Part 36 (2)

4.4K 248 5
                                    

Ariana memaku sejenak. Tertegun karena hinaan yang dilontarkan wanita itu padanya.

"Apa ayahmu tahu apa yang sudah kau lakukan pada suami adikmu sendiri?!" Ucap wanita itu dengan nada menghina.

"Jangan membawa nama ayahku. Apapun perbuatan yang aku lakukan, itu tidak ada urusannya dengannya. Dan lagipula, yang seharusnya merasa malu disini itu kalian, bukan aku!" Jawab Ariana dengan jantung yang mulai berdebar sangat kencang.

Tangannya mengepal, bertahan berada di atas paha dalam upayanya untuk menyembunyikan kondisi yang sebenarnya.

"Kalian yang seharusnya sadar untuk tidak memaksakan apapun yang kalian inginkan pada orang lain. Gerald bukan suami Karenina karena dia adalah suamiku sekarang. Justru yang seharusnya malu disini adalah kau, karena menginginkan pria yang sudah menjadi suami orang, terlebih dia adalah suami kakak kembarmu sendiri." Desis Ariana dingin.

"Berapa yang kau inginkan?" tanya Nyonya Hestia lagi, seolah tak mendengarkan ucapan Ariana sama sekali. "Berapa yang kau inginkan supaya kau mau menjauh dari Gerald?"

Ariana tertawa, namun tawa itu tidak sampai ke matanya. Sorot matanya tetap dingin, mengarah pada Nyonya Hestia dan Karenina bergantian.

"Apa kalian sedang syuting drama?" Tanyanya dengan senyum mengejek di wajahnya. "Dimana kameranya?" tanyanya lagi seraya memandang ke penjuru ruangan untuk mencari kamera dengan tatapan menghina sebelum kembali memandang dua wanita paruh baya di hadapannya. "Ah tidak ada kamera disini, jadi sepertinya ini kisah nyata. Tapi tawaran Anda terdengar klise seperti adegan di drama-drama jaman dulu." Kekehnya mengejek.

"Baiklah, mari kita persingkat." Ucap Ariana dengan tatapan yang kembali datar dan postur tubuh yang kembali santai. "Berapa yang bisa kalian berikan supaya aku meninggalkan Gerald. Seharusnya angkanya lebih besar dari seluruh harta Gerald, bukan begitu?" Tanyanya dengan senyum manis yang dibuat-buat.

Karenina dan Nyonya Hestia memucat di tempat. Tidak menyangka akan mendengar tantangan seperti itu.

"Apa yang Anda miliki, jelas tidak lebih banyak dari apa yang dia miliki," ucapnya mengedikkan dagu kepada Karenina. "bukan begitu?" lanjutnya masih dengan senyum manis di wajahnya. "Percuma kalian berlagak di depan saya. Kita sama-sama miskin dan tidak punya apa-apa, jadi tidak usah menjadi sombong dan bersikap seolah kalian penguasa dunia.

"Aku sudah bersikap baik padamu, Karen. Kukatakan kalau kau bisa mendapatkan apa yang menurutmu harus kau dapatkan, tapi tidak berarti kau bisa menghinaku dan merendahkanku dengan cara seperti ini. Jadi, lebih baik kalian pergi dari tempat ini sekarang juga dan jangan pernah kembali, karena aku sudah sangat muak melihat kalian."

Ariana bangkit lebih dulu dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar yang ada di belakang meja kerjanya. Namun langkahnya kembali terhenti kala Karen bertanya, "Bagaimana dengan Gerald?" dengan nada lantangnya.

"Aku tidak perlu menjawab apapun. Gerald, itu menjadi urusan kalian berdua. Aku tidak pernah memaksanya untuk datang kepadaku dan aku juga tidak bisa memaksanya untuk menerimamu karena dia bukan budak, bukan pula boneka yang bisa kusuruh-suruh. Dia pria dewasa yang memiliki prinsip sendiri.

"Jika kau tidak ingin melihatnya datang ke tempatku. Saranku, bius dia dan sekap terus supaya dia berada di kamarnya, sama seperti yang orangtuamu lakukan padaku saat aku dipaksa untuk menggantikanmu dulu. Dan jika hal itu tidak mempan, gunakan akalmu untuk bisa menaklukannya.

"Bukankah cara menaklukan pria itu mudah? Hanya cukup memuaskan mata, perut dan kejantanannya." Ucap Ariana tanpa berniat memperhalus katanya. Ariana melangkah menuju kamarnya dan menutup pintu dengan cukup keras. Tak peduli kalau Hestia dan Karenina masih ada di sana.

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang