XLIII- born to die

95 17 11
                                    

-

-

-

Kilas balik.

Dia bermimpi, seorang anak kecil tersenyum bahagia. Dia memainkan sebuah pesawat kertas yang tak mewah, namun senyumannya begitu bahagia. Disekolah, dia selalu menatap teman-temannya yang memamerkan sebuah mainan pesawat yang canggih, dia tidak iri. Namun, dia bahagia hanya dengan memiliki pesawat dari kertas.

Lalu, dia masih memainkannya.

Anak kecil itu menatap rumah kecil yang sederhana dengan toko dibawahnya. Namun, dia bahagia. Dia, bahagia hidup dengan kesederhanaan.

Walapun mereka miskin, dia tidak mengeluh. Melainkan dia senang memiliki kedua orang tua yang menyayanginya. Anak kecil itu cukup bahagia.

Di pagi hari, ibu akan selalu bertengkar dengan ayahnya karena masakan yang itu-itu saja. Akan tetapi, anak kecil itu tahu bahwa pertengkaran itu pada akhirnya akan berakhir dengan ayahnya yang pulang membawa sekotak ayam dan tersenyum lelah.

Langkah kecilnya akan tertatih-tatih, berlari menghampiri aroma ayah yang telah dia rindukan bersama ayam.

Mereka akan makan malam dengan tawa.

Anak kecil itu kemudian membolos sekolah dengan dalih sakit padahal dia mendengar ibunya mengeluh tidak ada uang hari ini. Lalu, pagi sampai sorenya anak kecil itu duduk menemani ibunya menjaga toko meski tidak ada pembeli yang datang.

Maka, anak kecil itu akan bertanya, ''Ibu, kenapa toko tidak ditutup dan menjualnya saja?''

Sang ibu menatap wajah polosnya dengan senyuman lembut dan kerutan lelah di kulit wajahnya, ''Jika dijual nanti ibu menangis.'' Canda ibunya.

Namun, anak kecil itu tahu apa yang mau dikatakan ibunya, 'kalau dijual nanti kita makan apa?'

Anak kecil itu memikirkannya. Ibunya yang melihat raut wajah sedih anaknya, dia mengelus kepala anaknya.

''Damian sayangku, apakah kamu ingat apa yang selalu ibu katakan?''

Damian kecil menatap mata ibunya yang lembut itu dan dia berusaha mencoba mengingat dengan keras.

Ibunya tertawa membuat Damian kecil tersipu, ''Jika kau sudah berusaha, kau pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan usahamu. Jangan pernah menyerah apapun yang terjadi. Jika ada usaha maka ada kemauan. ''

Damian kecil itu terpana.

''Aduh, bagaimana kamu bisa melupakannya, maka dari itu ibu menyuruh Damian sayangku untuk fokus sekolah sampai kelak kamu bisa sukses. Ayah dan ibu pasti akan bahagia melihat Damian sukses . ''

''Dan jika saat itu tiba, Damian sayangku bisa menjaga dirinya sendiri. ''Ucap ibu kala itu.

Damian kecil itu mengangguk. Dia berjanji tidak akan membolos sekolah lagi.

Hari-hari terus terlewati seperti biasanya sampai Damian menginjak sekolah pada jenjang SMP. Dia akan pulang dengan perasaan bahagia sambil membawa kertas ulangan dengan nilai 100.

Dia tidak curiga sama sekali sampai saat itu tiba. Langkah kakinya yang ringan terhenti, dia bisa melihat bangunan yang rusak dan roboh.

Dia yakin di dalam hatinya pasti dia sedang bermimpi. Lalu, dia memutuskan untuk terus berjalan. Ketika dia terus berjalan, langkahnya menjadi berat. Perasaanya campur aduk dan pikiran tak terkendali.

Entah kenapa langit sore kala itu Nampak gelap.

Sepanjang jalan dia bisa melihat banyak orang yang berhamburan keluar dengan beberapa luka.

Become Side Character in BL NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang