bab 14

26 2 0
                                    

    Siang itu seperti akhir hidup bagi ku, air mata yang terus mengalir tanpa aba-aba. Kenapa ? Kenapa harus mengalir padahal air mata ini  tidak menyejukkan kulit wajah ku dari terik matahari yang menyengat.

   Nyeri di sekujur tubuh pun terasa mengigit sampai ketulang-tulang ku. Beberapa lebam masih terlihat disana-sini, apa yang bisa ku harapkan dari Hoodie yang ku pakai. Hoodie tak berguna ini tidak bisa menyembunyikan semua lebam di tubuh ku.

   Tetiba...jalan menuju rumah ku serasa menjadi ribuan kilo meter. Padahal jalan ini yang biasa ku tempuh setiap hari. Lagi...ku usap air mata yang mengalir di kedua mataku.
Berengsek, kenapa aku tak berani melawan. Kenapa aku hanya mematung dan membisu saat itu.

                                 ***

   Eun ha mendorong ku kuat hingga aku terpental ke lantai kelas dan tangan ku  membentur  salah satu kaki meja. Terdengar suara tawa keras setelahnya, suara dari wajah-wajah yang menyeringai sambil memandang jijik kearah ku.
   
     " Ya...Na Rha-ah...katakan saja kamu menjual diri kan !!! Ibu ku melihat mu masuk kedalam mobil dengan 3 orang pria sekaligus" seru Eun ha sambil memainkan kuku-kuku nya yang cantik dan berwarna.

     Aku tersentak, tentu saja yang di maksud adalah Yechan, Jaehan dan hangyeom. Bodoh nya aku, tak mungkin aku katakan mereka adalah member idol grup. Itu sama saja bunuh diri bagi ku.
   
     " Me..mereka se...sepupu-sepupu ku." Jawab ku tentu dengan mengarang cerita. Entah kenapa aku harus diam dan menjadi seorang pengecut.

    Satu tendangan bersarang di perut ku dari kaki salah satu pengikut Eun Ha...dan satu Lainnya bersarang di wajah ku. Serta Merta darah menetes dari pelipis mata ku, perih...perih sekali eomma. Air mataku di paksa untuk mengalir, tak sempat mengusapnya... Eun Ha berjongkok dan mencengkram leher ku kuat.

    Sesak...jangankan nafas, suara pun seperti tertelan habis di tenggorokan ku.
    Eun Ha terkekeh pelan lalu menyunggingkan senyum menyeramkan khas murid-murid pembully
    "Sepupu ? Benarkah ? Bisa aku dapat buktinya ?" Tanya Eun Ha

    Aku memperlihatkan isi chat room ku dengan Yechan yang tersisa setelah aku menghapus beberapa yang menunjukkan jati diri nya. Untung lah, aku tipe orang yang selalu rutin menghapus aplikasi pesan. Ternyata ada gunanya juga untuk situasi brengsek ini.

   Eun Ha merampas dengan kasar ponsel ku. Terlihat matanya bergerak seperti sibuk membaca, memang Tak ada bukti-bukti yang dia inginkan. Mungkin tidak puas, mungkin kecewa atau merasa kalah. Eun Ha membanting keras ponsel ku hingga hancur di beberapa bagian.

    "Sekarang kamu boleh lolos, tapi jika aku bisa menemukan alasan untuk membuat mu lebih menderita dari ini...segera aku menemui mu" ujar nya sambil mendorong ku keras saat melepaskan cekikkannya. Kepala ku terbentur kursi, benturan yang keras hingga cukup membuat ku merasa dunia berputar-putar.

     " Kamu tahu kan, Go Eun Ha tidak suka ada pesaing. Berhenti lah mencoba tampil cantik..." Sambung Eun Ha sambil memberi tanda pada anak buah nya.

     " Hapus warna pink di bibir nya itu ! Hapus hingga tidak bersisa !!!" Sambung nya, salah satu pengikutnya menghampiri ku. Apa yang di bayangkan dengan kata 'menghapus' ? Tentu bukan benar-benar menghapus. Melainkan beberapa pukulan di pipi dan bibir ku hingga membuat luka  memar di wajah ku dan sedikit sobekkan di pelipis bibir ku. Bahkan aku hanya menunduk dan menangis tanpa suara... Teringat yechan yang selalu ada untuk ku. Yechan....rasanya aku akan mati hari ini. Bahkan jika aku berteriak, Tak akan terdengar sampai ke jepang. Ya...mereka sedang ada konser di Jepang. Apakah aku masih ada saat mereka kembali ???

    " Sudah...ayo pergi !!!" Seru Eun Ha pada pengikut-pengikutnya. Eun Ha lebih dulu berbalik pergi, satu pengikutnya menyusul. Satu nya lagi sibuk meninggalkan satu tendangan di paha ku baru membuntuti yang lain

    Tertinggal aku yang hampir jadi mayat. Mungkin sedikit hiperbola...tapi sungguh sakit dan sesak sekali. Dengan sisa kekuatan yang hampir habis, aku berdiri dengan gontai. Dan mengambil Hoodie di tas ku untuk ku pakai menutupi lebam-lebam di sekitar tubuh ku.

                                ***

      Sampai di sebuah persimpangan jalan kecil, tempat aku bertemu Yechan pertama kali, dan tak jauh dari sana ada mini market tempat aku bertemu hangyeom untuk pertama kali juga. Seseorang menyambut ku dengan teriakan riang seraya menghampiri ku.

     "Na Rha.....!!!" Panggil nya, aku bisa melihat senyum bahagia yang terpancar dari raut wajah nya, namun perlahan pudar saat melihat ku dari dekat.

    "Na Rha...!!!" Panggil nya kini dengan suara parau karna terkejut, Hangyeom langsung membuka tudung Hoodie yang menutupi wajah dan kepala ku. Aku yang masih menangis semakin menjadi-jadi.

    "Hiks..hiks...Oppa..." Rengek ku sesak sambil menghapus perlahan air mataku

    "Apa yang terjadi, siapa yang melakukannya, siapa yang menyakiti mu, katakan padaku Na Rha !!! Kenapa semua tubuh mu penuh lebam ?" Seru Hangyeom sambil memeriksa wajah dan tangan ku, suaranya menjadi serak karna tercampur amarah.

   "Oppa....hiks...Oppa"akhirnya aku tak kuasa menahan nya lagi, aku langsung memeluk hangyeom erat bersama rasa nyeri dan remuk yang bercampur jadi satu. Hangyeom sempat membalas pelukkan ku sampai akhirnya nya dia memanggil yechan yang ternyata berada di dalam mobil menunggu bersama Jaehan.

    "Yechan....!!!!!" Suara Hangyeom terdengar menggema. Tak butuh waktu lama, Yechan dan Jaehan langsung turun menghampiri karna merasa ada yang tidak beres dengan ku.

   Merah padam, terbelalak...mata yechan menyemburkan kemarahan ketika melihat keadaan ku
    "Katakan siapa yang melakukannya, akan ku habisi dia. Berani nya dia menyentuh mu. Brengsek....katakan Na Rha !!! Aku akan menghabisinya untuk Mu" Yechan terus mengutuk dengan kata-kata kasar yang tak pernah aku dengar dari nya.

    Aku hanya bisa terisak sambil memeluk Jaehan erat. Jika bisa di bandingkan dengan kesakitan ku, bisa bertemu dengan mereka lagi lebih membuat ku sedih. Aku kira aku akan mati lemas di jalanan. Aku kira, pertemuan terakhir kali aku dengan mereka di pantai benar-benar pertemuan terakhir seperti kata yechan. Mungkin ini hidup kedua bagi ku setelah selamat dari siksaan Eun Ha

    "Aku pikir...hiks...aku tidak bisa...hiks...hiks...bertemu dengan kalian lagi..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love, Dream & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang