Hai hai hai
Apa kabar??
Ketemu lagi kita👀
Happy reading guys
___ooOoo___
Setelah berbincang cukup lama di markas ruviser, Mahesa pun mengantar Camelia pulang.
"Udah, udah Lo nganterinnya sampai sini aja," ujar Camelia.
Dia tidak ingin Mahesa dimarahi lagi oleh om nya, mau tidak mau Camelia harus melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa harus di antar Mahesa sampai depan rumah.
"Oh yaudah, kalo gitu gue juga pulang dulu ya," ucap Mahesa lalu dibalas anggukan oleh Camelia.
Setelahnya mereka berdua pun meninggalkan jalan itu masing-masing.
Sesampainya di depan rumah, Mahesa memarkir motornya dengan hati-hati supaya adibrata tidak tahu bahwa Mahesa pulang malam.
Dan ternyata adibrata tidak ada dirumahnya karena harus lembur bekerja, Mahesa pun bernafas lega.
"Habis dari mana aja, Lo?!" Tanya Alden.
"Gue, habis main sama temen," jawab Mahesa jujur.
Alden pun punya ide buruk untuk Mahesa. "Awas Lo, gue bakal laporin ke papah kalo Mahesa pulang malam."
"Terserah gue cape, mau istirahat."
Sesampainya di kamar, Mahesa langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.
"Kenapa ya? Hari ini gue ngerasa cape banget," ujar Mahesa dengan suara yang lemas.
Dengan wajah tampan yang pucat seperti orang sakit, Mahesa pun memperlihatkan wajahnya ke arah cermin besar itu.
"Anjing, kayak mayat," ujarnya sambil menunjuk cermin besar itu dengan jari telunjuknya.
"Gue sakit ya?" Tanyanya kepada dirinya sendiri.
Tanpa disadari, hidung Mahesa mengeluarkan cairan pekat berwarna merah. "Darah?!"
Mahesa pun segera menghapusnya menggunakan tangannya. "Mungkin gue cuma kecapean aja."
Kemudian Mahesa mengambil kotak p3k yang diberi Camelia waktu itu dan mengambil obat sakit kepala, lalu meminumnya.
"Gue mau langsung tidur aja, siapa tau besok udah sembuh lagi," ujar Mahesa meyakinkan.
___ooOoo___
Di sisi lain, Camelia sedang menangis terisak di dalam kamarnya.
Dia habis dimarahi oleh Arif, om nya yang selalu memarahinya padahal bukan orang tua kandung Camelia.
"Kenapa? Kenapa om Arif selalu marahin aku, salah aku apa?" Ujar Camelia, tangisannya semakin menjadi.
"Aku cape, harus terus diam ketika di marahin, kenapa aku ga bisa marah, KENAPA?!" Ujarnya dengan suara yang masih menangis.
"Mahesa, aku butuh kamu buat cerita," ucap Camelia dengan nada yang gemetar.
Segera Camelia mencari handphonenya untuk menghubungi nomor Mahesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen FictionKisah seorang lelaki yang bernama MAHESA REVIANO HANSEL, dia adalah anak bungsu dari CEO terkenal yang tidak pernah bahagia. Apakah kebahagiaannya tidak pernah terjadi?, semenjak MAHESA bertemu dengan seorang gadis yang bernama CAMELIA EVANIA, dia j...