Part 17

7.9K 313 3
                                    

Gerald menggiring Ariana keluar dari kamar kamar hotel yang mewah itu menuju lift yang akan mengantarkan mereka menuju basement hotel. Ariana , Gerald dan Arshaq masuk ke dalam sebuah mobil sedan—yang Ariana tahu harganya teramat mahal—dimana asisten Gerald dan juga supir pribadi pria itu sudah menunggu. Sementara ibu dan nenek Gerald naik ke mobil lainnya yang juga sudah terparkir di belakang mobil Gerald .

"Mereka sudah menunggu kita di rumah Anda, Tuan." Ucap pria yang Ariana tahu bernama Izzan. Tangan kanan Gerald . Gerald hanya menjawab berita itu dengan anggukan kepala, sama sekali tidak terlihat ingin menjelaskan sesuatu pada Ariana sehingga membuat gadis itu bertanya-tanya siapa gerangan yang sudah menunggu 'mereka' di kediaman pria itu.

Mobil melaju dalam keheningan. Tidak ada percakapan, tidak ada musik. Yang terasa hanya deru halus mobil mahal itu dan suara-suara yang sedikit teredam yang berasal dari padatnya lalu lintas di luar sana.

Ketika Ariana menundukkan kepala, ia cukup heran juga kala melihat Arshaq yang terlihat tertidur nyenyak dengan lengan memeluk lengan Ariana seolah tak ingin melepaskan. Mungkin karena bangun terlalu pagi dan memaksakan diri untuk menemui ayahnya di hotel bocah itu menjadi kembali lelah hingga akhirnya jatuh terlelap begitu saja.

Berpuluh menit kemudian mobil mereka berhenti di sebuah pintu gerbang yang lebar dan tinggi berwarna hitam yang terbuka secara otomatis.

Ariana tahu kalau Gerald kaya, begitu juga dengan Wiryawan . Namun ia tidak menduga kalau suaminya itu ternyata 'teramat sangat' kaya. Bangunan mewah yang selama ini hanya bisa ia lihat sekilas dalam drama dan film, sekarang bisa ia injak. Dan Ariana duga kalau luas tanah dan rumah yang Gerald miliki berukuran jauh lebih luas dan juga lebih megah daripada kediaman Wiryawan .

Masih ada langit di atas langit, inilah buktinya. Gumam Ariana dalam hati.

Mobil melaju dan berhenti di depan rumah yang memiliki halaman depan yang hijau dan indah. Seorang pelayan pria tua—yang Ariana pikir sudah seharusnya pensiun—membukakan pintu untuk Gerald , sementara Izzan membukakan pintu untuk Ariana .

Ariana menggumamkan terima kasih dan keluar—sedikit susah payah—dari mobil dengan Arshaq dalam gendongannya.

"Mereka sudah menunggu di ruang tamu, Tuan." Samar Ariana mendengar pria tua itu berbicara.

Gerald lagi-lagi hanya menjawab dengan anggukkan kepala. Pria itu menolah ke arah Ariana yang berjalan mendekat sambil menggendong Arshaq dan kemudian memberikan kode pada seorang pelayan yang mengenakan seragam merah muda pucat untuk mengambil alih Arshaq dari gendongan Ariana .

"Aku akan menunggu mereka di ruang kerja." Ucapnya pada si pelayan tua dan tiba-tiba merangkulkan tangan kanannya di pinggang Ariana dan menggiringnya untuk masuk. Mengabaikan ibu dan nenek pria itu yang kini sedang turun dari mobil mewah mereka.

Ariana tidak berkata apa-apa, dia hanya ikut saja kemana Gerald membawanya. Bukannya ia menyukainya, tapi karena sebelumnya pria itu mengatakan ruang kerja, Ariana menduga kalau pria itu tidak akan melakukan hal yang macam-macam padanya.

Gerald membuka sebuah pintu kayu besar dan mendorong Ariana lembut supaya Ariana masuk ke dalamnya lebih dulu.

"Mau minum sesuatu?" tawar pria itu dengan ramah yang dijawab Ariana dengan gelengan kepala.

Gerald tersenyum tak acuh dan mengedikkan bahu. Pria itu kemudian berjalan menuju sofa panjang—yang Ariana yakin berharga mahal—berbungkus kulit yang ada tengah ruangan dan menepuk sisi kosong di sampingnya, meminta Ariana untuk duduk tanpa suara.

Tapi Ariana menggelengkan kepala. Ia memilih cara aman yakni tidak berdekatan dengan pria itu karena ia tidak tahu apa yang akan pria itu lakukan jika mereka hanya berduaan saja. Alhasil, mengalihkan perhatiannya dengan berjalan berkeliling ruang kerja yang menarik perhatiannya karena terdapat banyak sekali buku di dalamnya.

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang