Become Side Character in BL Novel

XV : Too much to ask

When you are young, they assume you know nothing
But I knew you
Dancin' in your Levi's
Drunk under a streetlight, I
I knew you
-Cardigan

Matahari semakin terik entah sudah berapa lama mereka berlari. Adena cukup menikmati pemandangan pagi hari dengan deburan ombak sebagai pemanisnya di belakang Fabian. Dia berusaha mengejar langkah lelaki itu tapi Fabian sudah jauh di depan. Lelaki memang curang.

Dari kejauhan dia bisa melihat truk barang berhenti di depan rumah dengan pagar berwarna biru. Itu....

Lalu truk yang sudah menurunkan semua barang itu kemudian pergi. Adena menatap punggung Fabian benar saja lelaki itu berlari menghampiri orang tersebut.

"Sial," Adena ikut berlari kencang mengejar Fabian.

Sampai pada target Adena terengah-engah, kelelahan. Dia menyeka keringat yang menetes dari dahinya.

"Aku baru melihatmu sepertinya kau baru pindahan ya, biar aku bantu,"

"Ah, apa tidak masalah?," ucap pria tersebut.

"Sesama manusia harus saling membantu kan. Lagipula kita akan menjadi tetangga,"

" Terimakasih" pria itu cukup terkesan melihat orang berparas cantik dia sempat tertipu dia kira lelaki ini adalah wanita.

"Kau pindahan dari mana?,"

"Dari Archipelago,"

"Wah, jauh sekali kenapa kau malah pindah kesini,"

"Hanya jenuh disana,"

" Bukankah itu negara penghasil coklat terbaik? Sebaliknya aku ingin sekali kesana,"

"Maka aku bisa mengajak mu kapan-kapan,"

"Sungguh?,"

"Ya,"

"Terimakasih. oh ya barang ini harus diletakkan dimana?," Fabian mengangkut box kardus, muatannya cukup berat

"Kau cukup letakkan di sebelah sana tidak apa-apa nanti biar aku saja yang membereskan nya," pria itu menunjuk ke arah ruang tamu yang penuh box kardus.

Adena menatap tajam ke arah lelaki itu. Terkesan tampan, rambut pirang curly, mata berwarna biru laut dan bibir merah yang sexy. Tinggi badannya cukup semampai tipikal seperti tinggi orang china. Tapi tetap saja tokoh yang patut dia waspadai. Entah pria ini akan berbeda karena ada campur tangan nya atau predator yang sama, dia harus mengecek.

Sepertinya mereka berdua terlalu sibuk dengan dunia nya tanpa menyadari kehadirannya dirinya.

Fabian hampir terjatuh setelah mengambil box ke lima karena tersandung kerikil kecil. Adena berlari dan segera menahan agar pria itu tak jatuh, " Kau ini ceroboh sekali,"

Merasa tangan gadis itu tepat bersentuhan dengan tangannya membuat Fabian gugup, "ah, aku sempat melupakan jika kamu ada, maaf,"

Adena mencibir, "aku memaklumi nya karena kau sudah tua, rambut mu saja sudah beruban,"

"Ini diletakkan dimana?,"