HAI HAI HAI
APA KABAR?
YUHUU AKU UPDATE LAGI
ABSEN HADIR DULU COBA 👉👉
___ooOoo___
"Gue pengen ngebahagian orang lain dulu, sebelum gue mati."
-MAHESA
___ooOoo___
Cowok itu mendudukkan tubuhnya di sofa yang terletak di samping ranjang kasur.
Tatapan Mahesa berubah menjadi kosong. "Segitu gak gunanya, gue di mata papah?" Gumamnya, dengan rasa sesak yang kini amat terasa. "Bahkan liat gue sakit kepala aja, malah khawatir uangnya bakal di pakai buat pengobatan gue."
Mahesa lalu mengedipkan matanya, yang mulai terasa perih. Dia kemudian menunduk, dan terdiam sejenak sebelum akhirnya kembali bersuara, "kenapa papah terus benci sama gue? Gue gak pernah minta buat ada di keluarga ini, kalo emang kehadiran gue buat semuanya hancur."
Cowok itu memejamkan matanya. Mahesa capek jika harus hidup seperti ini. Dia juga ingin seperti abangnya, yang diperhatikan, dan mendapatkan kasih sayang. Walaupun itu cuman satu kali dalam seumur hidupnya, Mahesa ingin merasakan.
Dia iri dengan semua perlakuan ayahnya yang diberikan pada Alden. Mahesa juga mau mendapatkan apa yang bisa Alden dapatkan. Tujuh belas tahun, Mahesa bahkan belum pernah tau bagaimana rasanya di peluk dan di panggil 'sayang' oleh ayahnya.
"Kapan rasa benci papah bisa hilang?" Lirih Mahesa sambil menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan.
___ooOoo___
Mahesa sudah tidak tahan lagi dengan rasa laparnya. cowok itupun berjalan menuju dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Namun, dia tidak menemukan apapun di meja makan.
"Den hesa, mau makan?" Tanya wanita paruh baya yang tiba-tiba muncul.
Mahesa pun langsung menolehkan kepalanya ke belakang, dan menemukan kehadiran bi Lusi. "Makanan habis, bi."
"Maaf den, sarapan sorenya udah habis. Tadi bibi mau nyiapin buat den hesa, tapi kata den Alden gak perlu. Jadi, bibi gak masakin makanannya."
Mahesa menghembuskan napas berat. Sekarang, dia gagal untuk mengisi perutnya yang sudah sangat perih.
"Den hesa mau nunggu gak? Biar bibi masakin makanan sebentar," ujar bi Lusi.
"Gak usah, bi. Saya mau beli makanan ke luar aja."
Bi Lusi memasang wajah tak enaknya. "Maaf ya den."
"Iya bi gak papa. Yaudah, saya mau keluar dulu," ujar Mahesa lalu segera pergi dari sana.
___ooOoo___
Karena jarak supermaket yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, Mahesa pun lebih memilih untuk berjalan kaki. Dia ingin membeli mie instan serta minuman.
Cowok itu menyusuri jalanan yang cukup sepi, dengan wajah tenang. Tudung Hoodie yang terpasang di kepala membuat aura ketampanannya terlihat sangat jelas.
Disisi lain, seorang cowok yang sedang mengendarai motor mendadak panik, saat rem motornya tiba-tiba tidak berfungsi.
"Eh, motor gue kenapa?!" Ujar cowok itu berusaha menekan rem menggunakan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen FictionKisah seorang lelaki yang bernama MAHESA REVIANO HANSEL, dia adalah anak bungsu dari CEO terkenal yang tidak pernah bahagia. Apakah kebahagiaannya tidak pernah terjadi?, semenjak MAHESA bertemu dengan seorang gadis yang bernama CAMELIA EVANIA, dia j...