12. Setelah Hujan Dan Danau Kala Itu

49 3 0
                                    

Hai hai hai

Aku update lagi nihh

Siapa yang kangen??

Kangen Mahesa maksudnya😋

___ooOoo___

"Mungkin ini udah jd takdir gue untuk tidak pernah merasakan kebahagiaan."

-MAHESA

___ooOoo___

"Kamu kelas berapa Mahesa? Terus sekolah dimana?" Tanya Hendrawan menatap mahesa yang duduk dihadapannya.

"Kelas 12 om, saya sekolah di SMA bina bangsa," jawab Mahesa. Tangannya sedang memotong daging.

Mahesa merasa tidak enak jika dia menolak untuk makan bersama dengan keluarga denio, jadi mau tidak mau dia menerima untuk makan bersama.

Hendrawan terlihat tak menyangka mendengarnya. "Loh, bareng dong sama nio? Anak saya juga, sekolah di SMA bina bangsa."

Mahesa hanya tersenyum tipis, bahkan sangat tipis menggapainya.

Denio yang sejak tadi sibuk dengan makanannya jadi menatap Mahesa. "Pantesan muka Lo kayak ga asing, ternyata Lo mantan kapten basket di SMA bina bangsa ya? Lo anak IPS kan?" Tanya denio tiba-tiba.

Seketika pertanyaan yang barusan dilontarkan, membuat tangan Mahesa yang sedang menyiuk makanan jadi terhenti. Tatapan cowok itu perlahan mulai berubah.

Bola matanya kian memanas. Mahesa jadi kepikiran dengan ucapan Camelia waktu itu. Camelia selalu membujuk Mahesa untuk bergabung di tim basketnya, bahkan Camelia rela memata matai Mahesa.

"Kebiasaan, kalo ditanya itu jawab," sambar denio, membuat Mahesa jadi tersadarkan.

Mahesa kemudian menatap denio. "Iya, gue anak IPS."

"Oke, kalo gitu. Kamu mau gabung jadi anggota ruviser dan ini atas kemauan saya sendirian? karena kamu juga satu sekolah dengan nio walaupun kalian beda kelas, tapi saya mau kalian semua akur satu sama lain." Tanya Hendrawan melirik denio serta teman-temannya.

"Ayo sa terima! Lo harus masuk geng kita!" Ujar Galang penuh semangat.

Mahesa bingung harus menerima atau menolaknya. "Nanti saya coba pikirkan dulu, om."

"Ohh iya, silahkan. Apapun keputusan kamu saya terima," ujar Hendrawan dengan senang hati.

"Kalo gitu, saya pamit pulang dulu, udah malam juga. Makasih om, Tante buat makanannya."

Setelah Mahesa mengatakan itu, dia langsung berpamitan kepada Hendrawan dan yunira serta denio dan ketiga temannya.

___ooOoo___

Di tengah perjalanan menuju ke rumah, Mahesa jadi memberhentikan motornya karena melihat seorang gadis yang duduk sendirian di halte bus seberang sana.

Mahesa ingin pergi ke halte itu, namun langkahnya terhentikan karena mengingat ucapan dirinya tadi.

"Gue udah bilang kalo ini yang terakhir Li, tapi kayaknya gue ga bisa," ujar Mahesa lalu menyusul Camelia yang duduk sendirian di halte bus itu.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang