Welcometo
*
*
*
Kembali lagi bersama raysa
Hai hai...gmna hari kalian, pasti baik dongg
Bantu vote+spam komen yuk
*
*
*
*
*SELAMAT MEMBACA SEMUANYA!!
••○••
Akhirnya lulus juga perjuangan nadin melawan rasa kantuknya, nadin baru saja turun dari bus kota. Wah kapan nadin bisa menyebrang, kalau mobil dan motor sangat kencang kencang menusurun jalan raya. Beruntung pak otong, satpam depan ruko melihat amel di sebrang sana. Pak otong pun menolong nadin dan memberi isyarat para pengandara untuk pelan pelan untuk melaju. Beliau mengangkat bola patungnya tinggi tinggi pertanda memberhentikannya.
Syukur sekarang nadin sudah berada di sebrang. Tidak lupa nadin mengucapkan terimakasih kepada pak otong. Amel bergegas menuju pintu samping kedai. Sudah pukul 1 lewat duapuluh, amel buru buru keloker dan mengambil celemek kesayangannya sembari berjalan menuju meja barista tempat ia biasa. Terlihat zaki sedang melayanin satu gelas pelanggan. Sementara geo belum kelihatan, mungkin masih di jalanan.
Setelah zaki selesai dengan pelayanan dia berkena untuk meninggalkan meja barista. Namun nadin mecegah langkahnya.
"Ehh,tunggu dulu zak."
"Apa?lo kangen sama gue, nad."
"Hah?aku gak salah zak? Aku mau tanya tadi pagi devan ada ke sini?."
"Devan."
"Iya,devan cowok yang-." Belum selesai nadin berbicara udah di potong cepat oleh zaki
"Ahh....diaaa, mana ada ke sini nad, hari minggu dia kan libur."
Nadin membiarkan zaki pergi dari hadapannya setelah bertanya kepada zaki. Kini ada rasa bingung yang tertinggal di kepada nadin. Tadi pagi, devan bilang bahwa tadi pagi dia tidak melihat nadin di kedai. Ahhh....iya mungkin devan hanya melihat amel dari luar dan tidak masuk ke dalam kedai.
Apa amel perlu bertanya kepada devan, apakah dia jadi atau tidak ke kedai? Tapi, nanti terkesang bahwa nadin sangat menginginkan dirinya datang ke sini. Biarlah,nadin cukup fokus pada pekerjaan nya hari ini, dan biar devan yang menghubungi nadin terlebih dahulu.
Hawa siang ini sangat panas padahal ruangan ini ada- AC , tapi rasanya sumpek. Kurang terasa dinginnya, pasti matahari di luar masih terik teriknya.
Sesekali amel mengusap keringat yang berjatuhan sedikit di dahinya meggunakan saputangan yang ia taruh di kantong celemek kesayangannya. Amel mulai tidak betah memiliki rambut panjang. Karena begitu tebal, jadi berat dan nadin ingin segara memotongnya. Tapi, belum sempat nadin memotongnya sebab salon langgana nadin pindah ke kompleks sebelah. Nadin tidaj yakin jika ia memotong rambut di tempat lain pasti tidak sebagus salon langganannya.
Pelanggan sudah cukup ramai, sejak zaki meninggalkan nadin dia sudah melayanin dan membuat 3 kopi kepada pelanggan. Saat ini geo sudah selsai makan siangnya, dan lanjut melayanin pelanggan dan membuat kopi. Di etalase snack, zahra sedang asyik melayanin pelayan memilih kue kue yang ingin ia beli.
Nadin melirik arloji yang terletak di tangan kirinya nadin. Nadin terus melirik lirik dan terus memperhatika dengan sangat jelas. Mengapa nadin yang terkesan menanti kedatangan devan ke kedai ya? Nadin tidak menyuruhnya datang ke kedai di hari libur. Nadin tidak mengira dia akan mengirikkan pesan kepada nadin seperti tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
seduhan Kopi seorang barista [On Going]
Fiksi Remaja⚠️FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ gadis cantik yang super duper periang namun agak sedikit polos dalam soal percintaan ini bernama NADIN WINOLA kerap di panggil nadin. dia sangat sangat menyukai pekerjaannya yang sekarang tepatnya masih di usia yang masih bel...