XII : You're not like the others

327 35 7
                                    

I wanna walk on your wave length
And be there when you vibrate
For you I'll risk it all
E.T [Katy perry]

       Nyonya Mei menjadi panik, lalu dia  menyodorkan gelas berisi air. Adena mengambil gelas tersebut dan nyonya Mei mengusap lengannya.

       " Pelan-pelan saja karena pertanyaan 'ku, kau jadi tersedak,"     

     Adena menggelengkan kepala dan berkata kalau dia tidak apa-apa.

    "Jadi sudah sejauh mana?," penasaran tatapan Nyonya Mei menjadi serius.

   
   Fabian mengusap wajahnya. Ditatap sosok ibunya yang menatap serius ke arah mereka, "ibuu, kami ini cuma teman,"

     "Iya, Tante kami tak ada hubungan apapun," Adena dengan cepat menggeleng.

     Mendengar perkataan gadis di sampingnya membuat Fabian membeku. Tangan nya tanpa disadari mengepal.

     Nyonya Mei terlihat kecewa, "benarkah? aku kira kalian ada hubungan tertentu soalnya anak ibu ini tiba-tiba saja berbicara tentang seorang gadis biasanya dia tak begitu," dengan senyum nakal.

     "Benarkah?,"

     "Iya, biar Tante beritahu. coba mendekat," Nyonya Mei mencondongkan badannya. Tepat di samping telinga Adena, ia berbisik.

    Ketar-ketir, Fabian berteriak   "IBU!," ia malu jika Adena akan tahu apa yang selama ini dia bicarakan kepada ibunya. Seperti kucing tertangkap basah mencuri ikan. Ibunya benar-benar tukang bocor.

      "Aish! Sudahlah ibu,"

     Nyonya Mei terkekeh dan kembali duduk.

  
   Sementara adena menatap kedua insan dengan bingung. Dia cuma mendengar, "katanya dia bertemu seorang bidadari yang turun dari langit," begitulah yang ibu Fabian katakan.

         Belum sempat Fabian melanjutkan omongan nya, Nyonya Mei berkata, "lagipula Tante kan juga jadi kaget tiba-tiba anak lelaki ibu membawa pulang seorang gadis, " mengabaikan perihal tadi.

      "Jika kalian berpacaran, ibu pasti merasa senang. Kau tahu Fabian ini sudah lama menjomblo ibu sempat takut dia impoten," Nyonya Mei menatap Adena dengan ekspresi serius.

     Mendengar hal tersebut Adena tertawa. Disisi lain Fabian merasa terhina, "Apa maksut ibu, Ibu jahat sekali menuduh Fabian impoten. Aku masih normal lho," dengan nada dramatis yang dibuat-buat.
   

       "Oh ya, jangan salahkan ibu lagipula kau selama ini hanya membawa seorang lelaki ke rumah jadi ibu hanya berasumsi saja," mengedikan bahu .

      Fabian menatap sinis, "Aku hanya ingin fokus sekolah saja. Bukankah ibu menyuruhku untuk fokus sekolah dulu,"

     Menggaruk tengkuknya, "ibu pernah bilang begitu?,"

      Dengan mantap Fabian mengangguk.

     "Sepertinya ibu sudah lupa karena usia, lagipula itu sudah lama," Ucap Nyonya Mei enteng sembari melambaikan tangan ke udara.

      Fabian berdecak kemudian berdehem. Benar-benar ibunya ini sengaja mengolok-olok dirinya mau ditaruh dimana muka dia.

      "Memang kau ini anak yang kurang ajar . Nak Adena, apa kamu tahu dia datang tanpa memberitahu Tante minimal kirim pesan," sambil mengunyah nyonya Mei mengalihkan topik .

      "Wah, kau jahat sekali Fabian," timpal Adena disertai anggukan dari nyonya Mei. 

      Hendak mengambil lauk yang sama dari Adena dia berhenti sebentar tanpa tahu itu kesempatan Adena untuk merebut kembali lauk itu. Mengesalkan dari tadi pria ini suka sekali sengaja mengambil lauk yang sama dengan dirinya.

Become Side Character in BL NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang