Part 39

4K 220 6
                                    

Ariana membuka mata perlahan dan mengerjap. Kembali menutupnya dan membukanya lagi hanya untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya berada di tempat yang asing.

Ariana menoleh dan sadar bahwa dia berbaring di atas tempat tidur super besar nan hangat, berseprai dan berselimut abu. Tapi ruangan ini tak dikenalnya.

Kamar ini bukan kamar Gerald yang ia tempati di kediaman Zeroun. Bukan pula kamarnya yang berukuran kecil namun nyaman di apartemennya. Kamar ini luas, dengan sedikit perabotan dan ditata maskulin. Dengan warna hitam, putih dan abu sebagai latar dinding dan perabot.

'Rumah kita.' Kalimat itu kembali terngiang di kepala Ariana. Gerald mengatakan kalau pria itu akan membawanya ke 'rumah kita' yang bahkan Ariana sendiri tidak pernah tahu mereka miliki dan tidak ia tahu dimana tempatnya.

Dengan tubuh lebih segar daripada sebelumnya, Ariana bangkit dari baringannya. Membuka selimut yang menutup tubuhnya dan sadar bahwa pakaian yang tadi ia kenakan sudah tidak ada. Berganti dengan kaos berwarna hitam polos berlengan panjang yang terlalu besar di tubuhnya dan celana olahraga pendek berwarna putih berbahan lembut.

Pakaian milik Gerald, tentu saja. Gumam Ariana dalam hati.

Ariana menggeser tubuhnya dan menjatuhkan kakinya ke atas karpet tebal berwarna abu yang hangat. Ariana meraba bahan rasfur itu dengan telapak kakinya sebelum bangkit berdiri dengan perlahan.

Ariana memandang berkeliling. Tidak banyak barang di kamar itu selain sebuah lukisan di dinding. Nakas panjang yang digunakan sebagai tempat televisi dan rak buku serta sebuah sofa baca santai di salah satu sudut. Ariana melirik ke salah satu dinding yang terutup tirai. Ia yakin di belakang tirai itu terdapat jendela dan pintu yang mengarah ke balkon, mirip seperti kamar Gerald di kediaman Zeroun. Namun Ariana tak terlalu penasaran untuk membukanya.

Perhatiannya jatuh pada dua pintu yang tertutup di ruangan itu. Ariana yakin satu pintu merupakan pintu keluar dan pintu lainnya adalah pintu kamar mandi. Menargetkan salah satu pintu, Ariana berjalan dengan langkah pelan dan membukanya. Ia kembali disuguhi dengan pemandangan mewah lainnya.

Mewah namun kasual. Menggambarkan sosok Gerald dalam bentuk gaya dan barang. Satu set sofa superbesar terbungkus kulit berwarna hitam tampak elegan di atas lantai marmer berwana hitam. Menghadap ke televisi berlayar super lebar yang bertengger di atas sebuah nakas berwarna putih lengkap dengan audio sistem yang Ariana yakin jika dinyalakan akan membuatnya merasa berada dalam sebuah diskotik.

"Malam, Nyonya." Ariana menoleh kala mendengar suara yang amat dikenalnya menyapanya. Khaled, dengan pakaian formalnya tampak berdiri tak jauh di samping kanan Ariana.

"Apa yang Anda lakukan disini?" tanya Ariana bingung. Bukankah Gerald mengatakan kalau pria itu akan membawanya ke 'rumah kita'? Kenapa ada Khaled disana? Bukankah Khaled itu pengurus rumah tangga Zeroun?

Seolah mengerti pertanyaan di kepala Ariana , pria yang sudah tidak muda lagi itu berkata. "Saya berada di mana Tuan Gerald menginginkan saya." Ariana hanya bisa menarik napas panjang dan menganggukkan kepala. "Anda mau makan malam sekarang? Tuan Gerald mengatakan kalau Anda belum makan."

Gerald? Dimana pria itu? Tanyanya seraya memandang berkeliling mencari sosok pria tampan yang saat ini berstatus suaminya.

"Tuan ada di ruang kerjanya, Nyonya." Lagi-lagi Khaled menjawab untuknya. Ariana kembali mengernyit namun juga menganggukkan kepala. "Saya siapkan makan malam untuk Anda?" tanyanya lagi dan Ariana hanya menganggukkan kepala layaknya boneka. Khaled menganggukkan kepala sebelum kemudian menghilang tanpa suara, membiarkan Ariana kembali merasa kebingungan di tempat yang tidak dikenalnya.

Alih-alih duduk di sofa, Ariana memilih untuk berjalan menuju salah satu dinding kaca yang menarik perhatiannya. Dinding yang ia dekati itu ternyata merupakan pintu geser yang mengarah pada balkon luas yang bukan hanya menunjukkan sebuah kolam renang besar berair jernih yang beriak karena angin malam, namun juga pemandangan kota yang terlihat gemerlap dalam kegelapan.

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang