Part 12

8.7K 383 3
                                    

Ariana kembali bergelung dan memeluk gulingnya karena enggan meninggalkan rasa hangat yang menjalar di tubuhnya. Ia mengeryit tanpa membuka mata saat merasakan kakinya ditindih sesuatu.

Lani? Pikirnya tanpa membuka mata.

Sahabat sekaligus sepupunya itu memang selalu saja masuk ke kamarnya dan tidur bersamanya tanpa seijinnya. Namun Ariana selalu membiarkannya.

Mereka selama ini memang hidup berdua dan katakanlah mereka bergantung satu sama lain karena semenjak duduk di bangku SMA mereka sudah tinggal satu rumah bersama.

Anehnya, Lani tidak seperti biasa.

Apa tubuh sahabatnya itu menggemuk dalam semalam? Kenapa bobotnya menjadi semakin berat? Dan apa Lani juga mengonsumsi obat penumbuh bulu? Kenapa kaki sahabatnya itu terasa kasar?

Ah ya, mungkin Lani belum melakukan waxing. Pikir Ariana lagi.

Ariana mencoba menggerakkan tubuhnya. Namun bukannya bergerak menjauh, tubuh Lani malah beringsut semakin dekat. Bahkan tangan gadis itu pun kini memegang tangan Ariana dan kepala gadis itu menyusup ke belakang tengkuk Ariana. Rambutnya menggesek tengkuk Ariana hingga Ariana bergidik geli karenanya.

"Lani, geli." Keluh Ariana seraya mencoba mengedikkan bahunya agar sahabatnya itu menghentikkan gerakannya.

Sekali lagi, bukannya menjauh Lani malah dengan sengaja kembali menggesek tengkuk Ariana dengan rambutnya. Belum lagi tangan sepupunya itu malah memeluk tubuh Ariana semakin kencang dan kakinya membelit kaki Ariana sehingga Ariana merasa sulit bergerak.

Tapi tunggu, apa itu yang bergerak di bagian belakang bokongnya?

Apa ada tikus yang menyusup masuk ke dalam selimutnya. Ariana kembali bergerak, tapi tangan dan kaki Lani lagi-lagi memeluknya semakin erat.

"Diam, Sayang. Kau membuat 'adikku' meronta kalau seperti ini terus." gumam sebuah suara berat di belakangnya.

Itu suara pria. Berat dan terdengar mengantuk.

Perlahan kesadaran Ariana kembali. Ia menunduk, melihat tangan kekar berbulu seorang pria.

Pria? Dia tidur bersama seorang pria?

Ya Tuhan, Ayahnya akan marah jika tahu hal ini.

Tapi tunggu. Ayahnya? Ariana kembali mengingat kejadian akad nikahnya kemarin sore? Jadi itu nyata? Bukan hanya mimpi. Dan itu berarti, pria di belakangnya ini?

Tubuh Ariana mematung seketika. Ia kemudian memukul tangan pria itu dengan cukup keras sampai menimbulkan suara dan juga membuat tangannya sendiri sakit.

"Apa yang kau lakukan?!" Tanya pria itu dengan suara mengantuk namun tak juga melepaskan tubuh Ariana.

"Lepaskan aku!" perintah Ariana pada pria itu dan berusaha untuk melepas tangan Gerald dari tubuhnya.

"Kenapa harus?" Tanya pria itu dengan nada malas. "Ini masih subuh, memangnya kamu tidak lelah?" tanya Gerald lagi dan kini tangan pria itu malah dengan tak senonohnya menyentuh payudara Ariana hingga gadis itu menegang dan memekik seketika.

"Brengsek! Pria mesum! Lepaskan aku!" pekik Ariana lagi seraya memukuli pria itu.

Dan berhasil, Gerald kini melepaskan pelukannya sehingga dengan cepat Ariana bergerak menjauh dari pria itu. Namun sebelum ia sempat bangkit dan turun dari tempat tidur, Gerald berhasil menangkapnya dan kembali membaringkannya di atas tempat tidur sementara pria itu berbaring tengkurap dengan tubuh bertumpu pada kedua siku yang berada di sisi tubuh Ariana.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Ariana geram. "Jangan berani berbuat macam-macam." Desisnya dengan nada mengancam disertai dengan tatapan dingin mengarah pada Gerald .

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang