Part 26

6.8K 306 6
                                    

Jangan pelit buat kasih ⭐ ya..
_________________________________________

Gerald mendengar gedoran yang cukup kencang di depan pintu kamarnya.

"Papa!" teriakan Arshaq yang lantang membuat Gerald yang awalnya hendak marah menjadi diam.

Kepalanya berdenyut kencang. Semalam ia menunggu informasi dari orang-orang bayarannya tentang keberadaan Ariana sampai ia kurang tidur, namun sayangnya yang ia dapat dari Izzan malah semakin membuatnya kesal.

"Nyonya tidak terlihat keluar dari area depan gedung, Tuan. Di area kantor Nyonya tidak dipasang CCTV sehingga kita tidak bisa memantaunya. Dan CCTV bagian belakang restoran sedang dalam perbaikan, Tuan." Itulah kabar yang Gerald dapatkan sehingga ia benar-benar ingin marah mendengarnya.

"Papa!" teriakan itu membuat Gerald mau tak mau turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju pintu.

Ia membuka pintu dan melihat Arshaq yang tengah memberontak dalam dekapan pengasuhnya yang tampak kewalahan karena tenaga Arshaq yang jauh lebih besar meskipun tubuhnya kecil.

"Apa, Sayang?" Gerald membuka pintu kamarnya lebih lebar, menatap pengasuh Arshaq dan menganggukkan kepala sebelum membuka kedua tangannya menyambut Arshaq yang berlari cepat pada Gerald sehingga Gerald hampir saja terjatuh dari jongkoknya.

"Bunda mana? Udah pulang?" tanya bocah itu seraya menatap sekeliling ruangan ke belakang pintu.

Melihat tempat tidur yang kosong, dahi Arshaq langsung mengernyit. Ia melepaskan pelukannya dari Gerald dan masuk ke dalam kamar untuk mencari sosok Ariana.

"Bunda!" teriak bocah itu seraya terus mencari.

Saat kemudian ia tidak menemukan sosok Ariana di walk in closet dan kamar mandi, Arshaq kembali memandang Gerald dengan dahi berkerut dalam.

"Bunda mana?" tanyanya dengan nada bergetar seolah menahan tangis. "Bunda pergi lagi?" tanyanya dengan sedih.

"Bunda kamu gak pulang sejak kemarin." Jawaban itu membuat Gerald dan Arshaq menoleh dan dilihatnya Ava berdiri di ambang pintu dengan gaun tidur sutranya yang super pendek dan belahan dada yang rendah.

"Gak pulang?" Arshaq memandang Gerald dengan sorot tanya. "Beneran Bunda gak pulang?' tanya bocah itu sedih. "Kenapa? Bunda gak suka sama Asha?" tanyanya lagi yang membuat jantung Gerald terasa diremas sesuatu yang tak kasat mata.

"Mana ada..." apapun yang Ava hendak katakan tidak pernah keluar dari mulutnya karena Gerald memandang wanita itu dengan tajam.

"Iya, Sayang. Bunda gak pulang. Tapi bukan karena Bunda gak suka sama Arshaq. Bunda gak pulang karena Bunda ada urusan kerjaan keluar kota." Ucap Gerald menenangkan. "Kan Papa juga sering begitu. Gak pulang beberapa hari karena kerja." Ucap Gerald menenangkan.

Arshaq memandang Gerald dengan sorot ragu. Tampak berusaha mencerna dan mengingat apa yang dikatakan Gerald padanya. Lantas wajah bocah itu berubah menjadi lebih tenang dan kemudian menganggukkan kepala.

"Bunda bakal pulang kalo urusannya udah selesai?" tanya Arshaq polos yang dijawab anggukkan Gerald.

"Tentu. Bunda bakal pulang. Kan rumahnya disini." Jawab Gerald seraya menepuk kepala bocah itu. "Sekarang, Arshaq mandi dan kita sarapan bareng-bareng ya." Ajak Gerald yang dijawab anggukkan bocah itu.

Arshaq menerima uluran tangan pengasuhnya dan kembali menuju kamarnya yang memang berada di lantai yang sama.

Setelah Arshaq masuk ke dalam kamarnya, barulah Gerald menghadapi Ava. "Berhenti berkata yang tidak-tidak di hadapan Arshaq. Sebelum aku memperlakukanmu dengan tidak pantas." Ucap Gerald dengan desisan pelan.

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang