bab 17

28 1 0
                                    

Langkah kaki itu seperti tak terhenti, berlari dari satu tempat ke tempat lainnya. Bayang-bayang kehilangan menghantui setiap sudut pikiran nya, nafas Yechan mulai Terengah-engah. Dia berhenti sejenak di persimpangan Jalan kecil untuk mengambil nafas sejenak.

Sudah hampir seminggu setelah kejadian hari itu, Na Rha tidak ada kabar berita. Nomor telepon nya tidak bisa di hubungi, pesan yang dia kirim tidak pernah di buka. Mencari ke tempat Na Rha bekerja pun nihil...tidak ada. Beribu pertanyaan seperti benang kusut yang memenuhi kepala nya.

Apa Na Rha pulang ke rumah orang tuanya di desa, apa dia sengaja menghindari Yechan karna Jaehan. Yechan mulai frustasi, dia mengacak-acak rambut nya lalu lanjut berlari menuju rumah Na Rha. Harapan terakhir nya, semoga yang dia takut kan tidak pernah terjadi. Semoga apa yang sedang dia pikirkan hanya menjadi pikiran nya saja.

Password yang belum berubah, Yechan langsung menerobos masuk. Kosong, terlihat rapih. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Na Rha disana, Yechan sudah putus asa. Perlahan air bening turun dari matanya saat dia berbalik dan berjalan keluar unit apartemen Na Rha.

Akhirnya Yechan tidak kuat menahan lagi tangis nya yang akhirnya pecah. Dia duduk meringkuk di depan pintu unit apartemen sambil memeluk lutut nya, di benamkan wajahnya di lipatan tangan yang mencengkram kaki nya erat. Terdengar tangisan nya yang sedikit terisak...
"Bukan kah kita sudah berjanji...?" Tanya Yechan dalam hati

Di sudut lain, dari ujung tangga menuju unit apartemen Na Rha, Na Rha muncul...di genggam nya sebuah plastik berisi makanan. Sedikit nampak bingung dengan sosok yang ada di depan unit apartemen nya. Meski Na Rha mengenali nya rasa takut tetap saja ada.
.
.
.
"Yechan ??" Tanya ku berbisik pada diri ku sendiri

Aku berjalan pelan mendekati Yechan yang masih meringkuk dengan kesedihan yang dalam. Langkah kaki ku berhenti tepat di samping Yechan, Yechan yang menyadari ada seseorang yang menghampiri perlahan memastikan siapa yang datang.

Yechan melihat sepatu sneaker ku yang berwarna putih. Sepatu yang dia kenal, sepatu yang selalu aku gunakan sehari-hari. Pandangannya terus naik hingga dia bisa melihat wajah ku yang masih penuh luka meski hampir membaik.

"Na Rha..." Bisik nya, tak membuang waktu. Yechan langsung berdiri dan memeluk erat aku yang masih nampak bingung. Terlihat jelas Yechan habis menangis, terlihat kesedihan yang dalam dari bola matanya. Bahkan aku tak sempat membalas pelukkan Yechan.

" Yechanie...ada apa ?" Tanya ku dan berusaha ingin tau kenapa Yechan bisa sesedih itu.

Bukan yechan tak ingin menjawab, tapi dia masih terlihat tak percaya masih bisa menemui ku lagi, Pelukkan nya yang semakin erat membuat ku merasakan sedikit sesak karna sulit untuk bernafas.

Aku mengusap punggung yechan lembut " Ayo masuk ke dalam !" Seru ku berusaha menenangkan Yechan yang masih terdengar Isak tangis nya.

Tak membutuh kan energi ekstra, Yechan mengikuti ku ketika aku menuntun nya masuk. Plastik makanan yang aku bawa, ku letakkan di atas meja lalu aku mengambil Kan minum untuk membuat Yechan sedikit tenang.

"Minumlah ! " seru ku sambil duduk di samping Yechan, dengan sabar Na Rha menunggu Yechan yang sedang minum dan menghabiskan nya satu gelas penuh. Aku tidak pernah tahu, apa yang membuat Yechan terlihat sehaus itu

"Kamu dari mana ?" Tanya Yechan setelah meletakkan gelas diatas meja namun sudah tidak ada isi nya.

Na Rha menarik plastik yang dari tadi dia bawa " membeli makan malam..." Di perlihatkan nya makanan yang dia beli kepada yechan. Mata yechan pun mengikuti kemana tangan Na Rha bergerak.

" Aku pikir kamu pergi " ujar Yechan dengan wajah yang sedikit kesal.

" karna itu kamu menangis di depan rumah ku ?" Tanya ku bingung

Yechan mengangguk lemas, lalu di tatap nya lagi wajah ku
" Kamu gak bisa aku hubungi" sambung Yechan

" handphone ku rusak, di banting Eun ha." Aku menjelas kan kenapa dia tidak bisa di hubungi

" kenapa kamu gak tanya Hangyeom oppa ?" Tanya ku heran.

"Jadi Hangyeom Hyung tahu ?" Tanya Yechan terkejut.

"EO...hari itu, hari dimana Jaehan Oppa salah paham, kamu sempat mengirim pesan pada Hangyeom oppa kan ?" Jawab ku lalu lanjut bertanya.

Yechan mengangguk dan menunggu penjelasan ku lagi.

***

"Hyung...beri tahu Na Rha Jaehan Hyung sudah tidak marah. Jaehan Hyung sudah tidak apa-apa. Besok atau lusa, dia akan menemui Na Rha."

Hangyeom tersenyum setelah membaca pesan lalu menyampaikan pesan itu pada Na Rha.

" Pesan dari Yechan, katanya Jaehan Hyung sudah tidak apa-apa. Dia akan menemui mu besok atau lusa. " ujar Hangyeom

" Benarkah ?? " tanya ku tak percaya tapi dengan nada yang riang

" Benar, kamu bisa langsung mengirim pesan ke Jaehan Hyung" jawab Hangyeom

" Tidak bisa handphone ku rusak di banting Eun Ha tadi" sedih ku memberi tahu bahwa aku tidak bisa mengirim pesan ke Jaehan Oppa karna handphone ku rusak.

" ah...anak itu sungguh keterlaluan. Ya sudah, biar aku yang menyampaikan pada Jaehan Hyung. Sekarang kamu makan dulu ya...bubur ini Jaehan hyung yang masak !" Seru Hangyeom sambil menyuapi ku bubur yang di masak oleh Jaehan Oppa

* **

"Aish....Pabo..tidak ada yang memberi tahu Ku. Kamu tahu aku berlari sepanjang jalan mencari mu, aku pikir kamu sudah pulang ke desa orang tua mu. " kesal yechan mengumpat

" Pabo ya...aku gak mungkin pulang dengan keadaan seperti ini." Ujar ku

" Aku juga mencari mu ke tempat mu bekerja. Tapi kamu tidak ada...hanya ada teman mu" Sambung Yechan

" Apa kamu bertanya pada Areum kenapa aku tidak bekerja ?" Tanya ku

Yechan menggeleng " Aku hanya bertanya, apa kamu bekerja hari ini ? Areum bilang sudah seminggu kamu izin." Jawab Yechan

" Aku izin bekerja dan sekolah. Semua orang akan bertanya soal keadaan ku jika aku pergi dengan keadaan luka-luka seperti ini. Minimal hingga lebam di wajah ku menghilang." Aku menjelaskan pada Yechan kenapa aku tidak datang ke sekolah bahkan ketempat ku bekerja.

Seketika Yechan kembali memeluk ku erat, membuat ku sedikit terkejut tapi langsung membalas pelukkannya.
" lain kali, beri tahu aku apa yang terjadi. Aku benar-benar takut kamu menghilang... Ara Yo !!" Seru Yechan

" Ne..Ara seo. Yechanie Goekjeong hajima. Aku tidak akan pergi kemana-mana." Tanggap ku seraya menenangkannya.

Jikapun harus takut kehilangan, bukan kah itu harusnya aku. Siapa aku jika di banding dengan kalian...melihat ada seseorang yang takut kehilangan ku, harus kah aku bersyukur pada Tuhan ???

melihat ada seseorang yang takut kehilangan ku, harus kah aku bersyukur pada Tuhan ???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love, Dream & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang