Part 23

7.6K 261 4
                                    

Mobil terus melaju melewati gerbang sekolah berlabel "Internasional School". Mobil-mobil mahal lainnya terlihat sudah berjejer di depan mobil Arshaq. Mereka yang hanya menurunkan penumpang akan terus melaju dan berhenti di depan pintu masuk sementara yang lainnya tampak berbelok menuju area parkir yang tidak Ariana lihat. Mungkin setelahnya mereka akan masuk lewat pintu samping atau pintu belakang gedung, Ariana tak tahu.

Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk dimana beberapa guru berdiri dan menyapa murid serta baby sitter yang membawa anak-anak. Izzan kembali membukakan pintu untuk Ariana dan karena tak mungkin membiarkan Arshaq turun sendirian, Ariana pun turun. Bertepatan dengan pengasuh Arshaq yang datang mendekat dan mengulurkan tangan. Namun Arshaq menolak.

"Kenapa sayang?" Tanya Ariana bingung. Dia melirik ke sisi kiri dimana antrian mobil sudah cukup panjang.

"Anterin Asha masuk." Rengek bocah itu yang membuat Ariana terbelalak.

"Ta-tapi. Arshaq kan biasanya masuk sama Mba." Kilah Ariana karena tak tega menolak langsung.

Arshaq menggeleng dengan wajak merajuk. "Asha mau masuk sama Bunda."

"Tapi Bunda kan harus kerja." Tolak Ariana pada akhirnya Ia ingat pada adiknya yang kala TK terus ditunggui oleh Bunda atau neneknya sampai sekolah usai. Dan membayangkan dirinya duduk di depan kelas dan menunggui Arshaq selesai sekolah tiba-tiba membuat bulu kuduknya merinding.

"Asha gak minta Bunda gak kerja. Asha cuma mau Bunda anter Asha ke dalam." Ucap bocah itu penuh harap.

"Janji? Cuma sampai depan kelas?" Tanya Ariana yang diangguki antusias oleh bocah itu. Senyum Arshaq menjadi lebar dan hal itu membuat Ariana curiga. "Baiklah." Jawab Ariana pasrah. Ia pun mengikuti arahan yang diberikan Arshaq sementara pengasuhnya berjalan di belakang.

"Good morning, Arshaq. How are you today?" Sapa seorang guru perempuan pada Arshaq.

"I'm fine, Miss Mona. Thank you." Ucap Arshaq dengan fasih. "Miss Mona, ini Bunda nya Asha." Lanjut bocah itu dengan sumringah yang menbuat Ariana terbelalak seketika. Akhirnya ia tahu maksud Arshaq mengajaknya ke sekolah dan mengantarkannya ke kelasnya.

Berusaha bersikap wajar Ariana tersenyum samar dan mengulurkan tangan. "Ka...." Ucapnya memperkenalkan diri.

"Ariana Zeroun." Sanggah seseorang di belakang yang membuat Ariana, Arshaq dan guru tersebut menoleh. Pria itu mendekat dan tiba-tiba merangkul pinggang Ariana seperti yang dilakukannya saat di rumah dan Ariana tahu maksud pria itu adalah untuk mempertegas kepemilikannya atas Ariana.

"Selamat pagi Tuan Zeroun." Sapa guru Arshaq dengan sopan.

"Pagi Miss Mona." Sapa Gerald sopan.

"Maaf telat memperkenalkan. Ini Ariana, istri saya. Ibu Arshaq." Ucapnya dengan senyum hangat di wajahnya yang membuat Miss Mona tampak tersipu, namun wanita itu dengan cepat mengendalikan diri dan membalas dengan senyum sopan.

Semua orang di lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah tahu kalau Gerald selama ini dikenal sebagai pria yang datar dan tanpa ekspresi. Dan melihat pria itu tersenyum saat ini cukup membuat orang-orang terkejut dan takjub.

"Saya Miss Mona, Nyonya Zeroun. Saya wali kelas Arshaq." Ucap Miss Mona memperkenalkan diri.

Ariana tidak bisa lagi berkilah. Ia hanya menganggukkan kepalanya saja. Maksudnya ia memperkenalkan diri sebagai Karenina agar keadaan tidak memusingkan saat adiknya itu kembali. Namun entah apa alasannya, Gerald tampaknya tak bisa diajak bekerja sama. Dan disisi lain, mendengar panggilan 'Nyonya Zeroun' dari guru Arshaq seketika membuatnya merasa senang.

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang