Part 33

5.6K 291 13
                                    

Ariana pikir kehidupannya bisa lebih tenang setelah konfrontasi antara ibunya, Nyonya Hestia dan juga Ava. Dan ia pikir, harinya akan lebih baik setelah ia makan siang bersama Aji. Namun harapannya salah karena saat ia kembali ke ruangannya ia dibuat terkejut dengan kehadiran tamu tak diundang yang tengah duduk dengan anggun, memainkan ponsel mahalnya dengan jemari lentik cantik terawat.

Sosok yang membuat Ariana terjebak dalam kondisinya saat ini.

Sosok yang beberapa saat lalu menghilang secara tiba-tiba dan Ariana dijadikan tersangka yang menyembunyikan keberadaannya.

"Kau sudah kembali?" tanya kembarannya itu dengan santainya. Dengan perlahan gadis itu menunjukkan senyum manis tak bersalahnya pada Ariana.

"Bukankah seharusnya pertanyaan itu diajukan untukmu?" Jawab Ariana dengan ketus. "Aku selalu ada disini, di tempatku, dan tidak berniat menghilang tanpa kabar dalam waktu dekat." Jawabnya ketus.

Ia bukan kakak kembar yang ramah yang akan menghampiri adik kembarnya lantas menanyakan kabarnya setelah menghilang tanpa jejak begitu saja.

Alih-alih menyambut kembalinya sang adik dengan ceria, Ariana memilih untuk berjalan menuju meja kerjanya dan duduk seraya menyalakan laptopnya. Bersikap seolah Karenina tak ada disana.

"Aku tidak benar-benar menghilang." Jawab Karenina juga tak kalah santainya. "Aku hanya pergi selama beberapa saat." Jawabnya tanpa sedikitpun merasa bersalah.

Ariana mendengus.

"Aku tidak benar-benar berniat untuk meninggalkan pernikahanku, hanya saja satu dua hal terjadi dan aku tidak bisa kembali pada waktu yang tepat. Dan terima kasih untukmu karena bersedia untuk menggantikanku." Ucapnya dengan senyum manisnya.

Ariana mengangkat sebelah alisnya. "Bersedia kamu bilang?" ucapnya dengan marah. "Aku bukan bersedia. Tapi aku dipaksa untuk melakukannya!" Desisnya berusaha sebisa mungkin untuk menahan amarah.

"Ya, aku tahu. Tapi aku tidak akan minta maaf untuk itu." jawab Karenina dengan santainya.

"Kalau begitu, untuk apa kamu repot-repot datang kemari?" tanya Ariana kesal.

"Tentu saja aku kembali karena ingin bicara padamu." Jawabnya datar, "Kapan, kamu akan mengembalikan posisiku yang saat ini kamu pinjam." Jawab gadis itu tak tahu malu.

Ariana terbelalak memandang kembarannya tak percaya.

"Apa kau bilang? Aku, meminjam posisimu? Sejak kapan?" Ariana balik mendengus tak percaya.

Karenina memutar bola matanya dengan malas. "Sudahlah, Ana, berhenti berpura-pura.

Jujur saja, sejak kali pertama aku datang kesini dan mengatakan rencana pernikahanku dengan Gerald, kamu sudah merasa iri dan menginginkan posisiku, kan?" tanyanya dengan senyum mengejek di wajahnya yang membuat Ariana mengernyitkan dahi karena tak percaya akan kata-kata yang baru saja didengarnya.

"Ana. Sejak awal kamu memang sudah menginginkan posisiku. Meskipun mulutmu berkata tidak, tapi jelas tindakanmu mengatakan yang sebaliknya. Kamu bisa saja mengejekku sebagai wanita materialistis, tapi faktanya kau juga begitu.

"Kamu ingin menjadi istri dari Gerald yang tampan dan kaya raya. Itulah sebabnya kamu tidak menolak saat Mami dan Papi memintamu untuk menggantikan posisiku di depan penghulu."

"Apa?" Ariana mengernyit bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa fakta malah jadi berubah seperti ini?

Apakah keluarga Wiryawan memang menceritakan keadaan seperti itu pada Karenina, atau ini hanya karangan Karenina saja terhadapnya. Dengan kata lain, adik kembarnya itu sedang memainkan peran seolah dirinya yang teraniaya? Apa itu namanya? Playing victim?

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang