Part 22

6.7K 254 1
                                    

"Tidak ada kisah apapun diantara kami di masa lalu." Ucap Gerald yang muncul tiba-tiba dari belakang.

Gerald berjalan mendekat. Terlihat sudah sangat segar dan tampan. Rambut pria itu terlihat masih basah. Bagian atas tubuhnya terbungkus kemeja hitam dimana dua kancing teratasnya sengaja dibuka. Sementara bagian bawahnya mengenakan celana bahan berwarna hitam yang tersetrika sangat rapi yang disangga oleh ikat pinggang yang Ariana yakin berharga mahal dan bukan produk lokal.

"Dan bukannya aku memintamu untuk membangunkanku, Sayang? Kenapa kamu tidak muncul?" tanyanya tepat di samping Ariana dan mencium pelipis Ariana sebelum duduk di sampingnya.

Gerald mengulurkan tangan dan mengambil roti yang ada di atas piring dan mencelupkannya ke dalam mangkuk sup sebelum memasukkannya ke dalam mulut. Persis seperti yang Ava lakukan sebelumnya. Mengamati itu jelas membuat Ariana mengangkat sebelah alisnya.

"Aku bukan alarm berjalan." Jawab Ariana ketus atas pertanyaan Gerald sebelumnya. "Dan please, itu sarapanku." Ucapnya seraya menarik nampan menjauh dari tangan Gerald dan Ava yang hendak kembali mengambil isinya. "Bisakah kalian tidak memakannya?" Ava mematung seketika mendengar larangan itu, sementara Gerald tidak.

Pria itu dengan santainya menarik kembali nampan supaya mendekat dan kembali mengambil roti dan mencelupkannya dalam mangkuk sup. Namun alih-alih memasukkannya ke dalam mulutnya sendiri, pria itu malah memasukkannya ke dalam mulut Ariana.

Ariana memandang pria itu dengan tatapan tajamnya namun Gerald hanya tersenyum dan semakin mendekatkan roti itu sehingga mau tak mau Ariana membuka mulutnya.

"Enak?" tanya Gerald seraya mengusap sudut mulut Ariana yang terkena tetesan sup krim.

"Menurutmu?" Ariana balik bertanya dengan mulut penuh. "Dan berhenti memakannya, aku sudah lelah membuatnya sepagian ini!" Ariana menepis tangan Gerald yang mulai meraih sendok dan memakan sup krim nya. Tapi lagi-lagi Gerald mengabaikan perintah istrinya itu.

Decakan Ava membuat Ariana dan Gerald mengalihkan perhatiannya pada wanita itu. "Masalah makanan saja apa memang harus dibuat ribut seperti ini?" tanya wanita itu dengan tatapan mengejek namun matanya tidak beralih dari Gerald yang terus memakan sup dengan lahap. "Apa kamu gak pernah makan di rumah sampe makanan segitu aja diributkan?" Tanyanya dengan nada mengejek yang membuat Ariana memandang wanita di hadapannya dengan sorot tajam.

"Aku tidak akan mempermasalahkannya jika makanan yang dia makan adalah makanannya, bukan makananku." Jawab Ariana dingin. "Dan berapa lama tepatnya kau tidak makan sampai terlihat seperti orang kelaparan seperti itu?" Tanyanya dengan mimik heran pada Gerald yang kembali mengangkat sudut mulutnya dan mengedikkan bahu. "Sial! Kau menghabiskan semua sarapanku." Ucapnya kesal seraya bangkit berdiri.

Namun sebelum Ariana melangkah menjauh, Gerald menarik lengan gadis itu dengan satu entakan sehingga mau tak mau Ariana jatuh di atas pangkuannya. "Apa yang kau lakukan?" Pekik Ariana seraya berusaha bangkit. Namun Gerald sudah memegang kedua pinggangnya dan menahannya.

"Sebentar lagi para pelayan akan membawa sarapan kemari. Tunggu saja." Ucap Gerald dengan nada lembut yang membuat Ariana memandangnya kesal.

Ariana tidak berontak, namun tetap saja ia ingin turun dari pangkuan Gerald tapi Gerald masih menahannya.

Tak sampai satu menit kemudian, Ariana melihat Maryam berjalan di samping pelayan yang mengenakan seragam dan tengah mendorong troli berisi makanan. Di belakang kedua wanita itu, terlihat ibu dan nenek Gerald yang berjalan dengan langkah anggun dan teratur dengan penampilan mereka yang begitu rapi dan menawan.

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang