Part 28

5.9K 285 1
                                    

Setelah membujuk Aji dan juga dokter yang merawatnya, Ariana pada akhirnya diijinkan untuk pulang dan mengakhiri masa rawatnya.

"Kondisi kamu belum sepenuhnya fit, An. Minimal tunggu sampai besok." Bujuk Aji saat Ariana meminta pria itu untuk mengurus kepulangannya.

Ariana tahu Aji mengkhawatirkannya. Namun Ariana sendiri sudah merasa benar-benar sehat saat ini. Berdiam lebih lama di rumah sakit hanya akan menambah biaya pengobatan dan ia tidak mau semakin membebani Aji meskipun ia tahu pria itu tidak akan mempermasalahkannya.

Lagipula tubuhnya tidak terlalu lemas dan kondisi jantungnya sudah lebih baik daripada kemarin. Ariana yakin, selama dia beristirahat cukup dan juga mengendalikan emosinya sesuai dengan saran dokter, ia akan baik-baik saja.

Alasan lainnya kenapa ia ingin cepat keluar adalah karena ia ingin mengurangi masalah yang disebabkan oleh Gerald kepada orang-orang terdekatnya.

Ya, mantan calon adik iparnya yang sialnya saat ini berstatus sebagai suaminya itu rupanya telah membuat orang-orang di sekitar Ariana tak nyaman.

Dari apa yang Ghilman katakan saat pria itu berkunjung untuk mengantarkan keperluan Aji dan Ariana, Gerald telah menempatkan beberapa orang untuk memantau restoran Ariana dan juga menanyai karyawan—dan bahkan tamu—Ariana untuk mencari tahu keberadaannya.

Jujur, hal tersebut membuat Ariana heran. Kenapa Gerald tidak segigih ini untuk mencari keberadaan Karenina?

"Biarin aja dia kalang kabut. Lagian siapa dia, dia cuma pembuat onar yang sialnya saat ini berstatus sebagai suami kamu." Ucap Aji kesal. "Jangan pikirin dia ataupun anak-anak kantor. Lani pasti bisa ngasih mereka penjelasan.

"Yang terpenting saat ini itu kondisi kesehatan kamu, An." Bujuk Aji lagi.

Aji memang benar. Dan sebenarnya yang ingin Ariana lakukan saat ini adalah menghilang dan menenangkan diri.

Namun berpikir untuk menghilang membuatnya merasa menjadi sosok yang tidak bertanggung jawab. Apa bedanya dia dengan Karenina, adik kembarnya jika dia bertindak seperti itu?

"Aku udah baik-baik aja, Ji. Lagian kalo aku gak muncul, itu juga berimbas sama kerjaan aku. Kalo konsumen aku pergi karena kelakuan Gerald yang berlebihan, aku yang capek sendiri karena harus memulai semuanya dari awal."

Aji memandang Ariana dengan senyum jahil di wajahnya. "Ya udah, kalo emang kamu capek kerja. Kamu tinggal pisah sama si Gerald terus nikah sama aku.

"Aku janji, seumur hidup aku, aku bakal tanggung hidup kamu. Aku bakal mencukupi kamu bukan cuma dari segi ekonomi, tapi juga cinta." ucap pria itu dengan sungguh-sungguh yang dijawab Ariana dengan memutar bola matanya.

Aji masih saja mencoba, tapi Ariana juga masih bersikukuh dengan prinsipnya.

Mereka berjalan keluar dari rumah sakit menuju mobil Aji. Ariana meminta Aji untuk mengantarkannya ke kantor karena ia ingin segera bekerja. Namun pria itu menolak, karena ia ingin Ariana istirahat total.

"Kalau begitu, antarkan aku ke apartemen." Ucap Ariana lagi.

Aji kembali menggelengkan kepala. "Anak buah Gerald pasti juga akan mantau kediaman kamu." Jawabnya logis. Ariana menarik napas panjang karena kesal.

"Kalau gitu, ke rumah Ayah?"

"Kamu mau Ayah sama Bunda tahu tentang kondisi kamu?" Aji melirik Ariana sekilas. "Bukannya selama ini kamu mati-matian nyembunyiin keadaan kamu sama mereka?"

"Aku tinggal bilang aja kalau aku gak enak badan. Mereka gak akan tanya secara detail."

"Trus kalo mereka nanyai Gerald?"

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang