XXIX - Hopefully reincarnation will bring us.

144 17 0
                                    


           Sontak dia menoleh kesamping. Adena menelan ludahnya agak sulit. Sosok tampan dengan rahang tegas, hidung mancung tegak, serta surai emas gelap agak basah karena keringat yang menetes sampai dahi. Nafas nya yang tersengal-sengal dan senyum lebar di wajahnya membuat Adena sempat terpesona sesaat sebelum dia sadar akan betapa bahayanya lelaki ini.

''Sudah kuduga itu kamu. Aku kira aku salah orang.'' Lelaki itu terkekeh tanpa sadar tangannya masih di bahu Adena. Adena mengernyit kening, jijik.

''Singkirkan tangan mu,'' Ujar Adena jengkel. Apakah lelaki ini tidak peka?

Tersadar dengan kelakuannya, lelaki itu segera menurunkan tangannya. ''Oh, maaf. ''

''Kamu berjalan sangat cepat tadi sampai aku harus mengeluarkan sedikit tenaga ku, sampai-sampai aku menduga kalau ada lomba lari jarak pendek mungkin kamu akan menang. ''Ucap lelaki itu agak mengejek. Entah kenapa lelaki itu sekarang berjalan berdampingan dengan dirinya.

Kenapa sih dia mengikutinya? Jadinya Adena berjalan terus meninggalkan mobil kesayangan dia disana.

''ck, aku hanya berpikir tadi ada penguntit atau perampok. '' Maki Adena sedikit sarkas dengan tatapan sinis.

''Astaga wajah setampan ini tidak mungkin cocok menjadi pelaku kejahatan. ''

Adena menghela napas benar-benar menjengkelkan. Kemudian mereka berdua terdiam, hening .

''Aku tidak menyangka akan bertemu dengan mu disini. Dan aku agak terkejut kamu disini sendirian. Apakah kamu tidak bersama kekasihmu itu'' Tanya lelaki tersebut sesekali bersiul ringan.

Mengernyitkan alis, bingung. ''Kekasihku?''

''Fabian, kamu 'kan selalu bersamanya. ''Lelaki itu terkekeh kecil.

Adena berdehem meredakan perasaan jengkel. ''Aku orang yang sibuk dan kebetulan aku ada urusan disini. '' ucap dia dengan kebohongan.

''Lalu, bagaimana dengan tuan Joshua?'' Tanya Adena sekedar formalitas saja.

''Oh, sama aku juga ada urusan disini. Apa kamu lihat sebelum masuk distrik ini ada tulisan konstruksi disana?''Joshua menunjuk kearah depan. Ish sebenarnya Adena tidak ingin tahu, masa bodoh. Namun lelaki itu tidak kunjung meninggalkan dirinya.

''Ya, nampaknya aku lihat sekilas selama perjalanan. Sepertinya hendak dibangun sebuah apartemen, mungkin. '' Balas Adena dengan mengernyitkan alis. Angin ringan menyapu helai rambutnya dan membuat pepohonan menjadi rindang dan kompak bergoyang kesana kesini.

''Hampir benar. Sebenarnya mau dibangun hotel.'' Joshua memandang gadis di sampingnya. Tatapan kosong yang masih sama. Wajah cantik yang tidak berubah setelah terakhir kali mereka bertemu.

''Apakah kamu bekerja disana?''

Joshua memasukan tangannya kedalam saku, mengangguk. ''Iya, aku bekerja disana sebagai manager. Aku disuruh untuk mengawasi para pekerja hari ini sampai pekerjaan selesai. Sebenarnya aku agak malas, tetapi kau tahu orang yang menginvestasikan sebuah bangunan hotel yang dibangun itu tidak main-main makanya aku harus turun tangan. ''

''Ah, aduh. Sebuah kesalahan, kenapa aku harus membocorkan nya ya. Lupakan saja. '' Joshua tertawa ringan. Dia melambaikan tangan ke udara.

Sial, Adena tidak tahu jika Joshua bekerja di dekat distrik ini. Mungkin kedepannya dia belum bisa kesini, dia tidak ingin Joshua tau kalau dia membeli rumah disini. Bahkan Joshua yang bekerja sebagai manajer tidak di jelaskan di novelnya.

Sedikit merileks-kan bahu. Adena berpikir dia cukup ceroboh seharusnya dia mencari tahu tentang orang ini dan berhati-hati. Dia sebenarnya sudah menduga

Become Side Character in BL NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang