29. Suatu Hal Yang Menarik

39 2 0
                                    

Hallowww

Apa kabar?

Happy reading

___ooOoo___

"Datang lalu pergi adalah periode yang semua orang miliki, mungkin gue salah satunya."

-MAHESA

___ooOoo___

Hari ujian akhir semester semakin dekat, yang membuat siswa-siswi kelas 12 harus belajar dengan giat.

Kini keenam inti ruviser sedang tenang-tenangnya belajar untuk UAS di rumah denio.

Mereka memilih belajar bersama supaya lebih rame atau seru, kalaupun sendiri-sendiri pasti ujung-ujungnya kesepian lagi.

Alden dan Camelia juga ada disana untuk belajar bersama.

"Anjir otak gue udah ngebul banget nih!" Keluh Galang yang sejak tadi garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Mana gue ga sekelas lagi sama Mahesa, kan jadinya ga ada yang bisa bantuin gue mikir?!" Ujar Galang lagi, kali ini dia menatap Mahesa yang sedang fokus belajar bersama Camelia.

Naufal pun secara tiba-tiba menoyor kepala Galang dengan sengaja. "Kalaupun Mahesa satu kelas sama kita, Lo juga masih bego-bego aja, Lang?!" Ujar Naufal.

"Nau, kok gitu sih! Gue emang bego, tapi kayaknya lebih begoan Lo deh?!" Balas Galang di akhiri senyuman licik.

Di saat Naufal ingin membalas Galang lagi, tiba-tiba denio menggebrak meja dengan keras. "BERISIK ANJING, GUE JADI GA FOKUS?!"

"MAU? GUE LAKBAN MULUT KALIAN SATU PERSATU, HAH!" Ujar denio emosi.

"Ampun pak bos, kita kan dua anak yang sama-sama bego?! Jadi maklumin aja ya," ucap Galang cengengesan.

"Lo aja Lang, Yang bego?! gue mah udah pinter," balas Naufal sombong.

Setelah beberapa menit Kemudian, yunira datang membawa minuman untuk teman-teman denio.

"Wahhh, makasih tante," ujar Camelia, wajahnya terlihat sumringah.

"Sama-sama cantik," balas yunira lembut.

Yunira yang ikut duduk di antara mereka semua itu pun menasehati. "Nanti kalo kalian semua udah lulus, harus sama-sama terus ya?! Tante suka kalo kalian akur kayak gini."

"SIAP TANTE CANTIK," ujar Danu sambil mengangkat tangannya tanda hormat.

___ooOoo___

Setelah belajar di rumah denio. Mahesa pun mengantar Camelia pulang ke rumahnya.

Sebenarnya Camelia bisa saja membawa motornya yang nganggur di rumah, tapi karena ajakan Mahesa untuk boncengan saja. Ya sudah, mana bisa menolak.

Saat perjalanan pulang, mereka berdua selalu membicarakan hal-hal yang mungkin menarik untuk di dengar atau mungkin malah sebaliknya?

"Lo cantik," ujar Mahesa melihat ke arah spion, namun tidak di dengar oleh Camelia.

"APA? GUE GA DENGER?!" Balas Camelia sedikit berteriak.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang