V : just gonna stand there

383 45 3
                                    

I'm Superman, with the wind at his back, she's Lois Lane
-Love The Way You Lie


Apartemen Adena Distrik 07 Flower Bloom-setelah memasukkan kode pin apartemen dia membuka pintunya. Koper dan tas yang dia bawa kebetulan jatuh kembali ke pemilik nya. Dia mengatakan bahwa, "Barang itu milikku jadi lebih baik aku yang membawanya," ya sudah dengan senang hati Adena mengembalikan barang nya.

Adena melenggang masuk dan melempar kacamata yang ia pake sampai jatuh ke sofa. Fabian, lelaki itu sedari tadi melongo melihat furnitur mewah apartemen milik cewek di depannya .

Ia merasa minder karena seumur-umur baru menginjakkan kaki di apartemen mewah seseorang bahkan sebagai seorang pekerja buruh dan karyawan paruh waktu dia tak mampu membeli barang-barang mewah.

Menatap wanita yang menolong nya hati Fabian menjadi malu . Dia juga takut bisa saja wanita ini adalah orang jahat atau jangan bilang dia penyihir yang mencari tumbal? kalau dilihat dari penampilan sangat meragukan.

Menguap sembari menggosok kelopak matanya, Adena merasa mengantuk seharian menjalankan misi sibuknya. Dia kemudian melepas mantel hitamnya dan menggantungnya. Lalu, dia berjalan ke arah dapur dengan menggeledah dan membuka laci dapur.

"Apakah ada kopi ya?," Gumam Adena berputar-putar mencari kopi yang bisa dia seduh hari ini.

Adena berharap perempuan ini tidak mengalami krisis bahan makanan, gunakan lah uang sebanyak-banyaknya. Akhirnya dia menemukan sebungkus kopi. Menyobek bungkus besar itu dia mengeluarkan dua bungkus .

Menoleh ke belakang. Dia menghela napas melihat lelaki itu masih diam mematung dengan membawa koper dan tas besar nya. Apakah dia tidak lelah? oiya sangat aneh menanyakan itu bahkan saat adegan di ranjang lelaki itu tak kenal lelah, Damian saja sampai terkapar lemas masih dilanjut.

"hei anak anjing, kau ingin tetap berdiri sampai tangan mu patah atau duduk di kursi itu?," Dia menunjuk kursi di sebrang dapur dengan dagunya.

Fabian tersentak, "Ah, a-aku sudah tau. A-aku hanya curiga kau pasti memiliki rencana lain untuk mencelakakan ku bukan?," menyipitkan mata. Curiga

Adena hampir tertawa tapi dia urungkan saja, ayolah mari menjadi keren untuk menanggapi anak manis itu, "Letakkan saja koper dan tas itu di ruang tamu dan cepatlah kemari aku akan menyiapkan racun untukmu," tertawa kecil . Dia mengeluarkan empat gelas dengan gambar serta bentuk lucu.

Lelaki itu merinding ketakutan lalu, dia berlari ke ruang tamu menghindari wanita menyeramkan.

Berkacak pinggang, "Semua berbentuk lucu. Satu dengan gambar anjing, satu telinga kucing, satu gambar kelinci dan satu lagi oh astaga beruang. Kenapa wanita ini hanya mengoleksi barang-barang lucu namun tidak untuk makanan," Menggelengkan kepalanya. Tidak, dia harus serius memilih jadi Adena memilih kucing.

Mengeliminasi kelinci dia mengangkat dua gelas anjing dan beruang. Menoleh kebelakang lelaki itu tak kunjung menemuinya jadi dengan berat hati dia pergi ke ruang tamu.

Punggung Fabian terlihat dari belakang tengah berjongkok. Adena mengintip dari balik tembok dan menyandarkan tubuhnya, "Kau mau yang gelas anjing atau beruang tapi secara pribadi bagus anjing gelasnya muat banyak air?,"

Tersentak . Fabian mengusap kasar air matanya kemudian berdiri dan membalikkan badan melihat Adena yang sedang memegang gelas lucu dengan raut bingung. Entah apa dia sama sekali tidak peduli mau gelas lucu atau apapun itu tapi, gelas anjing itu lucu juga.

Hening.

"Jadi kau pilih yang mana?,"

"Yang beruang,"

Become Side Character in BL NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang