XLIV - in another life?

169 20 65
                                    

EPILOG

someone say nemophila flowers looked like the ''blue moon weed''

'aku cukup menyesal tidak mengenalmu lebih jauh lagi'
- Adena

'aku mencintai jauh di dalam jiwa mu bukannya siapa kamu'
-Fabian

•••

Setelah berhari-hari melalui berbagai banyak pengejaran dan berpindah-pindah tempat guna menghindari polisi. Media public juga sedang gembor-gembornya memberitakkan tentang kaburnya seorang buronan.

Langit yang begitu cerah pada sore harinya dengan cahaya senja matahari yang begitu indah. Dua orang, laki-laki dan perempuan berlari membuat napas mereka tersengal-sengal, peluh keringat menetes deras dari dahi.

Langkah kaki yang terburu-buru, saling menggenggam erat tangan satu sama lain seperti tak ingin terpisahkan. Telapak tangan yang terasa basah dan jantung berdebar kencang. Menaiki satu, dua anak tangga.

Menoleh kebelakang melihat pada ujung lorong, napas nya terasa tercekik,''Dia masih mengejar kita harus lebih cepat, Fabian. ''

Lelaki itu menatap gadis tersebut, bibir nya yang pink ranum terlihat pucat dan kulit yang bermandikkan peluh keringat, kemudian dia mengangguk dan menarik tangan Adena lebih erat.

Betis kakinya terasa begitu sakit serta pegal, tetapi dia tidak bisa berhenti sekarang. Suara langkah kaki di belakang sana sangat keras dan semakin jelas.

''Apakah ada tempat persembunyian lagi kali ini? Kita sudah menetap dibanyak tempat dan beberapa polisi langsung mengejar kita, ''Tanya Adena.

Fabian terdiam sejenak. Adena memandang punggung tegap Fabian dan surai putihnya yang tertutup tudung jaket.

''Tenang saja, aku masih memiliki satu, yakinlah kepadaku. Aku tidak akan membiarkanmu tertangkap. ''Ujar Fabian tanpa menoleh kebelakang.

Adena diam-diam tersenyum, namun di sisi lain dia memiliki kekhawatiran. Mau sampai kapan mereka kabur?

Dia lelah dan merasa bersalah harus melibatkan Fabian.

Terdapat tiga tikungan, ketika hendak berbelok lurus segerombolan orang berjas datang berbondong-bondong,''Itu dia, tangkap mereka!'' Seru orang itu mulai mengejar.

Fabian dan Adena tersentak kaget. Sial, mereka telah terkepung. Fabian mengigit bibir bawahnya, jika dia berbalik kebelakang mereka juga akan bertemu dengan dia. Nyatanya ini semua sama saja, hanya ada satu jalan. Dia menarik lebih erat tangan Adena dan berlari kearah tangga.

''Fabian-''

Hanya ini cara satu-satunya.

Mereka berdua menaiki anak tangga yang teramat tinggi dengan langkah berlari. Suasana yang begitu tegang dan mendebarkan. Gerombolan itu berlari dibelakang, mengejar mereka dibawah sana.

Napas Adena dan Fabian terengah-engah. Otot urat di dahinya terlihat menonjol.

Lalu, sampailah di sebuah pintu yang di kunci.

''Sial, ini terkunci. ''Fabian mengacak-acak rambutnya frustasi.

Adena melirik kesekitar mencoba mencari benda yang bisa memecahkan gembok tersebut, lalu dia melihat sebuah alat pemadam kebakaran Dia bergegas menuju alat tersebut dan memecahkan kaca, setelah itu mengambil dan melemparkannya kepada Fabian.

''Pakai ini. ''Serunya, kemudian Fabian menangkapnya dan memukul gembok tersebut menggunakan alat pemadam kebakaran sampai gembok tersebut rusak dan berhasil terbuka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Become Side Character in BL NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang