17. Kabar Buruk Yang Diberikan Tuhan

48 3 0
                                    

Hallooo

Apa kabar?

Semoga kalian selalu suka, baca ceritaku yaww❤️❤️

Happy reading!!!

___ooOoo___

"tuhan selalu punya cara yang terbaik untuk kita."

-MAHESA

___ooOoo___

Setelah Kenzo mendapatkan pesan dari Mahesa, segera dia menuju lokasi yang Mahesa kirimkan.

Kenzo melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, agar cepat sampai.

Sesampainya di tepi pantai, Kenzo langsung mencari-cari keberadaan Mahesa, dan ternyata dia melihat Mahesa sedang duduk memegangi dadanya, dan kesakitan.

"MAHESAA," panggilnya, dan melambaikan tangan ke arah Mahesa.

Mahesa pun mengikuti sumber suara, dan melihat Kenzo walaupun samar-samar dari penglihatannya.

"Sa, Lo kenapa? Kenapa bisa kayak gini, hah? Kerumah sakit sekarang?!" Tanya Kenzo beruntun.

Kenzo itu orangnya baik tapi kebanyakan gengsi, dia malu mengungkapkan isi hatinya daripada harus berbicara tentang kekhawatirannya pada teman-teman dekatnya, termasuk Mahesa.

"Gu--gue ga--gapapa, anterin guee kerumah aja, zo," balasnya dengan suara yang sesak.

"Lo tolol apa gimana, liat keadaan Lo sekarang, kerumah sakit. Biar gue yang tanggung biayanya, Lo ga perlu mikirin urusan bokap Lo," tawar Kenzo tulus, walaupun sedikit marah tetapi dia benar-benar tulus mengucapkannya.

Ya, Mahesa memang takut dengan ayahnya, jika dia pergi ke rumah sakit, pasti ayahnya akan langsung mengeluarkan kata-kata pedasnya, sama seperti hari dimana Mahesa sedang sakit waktu itu.

"Buruan zo, bantuin gue ke rumah aja," ucap Mahesa dengan suara serak.

Tidak ada pilihan lain, Kenzo pun membantu Mahesa berjalan menuju mobilnya.

"Ke rumah sakit aja ya, sa? Gue liat Keadaan Lo ga baik-baik aja," tanya Kenzo kepada Mahesa, setelah duduk di kursi pengemudi.

"Ga perlu," balasnya.

"Keras kepala banget sih, kalo Lo kenapa-kenapa, gue ga bakal tanggung jawab ya," ujar Kenzo khawatir.

"Iya," jawab Mahesa singkat.

Sudahlah, berbicara dengan Mahesa ini memang membuat kesal sendiri, untung Kenzo peduli.

___ooOoo___

Di sisi lain Camelia sedang menangis di dalam kamarnya, kali ini rumahnya terlihat sepi, omnya sedang ada di luar negeri entah ada urusan apa, tiba-tiba pergi, sedangkan pembantunya lagi cuti bersama keluarganya.

Hidupnya benar-benar di balut kesepian, sejak umurnya tujuh tahun, Camelia sudah mandiri mengurus dirinya sendiri.

"Kali ini gue boleh egois ga sih? Jujur, gue juga suka sama Lo, sa, gue cinta sama Lo, bahkan gue mau Lo terus ada di samping gue, gue ga mau kita cuma sebatas teman aja," ujar Camelia merutuki dirinya sendiri.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang