langsung berjalan kemeja pojok tempat biasa dia dudukin. Sambil memakan donat, pandangan Devan sesekali melihat-lihat ke luar jendela, memandang-mandang orang-orang yang sedang berlalu lalang.

"Benar juga kata Zaki, dia sangat manis dan cukup lumayan. Kemarin saat Devan sedang tertawa dengan rekannya dia terlihat manis dan tampan." Ucap Nadin di dalam hatinya.

Hari ini Devan mengenakan kemeja lengan panjang berwarna army, ootd Devan hari ini cukup bagus dan rapi. Rambutnya Devan di sisir dengan rapi. Sangat ganteng bukan. Nadin langsung berfikir,apakah pria seperti Devan belum memiliki seorang pacar. Apa jangan-jangan Devan sudah menikah dan memiliki seorang anak dan istri. Bahkan Nadin tidak bisa memastikan berapa usianya Devan. Waktu itu Nadin mengira ngira usianya Devan sekitar 29 atau 30 tahun. Tetapi kelihatannya Devan lebih mudah, hanya saja penampilan membuat dirinya dewasa.

Nadin rasa secangkir kopi moka itu sudah habis minum Devan, bungkusan yang berisi donat sudah di masukkan Devan kedalam tas ranselnya. Pasti sebentar lagi Devan akan berdiri dari tempat duduknya. Nahh....benar saja tebakan Nadin. Nadin pun segera bersiap-siap mengambil posisinya, Nadin berpura pura sibuk dengan pura pura menulis di atas buku notesnya. Layaknya sedang sibuk bergulat dengan apa yang di tulis.

Nadin menghindari pandangannya dari Devan yang sudah berjalan menuju pintu kedai. Devan tetap menyapa Nadin bahkan ntah kenapa devan menghentikan langkah kakinya di depan Nadin

"Nadin....aku mau minta nomor kamu.?

Nadin langsung mendongakkan kepalanya dan memasang wajah terkejut serta cengoh
"Ha? Nomor hp aku? Tentu aja boleh hehehe."

Nadin tersenyum simpul sembari menyebutkan nomornya satu persatu. Devan juga mengatakan dia telah mengirimkan sebuah pesan yang menandakan bahwa itu dirinya. "Makasih ya Nadin." Akhirnya setelah selesai meminta nomor Nadin,Devan langsung beranjak pergi.

Sekitar 15 menit kepergian Devan, Mbak Arum datang secara tiba tiba dan langsung menyapa Nadin.

"Nad.....pagi ini sudah ada customer yang datang?."

"Ha?, sudah Mbak baru 5 orang."

Mbak Arum mengangguk angguk dan melangkah meninggalkan Nadin dan langsung menuju ruang kerja Mbak Arum tepat di lantai 2 atas.

Sudah pukul 12.20 waktunya Nadin istirahat dan makan siang. Posisi Nadin sekarang di gantikan oleh gio. Nadin sendari tadi sudah menunggu nunggu jam istirahat karena dia sudah mengincar mie ayam yang terletak di belakang kedai Arum Story. Nadin buru buru memesan mie ayam tersebut tanpa basa basi dan sebelum kedai mie ayam itu ramai.

Tidak menunggu waktu lama, semangkuk mie ayam lezat lengkap dengan sebuah bakso dan sawi telah terpampang nyata di depan mata Nadin. Dan tiba tiba saja suara yang tak asing terdengar di telinganya Nadin

"Sendirian Nad?."

Nadin menghentikan untuk menyuapkan mie ayam ke mulutnya dan menjawab singkat pertanyaan dari Devan "iya". Ucap Nadin dengan sangat cuek dan cukup singkat. Nadin langsung buru buru menyuapkan kembali mie ayamnya ke dalam mulutnya.

Nadin sedikit melirik Devan mengambil posisi duduk di samping sebelah kanannya Nadin

"Kamu tambah cantik ya Dad kalau lagi makan."

Hampir saja nadin tersedak mendengar ucapan Devan. Terlalu to the poin tanpa aba aba dan basa basi sekali tiba tiba saja mengatakan hal spontan itu kepada Nadin. Lantas Nadin hanya tertawa kecil dan mengangguk mengucapkan sepata kata 'terimakasih' setelah itu Nadin balik menyuapkan mie ayam ke dalam mulutnya dengan wajah yang sudah merah padam malu.

"Kok aku salting sih."ucap Nadin dalan hatinya

-seduhan kopi seorang barista-

seduhan Kopi seorang barista [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang