Part 15

8.6K 366 2
                                    

"Bunda...!" satu teriakan diiringi dengan sebuah pelukan erat di kaki Ariana membuat Ariana mematung. Ia memandang bocah tampan dan Gerald secara bergantian.

"Bunda?" lirih Ariana dengan dahi mengernyit dalam lebih kepada Gerald .

"Iya, Bunda." Jawab bocah kecil itu masih dengan kedua tangan memeluk paha Ariana . "Bunda, Bundanya Asha kan?" Tanya bocah itu penuh harap. "Papa bilang, Papa bakal ngajak Bunda pulang ke rumah. Tapi Asha tungguin dari kemayin Papa gak juga bawa Bunda pulang." Ucap bocah kecil itu dengan kata cadelnya.

Ariana hanya mengernyit bingung dengan ucapan bocah itu. Mungkin yang bocah itu sebut dengan 'Bunda' itu adalah Karenina, bukan dirinya.

"Maaf, tapi..."

"Semalam Bunda sama Papa kecapekan, jadi kita gak pulang ke rumah." Gerald menyanggah sebelum Ariana mengklarifikasi siapa dirinya pada bocah itu. Ia memandang Gerald dengan tajam. Bagaimana bisa pria itu membohongi bocah kecil dan manis di depannya itu?

"Nenek juga bilang begitu. Makanya Asha minta Nenek dan Yuyut bawa Asha ke Bunda." Lanjut bocah itu dengan nada merajuk. "Asha mau jemput Bunda. Bunda bakal pulang ke yumah sama Asha kan?" tanya bocah itu lagi dengan nada memohon yang membuat Ariana hanya terdiam dengan bingung.

Apa ini? Setelah dirinya dipaksa untuk menjadi mempelai pengganti bagi adik kembarnya, sekarang Ariana juga dikejutkan dengan fakta bahwa ia menikahi duda?

"Duda?! Beranak pula?! Ya Tuhan, nasib sial apa sebenarnya yang sedang Kau tuliskan padaku?" Jerit Ariana dalam hati. "Mungkinkah ini alasan kenapa Karenina lari dari Gerald sebelum pernikahan? Karena Karenina itu tahu kalau Gerald duda beranak dan dia tidak sanggup mengurusnya?" tanyanya lagi masih dalam kebisuannya. "Tentu saja Karenina tidak bisa mengurus seorang anak, mengurus dirinya sendiri pun dia tidak mampu." Ejek Ariana masih dalam pikirannya.

"Bunda..." rengekan itu kembali terdengar dan membuat Ariana tersadar dari lamunannya. Ia menunduk dan melihat tatapan polos bocah di hadapannya. Tersenyum dan kemudian melepaskan pelukan bocah itu supaya ia bisa berjongkok di hadapannya.

"Nama kamu siapa?" tanya Ariana dengan suara lembutnya.

"Bunda gak kenal Asha?" tanya bocah itu bingung.

'Baiklah, ini berarti Karen sudah bertemu dengan bocah ini sebelumnya. Dan gadis tengik itu sudah bisa mengambil hatinya. Lalu apa masalahnya? Kenapa dia tetap lari?' Tanya Ariana pada dirinya sendiri.

"Nama aku Asha Faayih, Bunda." Jawab bocah itu dengan nada bangga dan senyum lebarnya.

"Arshaq Faarih." Ralat Gerald .

Ariana mendengarkan namun memilih untuk tak memandang pria itu.

"Bunda jangan lupain nama Asha lagi ya." Pinta bocah itu kesal yang membuat Ariana merasa malu sendiri. Bagaimana ia bisa lupa, tahu saja belum. Gumamnya dalam hati. Namun kepada bocah itu, Ariana hanya menganggukkan kepala.

"Jadi, apa yang Papa janjiin sama Arshaq?" Tanyanya ingin tahu.

Arshaq tersenyum, masih memusatkan perhatiannya pada Ariana . "Kemayin dan kemayinnya Papa bilang sama Asha kalo Bunda bakal tinggal sama Asha."

'Iya, tapi Bunda mu itu lari entah kemana.' Jawab Ariana ketus di kepalanya. "Arshaq inget siapa nama Bunda?" Tanyanya dengan senyum licik di wajahnya.

Arshaq mengangguk antusias. "Bunda cantik." Jawabnya dengan nada polosnya yang membuat Ariana terbelalak.

'Apa-apaan ini? Apa selama ini Karen tidak pernah memperkenalkan diri? Atau gadis itu memang sengaja ingin disebut cantik oleh bocah ini?' Ariana mendengus. 'Dasar narsis.' Geramnya dalam hati.

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang