XVIII : Somethin' 'bout you makes me feel like a dangerous woman

262 32 149
                                    

Makes me wanna do things that I shouldn’t
Somethin’ ‘bout, somethin’ ‘bout, somethin’ ‘bout
Nothing to prove and I’m bulletproof and
Know what I’m doing
—Dangerous Woman

       Sepanjang lorong sedikit berbeda dari lantai sebelumnya. Sedikit kosong tetapi seperti ruangan formal biasanya.

     Jarang sekali karyawan berlalu-lalang hanya satu dua yang dia lihat kali ini.

     Lalu, mereka tiba di depan pintu besar berwarna hitam. "Ini ruangannya nona. Saya ijin pamit,"

      Sebelum lelaki itu melangkah lebih jauh, Adena teringat sesuatu, "Tunggu,"

     Lelaki itu berbalik, "Ya, apa ada lagi yang nona inginkan?,"

     "Ya," Adena melangkah mendekat suara high heels miliknya menggema. Dan dia memberikan sebuah anting-anting berwarna putih.

     Lelaki itu mengernyitkan alis. Kenapa wanita itu memberikan sebuah anting. "Ini apa--nona?,"

      "Anggap saja sebagai kompensasi. Aku akan mendatangi mu lagi. Aku harap kau bisa menjaga mulutmu," Adena memberikan senyum manisnya, dia menyelipkan bumbu ancaman pada nada bicaranya. Kalau-kalau lelaki itu berani melawan dirinya.

      Sebenarnya dia tak ingin menggunakan lelaki itu di dalam rencana tetapi dia butuh lelaki tersebut untuk membantunya pada rencana kedua.

      Dia akan mengetahui nya nanti. Adena hanya ingin menggunakan lelaki itu sedikit walau lelaki itu penjilat tapi dia memiliki sikap setia pada perusahaan Jean jadi dia akan menjadikan nya sebagai senjata tersembunyi agar pimpinan Delgard kesusahan nanti.

        "Oh ya, teliti itu. Ada sesuatu disana," ucap Adena meninggalkan lelaki itu dalam kebingungan.

       "B-baik, nona!," membungkuk setelahnya dia menatap anting-anting putih di tangannya.

      "Apa maksudnya?,"

   Dari ekor matanya Adena bisa melihat, Lelaki berkacamata itu berjalan pergi dengan tertatih-tatih. "Aku berharap dia tahu maksudku,"

    "Sekarang masalah ku ini,"Adena menatap ke pintu di depan. Menghela napas.

   
     Memasang ekspresi dingin. Adena membuka pintu tersebut. Bisa dia lihat ada ayahnya dan sosok familiar yang belum dia lihat selama beberapa hari tengah tertawa bersama.

     "Pasti kita akan menjadi rekan yang baik pimpinan Delgard,"

     "Saya merasa terhormat pimpinan Jean, anda memang bijaksana seperti yang dirumorkan," Adena hampir berdecih. Lihatlah lelaki itu dalam menjilat dengan menggunakan wajah tampannya dan tertawa.

     "Ah, rumor itu hanya dilebih-lebihkan. Tetapi seperti yang dikatakan direktur Han, anda memang begitu tampan ,"

      "Ahaha, saya tersanjung pimpinan Jean,"

      Ketika dua lelaki itu sibuk menjilat satu sama lain. Adena menatap datar . Apa dia balik saja ya?

     Sebelum membalik badan, Ayah Adena lebih dulu menengok ke belakang. Melihat wajah putrinya yang sudah lama tidak dia lihat.

       "Oh, putriku. Akhirnya kau datang. Pimpinan Delgard sudah menunggu sedari tadi," Seru Ayah Jean sembari tersenyum. Bahkan di telinga Adena dia merasa seperti pimpinan Jean tengah memberikan sarkas.

      Adena melirik lelaki di depan ayahnya. Wajah yang dia benci itu tengah menatap remeh Adena dengan senyuman jeleknya.

     "Maaf menunggu lama ayah. Jalanan macet tadi," Adena membungkuk sebentar dan melirik lagi lelaki tersebut dari ekor matanya.

Become Side Character in BL NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang