CHAPTER 16

10 9 1
                                    

Haii sobat itik...

Happy reading chapter 16....

••○••

Hari ini kedai arum story bisa di lihat tidak terlalu ramai. Ada pelanggan yang datang hanya mengisi bagian yang kosong di meja pelanggan. Yang biasanya hadir dengan rombongan. Kini belum menampakkan batang hidungnya sedikit pun, sedangkan geo sudah balik dari makan siangnya. Terlihat kedua temannya Nadin sudah siap siap di tempat masing masing. Tampak namira yang menyeret bangku untuk duduk di tempatnya. Terlihat dari rautnya namira, dia seperti mengantuk berat. Berapa kali Nadin melihatnya menguap di saat duduk di tempat duduknya tadi

Nadin dan geo melanjutkan berbincang sebelum makan siangnya Nadin tiba

"Trus kamu tau gak sih, ada ni peserta. Yang di suruh biat flat white, ternyata di naruh susu nya kebanykan dong. Jadinya kan tu manis banget pluss bisa di bilanh warnanya keterangan banget."

"Sumpah...hahaha, ada ada aja. Aturannya warnya gak gitu kan."

"Trus tu pelatihanya khawtir sama bentukannya yang begitu . Pelatihnya masih ngamatin ni ge, bukannya emgomentarin malah geleng-geleng kepala liatnya."

"Hahaha trus trus pelatihnya giman setelah itu?."

"Akhirnya pelatihnya ngometarin juga dong, dia bilang gini 'ini flat white apa caffe latte ya mas?' Susunya kebanyakan ni. Tapi gapapa saya cobain aja ya."

"Trus gimana reaksinya?."

Belum sempat Nadin melanjutkannya, obrolan keduanya malah terpotong sebab terdengar langkah kaki Mbak Arum menurunin kakinya ke arah bawah. Padahal lagi seru tiba-tiba saja terpotong. Setelah itu Mbak Arum mendatangin meja tempat Nadin membuat kopi. Dia menyerahkan gelasnya yang ia bawa tadi kepada Nadin. Ternyata gelasnya sudah habis tandas di minum oleh Arum.

"Makasih ya nad....mbak pergi dulu. Mari semuanya."

"Iya mbak, hati hati."

Ucap mereka serempak dan di barengin dengan senyum simpul. Arum sangat cantik dan sempurna menggunakan rok pendek, serta tak lupa di selingin belzer yang tertera di tubuhnya. Tak lupa Arum selalu menggunakan tas selempang mini, sepertinya Arum juga mengoleksi banyak tas tas mahal dan cantik cantik. Nadin berfikir ntah kapan ia merasakan menjadi Arum yanh nyaman menggunakan seperti itu

Kali ini Arum keluar dari pintu depan. Terlihat jelas dari balik kaca Arum belok ke arah samping sana. Dan benar saja mobil putih yang tadi adalah milik Arum.

"Nad, trus yang di bilang pelatih lo tadi apa." Ucap geo yang mengagetkan Nadin, spontan dia berbalik ke arah Geo

"Ha??."

"Apa sih nad, lo tadi cerita belum kelar cuyy."

"Oh iya iya..pelatih gue bilang, penampilannya seperti cafe latte. Rasanya agak kirang. Trus platih aku malah cengengesan sedangkan yang di beri kometar hanya mengangguk ngangguk saja. Trus yang anehnya dia malah senyum senyum nampakin gigi dia itu."

"Hahaha...lucu bener, emangnya lo khursus sebanyak itu ya pesertanya?."

"Iyalah, cuma tu ge kelasnya di bagi dua. Trus gue kedapetan kelas dimana orangnya tu pada dari luar luar dari sini."

Nadin menghebuskan nafasnya lega, akhirnya mbak Arum pergi juga. Nadin juga telah memastikan mobil putih yang tadi Nadin lihat saat makan bersama devan, beneran mobil Arum. Sekarang Nadin sudah memastikan Bahwa mobil putih itu telah melintas dengan jelas di depan kedai Arum story.

Nadin dan Geo sangat kompak melayanin para pembali. Sekarang sudah pukul setengah lima sore. Nadin berfikir dia akan menyelesaikan pekerjaannya telebih dahulu, dan sedikit melewatkan jam pulangnya. Tidak akan mungkin Nadin membiarkan pekerjaannya begitu saja dan memberikannya kepada yang lainnya.

seduhan Kopi seorang barista [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang