Haii sahabat itik
Balik lagi dengan chapter terbaru, sory mimin updatenya
Lama soalnya sibuk
Ciahelah, eceknya sibuk....🤝☻️Happy reading..
••○••
Sepertinya nadin belum lama tertidur, saat ini nadin belum bisa mimpi apa-apa. Kenapa alaram ponselnya nadin sudah bersuara? Setelah di amatin nadin dengan konsentrasi yang penuh, ternyata alaramnya nadin memang harus mengeluarkan nya suara sekarang juga. Hari ini nadin kebagian ship pagi. Baguslah kalau dirinya hanya ini kebagian ship siang, mungkin malam nanti ayah akan menjemput nandin karna kebetulan supir yang biasa mengantarkan nadin masih berada di kampung.
Rutinitas hari ini tidak jauh-jauh beda dengan rutinitas yang kemarin-kemarin. Nadin harus bersemangat kembali hari ini. Setibanya di kedai, nadin dan juga keduanya temannya namira dan juga zaki, mereka mempersiapkan sesuatu sebelum membuka kedai
Setengah jam kami membuka kedai, penggan pertama kamu sudah senyum-senyum dari jauh ke arah nadin. Dari luar dia melangkahkan kaku menuju kedai dia sudah melemparkan senyum manisnya kepada nadin.
Devan datang pagi-pagi sekali ke sini. Ya, nadin menebak nya sebab dia berfikir jika dia datang pagi-pagi mbak arum tidak akan mungkin datang pagi-pagi ke kedainya ini. Meskipun nadin dan devan semalam tidak membicarakan tentang mbak arum, tetapi tebakan nadin kali ini mungkin benar.
"Kayak biasa ya nad...kemarin-kemarin kan aku gak nyoba kopi moka kamu lagi."
"Okei deh, donat kamu gak mau?."
"Boleh deh satu aja "
Nadin memperintahkan kepada namira untuk mempersiapkan satu dona menggunakan coklat. Iyap, itu adalah donat favoritnya devan. Di tengah-tengah nadin membuat kopi devan dengan tiba-tiba mencegah aktivitasnya nadin.
"Eh nad, pakek gelas plastik aja, donatnya juga kamu bungkus. Soalnya aku haru ini gak makan di sini, maaf ya."
"Oh iya gapapa santai aja."
Namira mendengarkan ucapan devan kepada nadin, dia kembali menaruh piring untuk donat tadi dan dengan sigap dia mengambil bungkus berwarna coklat untuk donat milik devan. Sontak dalam fikiran nadin, boleh juga devan ini....namira saja yang sudah berteman lama dengan nadin belum sempat datang ke rumah nadin. Sedangkan devan, yang baru saja mengenalin nadin sudah tau dimana letak rumah nadin, sungguh luar biasa...
Devan langsung pergi setelah membayar pesananya di kasir dengan mawar, setelah dia mengambil pesanan nya dari tangan nadin diaa pun langsung beranjak pergi
"Makasih, nad."
"Iya sama-sama."
"Oh iya, jam makan siang nanti makan bakso yuk! Aku usahain jam setengah dua belas udah bisa keluar kantor."
Nadin pun menerima tawaran devan dan langgung menggak. Setelah itu devan langsung keluar dari dalam kedai menuju kantornya. Devan mempercepat langkahnya, mungkin dia takut terlambat ntah takut ketemu sama mbak arum. Nah kebetulan devan mengajak nadin makan bakso dimana ya siang ini? Setahu nadin bakso paling dekat di sini hanya di ruko seberang, nah mungkin aja devan akan membawa nadin ke sana.
"Namira..." panggil nadin yang keduanya saling berjalan mendekat
"Semalam devan datang kerumah aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
seduhan Kopi seorang barista [On Going]
Novela Juvenil⚠️FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ gadis cantik yang super duper periang namun agak sedikit polos dalam soal percintaan ini bernama NADIN WINOLA kerap di panggil nadin. dia sangat sangat menyukai pekerjaannya yang sekarang tepatnya masih di usia yang masih bel...