9. Tidak Sabar Untuk Bertemu

47 3 0
                                    

Hallo

Gak kerasa udh up lg

Lama atau cepat sh menurut kalian?

Semoga selalu suka sama alur ceritanya ❤️

___ooOoo___

"Stop! Stop! Berhenti Lang!" Denio menepuk pundak Galang berkali-kali, membuat cowok itu jadi menghentikan motornya.

Danu dan Naufal yang sedang membuntuti di belakang pun, jadi ikut menghentikan motornya juga.

"Ngapain berhenti, den?" Tanya Danu heran.

Denio tidak menjawab. Cowok itu kemudian turun dari motor Galang, sambil menyugar rambutnya kasar. "Kemarin, gue nabrak dia disini," ucapnya menatap mereka bertiga.

Galang pun lantas melepaskan helmnya. Dia ikut turun dari atas motor, lalu menghampiri denio. "Lo gak minta alamat dia apa, den?"

"Ngapain? Dia sangka gue gay nanti, kalo minta alamatnya," ucap denio bergidik ngeri.

Naufal menoyor kepala denio pelan. "Pikiran Lo menembus luar angkasa, den."

"Tau den, namanya juga Lo udah nabrak. Wajar aja kali minta alamatnya," ujar Galang.

"Bodoamatlah, kita tunggu aja disini." Denio mendudukkan tubuhnya di batu dengan sedikit kesal.

"Sampai kapan?" Tanya Danu tak habis pikir.

"Sampai gue nikah sama Lo!" Balas denio sudah tidak tahan dengan emosinya.

Danu membulatkan matanya, dan bergidik ngeri. "Najis, amit-amit yaallah," ucap Danu menjauhi tubuhnya dari denio.

"Gak boleh gitu nu. Gue siap dukung kok," ujar Naufal merangkul bahu Danu sambil tertawa puas.

"Ntar gak usah sewa biduan. Cukup Abang Galang tampan yang jadi biduannya," ucap Galang malah menambahi. Cowok itu kemudian bernyanyi heboh. "Seperti mati lampu ya sayang. Seperti mati lampuuu..."

"HOBAH!!" Teriak Naufal malah ikut-ikutan.

"Cintaku tanpamu ya sayang..."

"PARGOY LANG!!"

"Bagai malam tiada... Berlalu..."

"GOYANGIN PANTAT BOHAY LO LANG!!" Teriak Naufal semakin menggilakan suasana.

"LO SEMUA BISA DIAM GAK SIH?!" Bentak denio menatap ketiga sahabatnya itu dengan tatapan menyeramkan. Emosinya semakin meningkat, melihat tingkah mereka.

Sontak Galang, Naufal, dan Danu langsung terbungkam, lalu ikut duduk di samping denio. Jika cowok itu sudah marah, maka tidak akan bisa diajak bercanda.

"Mau gue mutilasi Lo?!" Denio menyorot ketiga temannya dengan sangat tajam.

Mereka bertiga kompak menggeleng.

"Diam makanya! Gak tau, gue lagi emosi apa," gerutu denio membuang muka dari mereka semua.

___ooOoo___

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang