bab 15

32 2 0
                                    

"Aku pikir...hiks...aku tidak bisa...hiks...hiks...bertemu dengan kalian lagi..."
.
.
.
     Jaehan memeluk ku erat, terasa hangat wajah nya di ceruk leherku. Kedua tangannya terus bergantian mengusap rambut dan punggung ku.
   " Kamu bicara apa Na Rha, tentu kamu akan terus bertemu dengan kami." Ujar Jaehan lembut.

    " Katakan ada apa Na Rha !!" Seru Yechan tak sabar.

    " Mereka lagi ?" Tanya Hangyeom sambil tolak pinggang. Akhirnya, cerita yang susah payah ku sembunyikan dari Yechan dan Jaehan harus terbongkar hari ini. Seperti mendengar petir di siang bolong...Yechan dan Jaehan kompak memandang Hangyeom dengan picingan mata yang menusuk ke ulu hati.

     " Mereka lagi ? Maksud nya apa Hyung ? Hyung tahu sesuatu, Hyung menyembunyikan apa dari ku ? Apa yang terjadi sebelumnya ?" Desak yechan sambil mengguncang tubuh Hangyeom. Tangan Jaehan langsung memberi isyarat agar yechan lebih tenang. Matanya seperti bicara pada Yechan agar hati-hati.

     " Sudah, kalian bawa Na Rha ke dalam mobil. Aku akan ke mini market membeli batu es untuk mengkompres luka-luka Na Rha. Tunggu sebentar disana !" Seru Jaehan, dengan sekejap aku sudah berpindah dari pelukkan Jaehan ke pelukkan Yechan. Perlahan Yechan memapah ku ke dalam mobil, Hangyeom mengikuti dari belakang.

     Kursi mobil yang biasanya terasa empuk hari ini seperti sebilah batu, keras dan menyakitkan saat ku duduki. Yechan perlahan duduk di samping ku, sedangkan Hangyeom berada di kursi kemudi menggantikan Yechan. Tak lama juga Jaehan datang dengan membawa es batu, seperti sebuah aba-aba saat Jaehan menutup pintu mobil Hangyeom langsung menyalakan mesin mobil dan mulai mengemudi.

    Kali ini tidak sampai 15 menit, kami sudah sampai rumah ku. Yechan memapah ku perlahan sampai ke sofa ruang tamu ku. Sesigap seorang perawat, Jaehan sudah menyiapkan alat-alat kompres untuk mengkompres luka-luka ku. Sedangkan Hangyeom, diam menunduk.

    Menunggu pertanyaan-pertanyaan datang padanya, sesekali dia menatap ku dengan rasa bersalah yang terpancar. Sok tahu...apa benar rasa bersalah, pancaran mata itu benar-benar membelah hati ku. Apa yang dia pikirkan dengan sorot mata itu, rasa bersalah, kasihan, dendam ... Kalau saja ada kesempatan aku akan belajar ilmu psikologi untuk membaca raut wajah seseorang.

    " hangyeom-ah...katakan, apa yang kamu maksud tadi !" Seru Jaehan, yang akhirnya buka suara, Karna melihat Yechan tengah sibuk membersihkan dan mengkompres luka-luka ku.

    Hangyeom menarik nafas terlebih dulu " heeemmmm...jadi luka lebam di pinggang Na Rha waktu itu bukan karna Na Rha jatuh terpeleset. Tapi, karna teman sekolah nya menindas Na Rha." Jawab Hangyeom

     " menindas ?" Tanya Jaehan sambil menatap ku, seperti meminta penjelasan apa yang di bilang Hangyeom itu betul.

    Aku mengangguk, hanya anggukan. Aku sibuk menahan luka yang hampir membuat sekujur tubuh ku mati rasa.

    "Siapa dia ? Katakan siapa dia ? Na Rha, aku tidak ingin mendengar nya dari hangyeom Hyung, cerita kan lah ! Jangan ada yang tertinggal !!!" Seru Yechan, sambil meletakkan handuk yang dia gunakan untuk membersihkan luka ku.

    Akhirnya, meski sebenarnya aku enggan menceritakan. Karna aku tahu, apa yang akan terjadi jika Yechan tahu. Aku ceritakan semua dari awal hingga apa yang terjadi tadi di sekolah, tidak ada lagi yang aku tutupi. Di pikiran ku sekarang, bagaimana reaksi Yechan, dan apa yang akan dia lakukan.

     Tangan cantik yechan mendarat keras di atas meja. Beberapa barang ikut bergetar, bahkan Jaehan dan Hangyeom serta Merta kaget dan mengelus dadanya. Yechan terlihat sudah berdiri tanpa aku sadari, bertolak pinggang sambil sesekali menyibak rambutnya yang mulai panjang ke belakang. Wajahnya diselubungi aura hitam yang pekat...jika di anime-anime pasti lah ada asap hitam di sekitar nya juga.

Love, Dream & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang