bab 16

36 1 0
                                    

    Bunyi desisan bubur yang hampir matang terdengar dari ruang tamu ku, masih menjadi perawat dadakan. Jaehan membuatkan bubur untuk ku makan, juga beberapa makanan sederhana untuk nya, yechan dan hangyeom. Di bantu hangyeom, Jaehan terus meracik makan malam diseling mengaduk bubur yang masih di masak diatas tungku kompor listrik.

    Kurebahkan sejenak kepala dan punggung ku di sandaran sofa sambil memegang kantong air hangat untuk mengkompres perutku yang sakit karena kena tendangan Eun Ha tadi siang.

    " kenapa kamu tidak melawan ?" Tanya yechan sambil sibuk memberikan obat pada lebam-lebam dan luka ku.

    Dengan mata yang terpejam aku mendesis kesal "aishhh...kalau aku berani mereka sudah masuk ruang Gawat Darurat rumah sakit" jawab ku kesal.

   Terdengar suara kekehan tawa kecil yechan " ekekek...kenapa tidak lari ? Apa kamu tidak takut mati ?" Tanya nya lagi. Kali ini di sambut protes Jaehan dari dapur

    "Yechan...jangan tanya hal yang tidak-tidak sama Na Rha !!" Teriak Jaehan tapi masih terdengar lembut.

    " Ne Hyung" patuh yechan, aku membuka mata lalu menoleh ke samping tepat di mana yechan berada

   " Di banding takut mati, aku lebih takut tidak bisa melihat kalian. Aku bahkan sempat memikirkan mu ada disana untuk membela ku. Aku pikir, saat itu benar-benar hari terakhir ku hidup..." Belum sempat aku meneruskan cerita, tangan yechan sudah bersarang di bibirku. Membungkam mulut ku perlahan, dengan tatapan lesu dia menerawang wajahku.

    " Sudah jangan teruskan...kita sudah berjanji terus bersama sampai kehidupan selanjutnya. Dan aku berjanji untuk tidak pernah menjadi sad ending untuk mu." Ujar yechan.

    Terasa kembali tangan halus yechan mengobati luka ku yang tidak sedikit, proses itu sempat berhenti karna yechan terus bertanya soal kejadian di sekolah tadi.

    " Yechanie...boleh aku bertanya ?" Sudah lama aku penasaran, akhirnya baru saat ini aku ingat untuk menanyakannya.

    " Wae ?" Yechan menjawab pertanyaan ku dengan bertanya.

   " kenapa kamu mau repot-repot menemani ku ? Padahal aku hanya gadis sederhana anak petani strawberry " tanya ku pada yechan

    Mata yechan menatap ku tajam sebelum menjawab " pertanyaan macam apa itu, tentu karna aku tahu sejak awal kamu lah orang yang paling tulus yang Tuhan berikan untukku. Jika itu orang lain aku sudah di manfaat kan habis-habisan, lagi pula bisa kah aku menyayangimu tanpa alasan. Merepotkan harus memikirkan jawaban untuk pertanyaan itu." Jawab yechan kesal.

   Ku coba menggapai tangan yechan untuk ku genggam. Meski harus dengan sepenuh tenaga
    " Yechan, terimakasih sudah datang di kehidupan ku. Terimakasih sudah memberikan ku Jaehan Oppa dan hangyeom oppa untuk ku. Terimakasih untuk tetap ada disini sampai saat ini. " terbata-bata karna berat menahan tangis, aku sungguh berterima kasih pada yechan untuk segala yang dia lakukan padaku.

   Tanpa ku sadari, Jaehan dan hangyeom datang lalu memeluk ku erat dan lembut.
    " Jangan bicara lagi, kamu sudah kelelahan kan. Aku juga sangat beruntung bisa bertemu dengan mu, kamu tahu Oppa sangat menyayangi mu kan ?" Ujar Jaehan sambil mengusap rambut ku perlahan.

    " Aku juga, cerita yang mana yang Tuhan siapkan untuk ku dan ada kamu didalam nya. Aku yakin semua pasti indah, kamu juga adalah pemberian terbaik untuk hidup ku, Na Rha " sambung hangyeom

   "Sudah....kalian kembali memasak lah !!! Biar Na Rha istirahat !" Seru Yechan seraya mendorong hangyeom dari ku.

    Entah punya kekuatan apa, Hangyeom dan Jaehan menuruti semua perkataan Yechan. Meski dengan muka terpaksa Hangyeom kembali ke dapur bersama Jaehan yang hanya bisa tersenyum melihat tingkah yechan.
     "Ish...membantu tidak, kamu sibuk meminta ini dan itu" gerutu hangyeom pelan tapi masih bisa terdengar di sambut cekikikan kecil Jaehan

Love, Dream & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang