Part 35 (1)

5.5K 313 9
                                    

Ariana mengangkat sudut mulutnya. Menertawakan adik kembarnya dan sifat tak tahu malunya. Jadi adiknya itu benar-benar datang pada Gerald dan mengklaim haknya? Rupanya didikan Mahiswara dan Juliarty sudah menyerap sangat baik pada adiknya itu.

"Itu sudah haknya." Jawab Ariana ketus. "Jadi, apa masalahnya?"

Gerald mengubah posisi duduknya, pria itu memandang Ariana dengan tajam. "Aku tidak suka dengan nada bicaramu." Ucapnya dingin.

Ariana turut memutar badannya dan memandang pria itu dengan sama dinginnya.

"Lalu aku harus bagaimana?" Tanyanya ketus. "Dia kembali untuk menuntut posisinya, itu haknya. Karena kalau kau lupa, kontrak yang kutandatangani dengan Wiryawan dengan jelas mengatakan kalau aku akan mengembalikan posisiku padanya saat dia sudah kembali.

"Jadi, inilah yang aku lakukan sekarang." Ucapnya seraya merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Namun tindakan Ariana malah membuat fokus Gerald tertuju pada satu titik. Payudara gadis itu.

Ariana seketika menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan dengan cepat meraih bantalan kursi dan meletakkannya di depan tubuhnya.

"Lagipula aku sudah melihatnya." Komentar Gerald datar yang membuat Ariana melotot ke arahnya. "Apa yang kau katakan barusan jauh berbeda dengan apa yang kau katakan pada Ava dan ibuku." Ucap Gerald kembali pada mode seriusnya.

Ariana mengedikkan bahu dengan tak acuh. "Aku yang salah, kalau kau jadi berharap banyak karena ucapanku waktu itu, itu salahmu." Jawabnya santai. "Jujur saja, aku mengatakan semua itu karena aku kesal pada semua orang yang menuduhku. Mahiswara, Juliarty, Ibumu dan juga Ava. Mereka mencoba memutarbalikkan fakta atas keberadaanku, dan aku tidak suka itu.

"Aku hanya memberikan mereka shock terapi, itu saja. Sedikit efek atau balas dendam karena perlakuan mereka yang semena-mena terhadapku. Tapi sekarang, setelah kupikir-pikir lagi, apa untungnya semua itu untukku?" Tanyanya pada diri sendiri. "Aku tidak mendapatkan apa-apa selain hati yang semakin rusak." Jawabnya seraya tersenyum miring.

"Dan saat Karenina datang dengan melontarkan tuduhan yang sama seperti yang orang lain tuduhkan padaku, aku memilih angkat tangan.

"Aku menyerah.

"Aku tidak mau disebut sebagai wanita yang rakus atau serakah. Jadi, ya. Kukembalikan semuanya pada tempat yang seharunya. Aku butuh ketenangan hidupku kembali."

"Lalu bagaimana denganku?" Tanya Gerald dengan tatapan dalam. Ariana memandang pria itu dengan dahi berkerut dalam. "Bagaimana dengan Arshaq?" tanyanya lagi saat Ariana tidak memberikannya jawaban.

"Sejak awal semua ini tidak benar, Gerald. Dan jangan libatkan Arshaq dalam hal ini." ucap Ariana dengan nada mengancam.

"Arshaq jatuh cinta padamu, dan begitu juga aku." Ucap pria itu begitu saja yang membuat Ariana shock dan membelalakkan mata. "Dan kau tahu bahwa posisimu itu tidak bersifat sementara.

"Kalau kau lupa, aku akan mengingatkanmu.

"Yang aku nikahi di depan penghulu itu Ariana Chamila Sadhana bukan Karenina. Kau resmi sebagai istriku, secara agama, secara negara. Jadi selama aku tidak menceraikanmu—yang kuyakin tidak akan kulakukan kecuali kau melakukan kesalahan yang fatal atau kita dipisahkan oleh maut—kau tidak punya hak untuk pergi meninggalkan kediaman Zeroun tanpa seijinku."

Ariana mengedikkan bahu. "Itu menurutmu. Tapi aku menginginkan yang sebaliknya.

"Aku sudah muak dengan semua keadaan ini. Aku muak dianggap sebagai penjahat yang sudah merusak keharmonisan sebuah keluarga. Aku muak dianggap sebagai orang yang merebut hak orang lain.

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang