Bab 22

39 2 0
                                    

Seperti permintaan Na Rha kepadanya tadi di kedai kopi. Yechan menghubungi Jaehan Dan mengajak nya bertemu di unit apartemen Na Rha.

Tangan Jaehan Dan Yechan saling terkait sambil duduk santai di sofa. Menghabiskan waktu sampai nanti Na Rha pulang bekerja.

Jaehan menyadari ada kegelisahan Dari raut wajah kekasih tercinta nya. Dia yakin pasti ada alasan tertentu kenapa Yechan memintanya menemani nya menunggu Na Rha pulang bekerja sementara Yechan bisa saja langsung menjemputnya di caffe tempat Na Rha bekerja.

"Ada apa, Yechan?"

"Ne...oh... anieyo"

"Jinjja ?"

Yechan menatap ragu Jaehan, bimbang apakah dia harus menceritakan semuanya. Namun akhirnya Yechan memutuskan menceritakan apa yang terjadi di caffe tadi.

"Kamu cemburu pada Hangyeom?" Tanya Jaehan sambil menatap lembut Yechan yang sedang menyandarkan kepalanya di bahu Jaehan

"Bukan begitu, hyung."

"Apa kamu takut jika mereka benar berkencan, Na Rha tidak akan punya banyak waktu untuk mu lagi ?"

Akhirnya Yechan terpaksa menegakkan kepalanya Dan menatap Jaehan sebal.

"Aku hanya khawatir pada Na Rha, hyung."

"Apa kamu menyukai Na Rha ?"

Mendengar pertanyaan Jaehan, Yechan langsung membelalakan matanya. Tidak percaya bahwa Jaehan bisa berpikir seperti itu.

"Aku hanya menganggap nya seperti adik ku sendiri, hyung."

"Apa kamu yakin ? Jika benar kamu menyukai nya, ayo kita berpisah ! Na Rha memang terlihat lebih pantas untuk mu, Yechan."

Tanpa ekspresi kemarahan sedikitpun, Jaehan menanyakan perasaan Yechan untuk Na Rha. Membuat Yechan gemas setengah mati, dia tahu Jaehan cemburu tapi Masih bisa tersenyum.

Yechan mengecup ringan bibir Jaehan sejenak. Lalu menatap kesal Jaehan, tangan yang Dari tadi Masih di genggam nya kini di genggam yang satu nya.

"Hyung juga pantas untuk ku"

"Apa kamu yakin, Yechanie?"

"Aku sungguh-sungguh hanya menganggap Na Rha sebagai adikku. Tidak ada yang bisa menggantikan perasaan ku untuk Mu, hyung. Aku hanya bisa mencintai mu saja, apa itu tidak terlihat Jelas ?"

Mendengar rengekkan manja Yechan saat meyakinkan nya, membuat Jaehan benar-benar bahagia. Tanpa harus di yakin kan lebih keras, Jaehan percaya rasa cinta Yechan tidak akan berubah untuknya.

Jaehan membalas kecupan Yechan dengan lumatan kecil yang Manis.

"Benarkah ?"

Yechan membalasnya dengan anggukan Dan senyuman Manis nya.
Jaehan kembali mencium Yechan, berinisiatif lebih dulu memulai cumbuan nya. Tentu Yechan tak butuh waktu lama untuk membalas, sejenak mereka saling melumat sesekali lidah mereka sibuk saling bertautan, saling berebut siapa yang paling dominan. Tangan Yechan mulai lembut meraba perut Jaehan yang halus, terdengar sedikit desahan Dari Jaehan yang akhirnya menghentikan sejenak cumbuan yang mulai panas itu.

"Ini rumah Na Rha, bagaimana jika dia tiba-tiba masuk ?" Tanya Jaehan dengan nafas yang Masih terengah-engah.

"Kita pinjam sebentar, kamar mandi atau kamar tidur ? Ini tidak akan lama, tapi Hyung akan tetap suka."
Bisik Yechan sambil sesekali tangan nya Masih berpetualang di titik-titik sensitif Jaehan.

"Terserah padamu Yechanie..."

"Baiklah, kita tidak boleh membuang waktu..." Tanpa ada kesulitan, Yechan menggendong Jaehan seperti seorang pengantin menuju kamar Na Rha untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai sebelum Na Rha pulang bekerja.
.
.
.
* * *
"Na wasseo..." Teriak ku sepulang bekerja, saat aku melihat ada Dua pasang sepatu. Aku beradu pandang dengan Hangyeom, seperti bertanya apa Yechan Dan Jaehan oppa ada di dalam.

Love, Dream & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang