28. Tidak Siap Untuk Kehilangan

47 2 0
                                    

Halowww

Akuu kembali🤝🏻

Happy reading yaww

___ooOoo___

"Semoga, senyumnya bisa selalu ada."

-MAHESA

___ooOoo___

Sekarang jam menunjukkan pukul sebelas malam, dan Mahesa masih berada di dalam kamarnya. Padahal Alden sudah memanggilnya untuk membukakan pintu.

Tidak berselang lama, akhirnya pintu kamar Mahesa terbuka, menampakan wajahnya yang terlihat habis menangis.

Kemudian Alden masuk ke dalam dan duduk di tepi kasur bersama dengan Mahesa.

"Ada apa?" Tanya Mahesa cuek.

"Are you okay? Ga usah di jawab, gue udah tau jawaban Lo?!" Ujar Alden.

Mahesa pun menatapnya dengan malas. "Gue udah terbiasa dengan situasi ini, bang. Gue rasa, hidup gue saat ini terlalu rumit?!" Ujarnya tertawa hambar.

"Kenapa?" Tanya Alden.

"Adakalanya hidup itu hanya tentang bahagia dan sedih. Tapi menurut gue, hidup itu punya periode bermacam-macam yang ga bisa orang-orang miliki?! Contohnya, gue saat ini," ujar Mahesa.

Alden berusaha mencerna perkataan Mahesa barusan. "Emang yang ga bisa orang-orang miliki itu apa?" Tanya Alden polos.

"Gue punya Lo, gue punya Lia, dan gue juga punya ruviser yang selalu ada di saat gue sedih maupun bahagia?!" Ujar Mahesa sambil menundukkan kepalanya.

"Itulah kerumitan hidup versi gue, yang ga tau arti bahagia dan sedih sesungguhnya!" Lanjutnya di akhiri senyuman kecil.

Alden pun beranjak berdiri, dia tidak ingin berlama-lama di sini. Berbicara bersama Mahesa akan membuatnya merasa bersalah terus menerus.

"Kayaknya Lo lagi cape?! Tidur gih, besok sekolah! Ucapan Lo udah ngelantur kemana-mana," ujar Alden sambil membaringkan Mahesa dan menyelimutinya.

Lagi dan lagi Mahesa melihat sosok Alden yang sangat berbeda, bukan hanya tentang bagaimana baiknya, tetapi Alden juga sangat perhatian kepadanya.

Sebelum Alden meninggalkan kamar Mahesa, Mahesa berkata. "Besok izinin gue aja, bang?! Gue mau pergi sama Kenzo."

"Mau kemana?" Tanya Alden.

"Mau healing, gue udah lama ga jalan bareng Kenzo?!" Balas Mahesa bohong.

Sebenarnya besok adalah jadwal kemoterapi yang sedang di jalani Mahesa, untuk kesembuhannya. "Sama anak ruviser juga?" Tanya Alden lagi.

"Kayaknya ga, cuma gue sama Kenzo aja," jawab Mahesa di akhiri dengan senyuman kecil.

Alden hanya mengangguk paham, kemudian segera pergi dari kamar Mahesa.

Saat Alden sudah pergi, Mahesa membuka handphonenya. Ternyata ada notif dari perempuan yang selalu ada di hatinya.

 Ternyata ada notif dari perempuan yang selalu ada di hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang