CHAPTER 02

169 54 7
                                    

Haii welcome to
*
*
*
*
*

Kalok typo tandai!!Ejoy gays

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalok typo tandai!!
Ejoy gays...

••○••

Hari  ini nadin mendapatkan shift pagi, jam delapan lewat 5 menit nadin sudah tiba di kedai kopi. Sesampainya di sana nadin langsung menggunakan celemek berwarna hitam yang belambangkan kedai kopi tepat dimana nadin kerja. Nadin mengikat tali celemeknya di kanan dan kiri ke arah belakang punggung nadin dan mengikatnya berbentuk seperti pita. Lalu nadin sedikit menaikan lengan kemeja yang ia gunakan supaya tidak terkena kotoran,ataupun kopi nantinya.

Hari ini nadin tidak menggunakan hoodie ataupun kaos oblang oversize melainkan menggunakan kemeja berwarna biru langit dan di sanding dengan celana jeans biru.saat nadin ingin melakukan aktivitasnya dia tak lupa mengikat kuda rambutnya supaya tidak jatuh-jatuh dan membuatnya risih bila melakukan kerja nantinya. Pagi ini juga sangat mendung,belum ada tanda tanda bahwa matahari ingin terbit,bisa di bilang di luar cuaca nya sangatlah mendung. Tetapi  alangkah bagusnya seperti saat kedai ini di dirikan dekat sekali dengan apartemen dan juga perkantoran. Maka dari itu, tidak heran jika baru buka pagi pagi begini pelanggan sudah pada berdatangan.

Letak kedai kopi tepat Nadin bekerja cukup bagus dan sangat terjangkau, Mbak Arum selaku pemilik kedai ini sangatlah beruntung,dengan tempatnya yang terjangkau dan juga di samping perkantoran membuat banyak yang berminat singgah ke kedai kopinya.

Setelah Nadin menggunakan celemek di tubuhnya tiba tiba saja Zaki datang dengan Namira dari pintu samping,yaitu pintu yang di pergunakan para kariawan untuk keluar dan masuk. Tidak heran jika nantinya Mbak Arum sering lewat dari situ untuk mengejutkan para kariawan seperti kami. Namun Mbak Arum jugak lebih sering keluar dan masuk dari pintu depan seperti pelanggan pada umumnya,jikalu Mbak Arum merasakan gabut dia akan lewat dari pintu belakang tepat dimana staf keluar dan masuk.

Sekarang Nadin,Zaki Namira dan juga Zahra kebagian sift pagi,kebetulan sekali Zahra baru saja datang lewat pintu belakang,dia agak telat 2 menit tetapi tidak masalah bagi Mbak Arum dan juga staf lainnya. Kami berempat pun siap untuk melayanin para pelanggan dengan semangat.

Seorang lelaki dengan tubuh tinggi dan sedikit gemuk tampak sedang berjalan ke arah kedai kopi yang baru di buka pada pagi ini. Tampak sekali pria itu seperti berumur duapuluh delapan atau enggak tigapuluh tahun. Sebulan terakhir ini Nadin sering melihat dia datang ke kedai ini. Sepertinya pria itu bekerja di sekitaran kedai kopi tepat Nadin bekerja, karena dia selalu berjalan kaki ketika ke kedai,pria itu tidak pernah Nadin nampak menggunakan kendara beroda empat ataupun dua.

Ekspersi wajah pria itu sangatlah dingin,selama dia ke kedai Nadin belum pernah melihat dirinya tersenyum. Ketika kami para staf menawarkan makanan dan minuman pria itu bahkan hanyaa tersenyum kecut kalau tidak hanya mengangguk saja setelah melihat daftar isi yang berada di atas kepala kami. Pria ini juga ketika datang ke kedai sering seorang diri saja tanpa teman ataupun kekasih. Biasanya pria ini memesan kopi moka dan di selingin dengan sepotong pizza yang di atasnya di taburin keju mozarel.

seduhan Kopi seorang barista [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang