CHAPTER 09

44 34 16
                                    

Welcometo
*
*
*
*

Welcometo ****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*
*
••○••

Setelah makan ketoprak dan keluarga nadin pulang hingga larut malam. Kini di pagi hari suasana hati nadin cukup bahagia. Hari ini nadin masuk di ship siang, jadi masih ada waktu nadin untuk bersantai santai ria di rumahnya saat ini. Nadin mengambil handponenya yang terletak di atas meja samping tempat tidurnya yang ia letakkan tadi malam. Ada 2 pesan yang dikirimkan devan untuk nadin saat ini, dan 1 pesan dari pak raran.

Nadin lebih memilih untuk membuka pesan dari pak raran terlebih dahulu. Mungkin ada hal hal penting yang ingin di sampaikan oleh pak raran pagi pagi begini.

Pak raran
Selamat pagi mbak nadin, nanti saya gak bisa
Jemput mbak nadin, soalny saya nanti mau pulang kampung si mbok sakit mbak, maaf ya mbak nadin.

Waduh ntar malam aku harus minta jemput ayah ni. Tapi kasian ayah pasti capek. Tapi ya mau gimana lagi. Bersyukur selalu ada ayah yang bisa di andalkan nadin. Setelah mengirimkan pesan dari pak raran, nadin langsung membuka pesan dari devan.

Mas devan
Hai nad, kamu hari ini masuk siang ya?
Soalnya aku tadi dh sampai depan kedai dan
Gak liat kamu di sana, jadi aku tunda deh masuk.

Devan
Iya mas devan aku masuk siang hari ini.

Kalau pun mas devan mau sarapan ataupun ngopi, kan tidak masalah jika tidak ada nadin. Ya nadin juga tau jikalau waktu itu nadin masuk siang devan tetap datang ke kedai arum story, tanpa menunggu nadin sedikit pun. Tetapi kenapa sekarang malah devan menunggu nadin, seperti ada apa apanya. Sepertinya, devan mengkhususkan waktu nya untuk kek kedai hanya untuk melihat nadin.

Setelah nadin mengumpulkan nyawanya untuk bangkit dari tempat tidur, nadin langsung ke bawah dan melihat bundanya yang sedang asik memilah milah tanamannya. Kendaraan ayah tidak ada di parkiran rumah, kira kira ayah sedang pergi kemana ya?.

"Bunnnn....bundaa!."

"Ehh kamu...ngagetin bunda aja."

"Pagi pagi gini kendaraan papa kok gadak bun, papa kemana?." Tanya nadin penuh dengan rasa penasaran sambil celingak celinguk

"Ayah pagi ke rumah tante maya ada yang lagi mau di bahas sama om juan."

"Hehehe iya deh bunda cantik."

"Kamu ni nad ada ada saja."

" oh iya bun."

"Kenapa nad?."

"Gapapa sih bun cuman tes telinga bunda aja." Ucap nadin menjahilin bundanya yang sedang memilah bunga.

••○••

Sekarang sudah pukul 8 lewat 20, nadin duduk di depan televisi yang di biarkan bundanya menyala terus menyorot ke arah nadin. Tv nya menyalakan tentang berita. Nadin menaikan volumenya dengan kuat agar terdengar di telinganya yang sedikit begitulah. Sedikit samar samar terdengar suara mesin cuci yang berputar, tetapi lama kelamaan mesinnya mati dengan sendirinya. Nadin mengeceknya, ternyata isinya hanya air biasa saja yang terputar dengan sendirinya. Lalu nadin melanjutkan pekerjaan bundanya, nadin membuang airnya dan menggantikannya dengan yang baru. Menurut nadin, mesin cucingat amat kasian, tetapi nadin tetap menyayangi mesin cucinya yang sangat bersemangat berputar yang di penuhin dengan pakaian kotor, tetapi dia tetap memutar dengan semangat walaupun terlalu sering di gunakan.

Kalau nantinya si mesin cuci udah gak menyala dengan semangat, berarti dia sudah sangat lelah dengan memutar setiap di pakai. Bunda yang ntah darimana datangnya tiba tiba mengagetkan nadin yang sudah berdiri di samping nadin dengan tubuh yang tegap.

"Ada yang aneh ya nak, sama mesinnya, soalnya bunda perhatiin kamu merhatiin ke situ mulu."

"Gapapa sih bun, kayak suka aja liat putaran mesin cuci, kayak dia semangat banget ya bun kalok kita suruh cuci pakaian kotor kita."

"Ah ada ada aja kamu nadin."

"Tapi cobak deh bunda perhatiin, semakin sering kita gunakan mesin ini pasti dia juga ngerasain titik lelah dia dimana, contohnya kayak mesin tante inara waktu tu, dia tiba tiba berhenti dengan sendirinya dan gak bisa di gunain lagi. Sama kayak kita bun kalok udah bosan pasti berhenti, tandanya titik lelah nya tu udah di ujung." Ucap nadin yang malah deep talk dengan bundanya secara tiba tiba

"Kok malah curhat gini sih nad, udah udah jangan kamu liatin aja tu mesinnya, ntar dia salting soalnya kecantikan kamu tiada batas." Goda bundanya nadin

"Isss bunda ada ada aja dehh."

Setelah itu nadin melanjutkan cuciannya, setelah selesai dengan putarannya nadin langsung membilas kainnya dengan hati hati, lalu nadin mengeringkannya di tabung pengering, setelah itu ia lanjutkan untuk menjemur pakaiannya. Kami bertiga di rumah nadin sangatlah flaksibel dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Tidak ada pembagian tugas di rumah nadin, hanya saja mereka akan melakukannya ketika mereka melihat ada yang jorok ataupun dengan membantu sendirinya, sudah terlalu sering membersihkan apapun tanpa di minta jadi mereka tidak membagi tugas sama sekali.

Sebab itulah, rumah nadin tampak bersih dan juga rapi, biar di bilang rumahnya di bilang sangat lama dan feminim. Nadin sangat bersyukur di lahirkan di keluarga ini. Kelak nadin aja memberikan kebahagian terhadap bunda adan ayahnya nadin.

Hampir saja nadin melupakan memberi tahu kepada ayahnya bahwa dia meminta menjemput nadin di kedai kopi setelah pulang kerja nanti. Untung tadi bunda bertanya kepada nadin kalau tidak nadin kelupaan.

"Ntar malem kamu pulang sama pak raran nad?."

"Ehhh iya lupa bun, pak raran lagi pulang kampung jadi gak bisa jemput aku deh."

"Lho tiba tiba banget nad, bilang ke ayah gih suruh jemput nanti malam"

Setelah nadin memberitahu kepada ayahnya dengan buru buru, nadin langsung berjalan kaki sedikit untuk mendapatin jalan raya. Siang ini bus kota cukup lengang, nadin sekarang duduk di belakang bangku supir, dan di belakang nadin ada seorang ibu ibu yang asik dengan mimpinya. Kepalanya ibu itu sampai sampai terantuk antuk, nadin terkekeh pelan karna ibu itu tidak sadar kah bahwa dirinya sekarang sudah tidak karuan saat tidur.

••○••

Haii semuanga sampai sini dulu yaa
Happy enjoyss
Jangan lupa!
Vote+spam komen

seduhan Kopi seorang barista [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang