NOTE: Berisi buwanyak narasi. Yang nggak suka narasi, nggak perlu dibaca karena ini hanya menjelaskan mengenai masa lalu Sheila. Terima kasih. :”) Bila kalian tidak keberatan, terima kasih, silakan baca. Saya akan sangat senaaaaang.
***
Hmmm barangkali kesialanku berawal dari “hari semenjak aku lahir di dunia”. Dunia kedua. Dunia fantasi tidak masuk akal. Dunia bernama Eartium. Planet mungil yang terdiri dari beberapa benua dan pulau dan laut dan makhluk gendeng dan manusia sinting. Hahahahaha aku tidak suka apa pun yang ditawarkan Eartium.
Padahal aslinya aku dulu merupakan salah satu penduduk Indonesia. Sama seperti warga kelas bawah lainnya yang berusaha merangkak keluar dari jurang kemiskinan, aku pun menjalani hidup tanpa tahu arti dari hidup itu sendiri. Sekadar sekolah, cuma kerja dan cari uang yang selalu habis, serta bertahan hidup sampai akhirnya mampus juga.
Sekalipun ngenes dan jauh dari kemewahan hakiki, aku setidaknya mampu menikmati selingan kesenangan berupa kegiatan baca. Inginnya sih aku beli novel, komik, ataupun buku motivasi yang barangkali bisa meningkatkan harkat hidup. Namun, yang namanya kapitalis berkata lain. Komik, novel, dan buku motivasi ada harga. Mahal! Lihat saja di toko buku. Setidaknya untuk satu novel remaja baru dibandrol dengan harga lebih dari lima puluh ribu! Bahkan komik pun yang ukurannya tidak lebih besar daripada novel memiliki harga tiga puluh ribuan lebih!
Sewa di rental? Butuh uang juga. Lagi pula, persewaan buku hanya ada di kota besar. Di desa? Mana ada! Paling juga warnet. Perpustakaan? Sekolahku hanya menyediakan buku mengenai seni mencintai tomat dan menyayangi lele. Selebihnya hanya novel lawas yang temanya tidak menarik jiwaku yang kering akan asmara dan romansa.
Barulah ketika aku berhasil mengumpulkan uang dengan jerih payahku sendiri, akhirnya aku bisa menikmati novel maupun komik! Tambahkan kecanggigan teknologi bernama ponsel pintar. Sempurna.
Oh maafkan diriku yang melantur. Aku janji akan fokus ke masalah utama. Sumpah!
Berkata ponsel pintar buatan negeri bambu yang harganya merakyat, aku dipertemukan dengan salah satu seri cerita yang ditulis di aplikasi baca online. Aku tidak ingat judul dan pengarang. Hanya jalan cerita dan beberapa karakter.
Singkatnya aku tertarik membaca “cerita” itu. Ditulis menggunakan gaya bahasa santai, dialog kekinian, berlatar era modern dengan kekuatan super, vampir, sedikit bumbu eheeeem tahulah sensual, dan aksi. Terus terang saja, ya, aku tidak peduli dengan yang namanya standar sastra. Mauku cuma baca, menghibur diri, dan menikmati hidup sebisanya. Jangan suruh aku membaca bleh bleh bleh karya ini atau harus kritis ke wawawa itu.
Ahahaha butuh wujud nyata dari permasalahan ekonomi? Ya gampang, aku! Aku! Tidak perlu aku mendalami kesusahan tokoh fiktif. Mauku hiburan, kesegaran jiwa, dan bebas sejenak dari beban hidup. Cuma sejenak doang kok. Apa keinginanku berlebihan?
Aduh maaf, aku melantur (lagi). Singkatnya aku tertarik mengikuti setiap episode yang penulis hadirkan. Jane, tokoh utama perempuan, yang berasal dari klan Bulan Darah. Dia menarik perhatian cowok vampir dan musuh vampir. Terperangkap dalam pelukan cowok ini dan itu, lalu menghabiskan malam yang panas, dan kemudian terjadi aksi saling serang yang berujung saling tindih di ranjang. Awalnya mau adu kesaktian, malah adu pinggang dan pinggul. Jenis yang begitulah.
Tentu saja aku tetap mengikuti cerita tersebut! Persetan nilai moral dalam cerita. Aku cuma fokus menikmati ilustrasi yang penulis itu sertakan. Dulu aku bahkan sempat ikut perang demi mendapatkan buku yang berisi semua ilustrasi dalam cerita yang penulis cetak. Memang aku mudah sekali kena bujuk rayu kapitalis. Sialan!
Tidak tahunya setelah mati karena asam lambung, aku justru harus menjalani kehidupan lain di cerita itu! Bagaimana aku bisa tahu? Gampang! Kata kuncinya Bulan Darah. Tinggal cocoklogi dan tadaaaa! Ma, aku mau pulang!
![](https://img.wattpad.com/cover/355281464-288-k754878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL OF THEM WANT TO KILL HER (Tamat)
FantasyKenapa sih orang-orang tertarik isekai ke novel, film, komik, atau dimensi mana pun? Seolah pindah dunia itu semudah pindah kontrakan yang kalau tidak cocok bisa mengajukan keluhan ke empunya indekos. Berharap bisa disukai oleh semua tokoh ganteng d...