Part 21

7.4K 288 3
                                    

Ariana keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobe. Rambut basahnya ia bungkus dengan handuk. Ia malas untuk kembali ke dalam kamar dan mencari keberadaan piyamanya. Dan ia juga tidak ingin mengenakan koleksi lingerie yang ada di dalam lemari pakaian Karenina. Sementara ia juga tahu bahwa subuh seperti ini bukan waktunya mengenakan setelan kerja.

Karenanya, ia dengan sengaja membuka lemari milik Gerald dan menarik kaus milik pria itu secara sembarangan. Kaus bermerk berwarna hitam yang ia ambil secara acak itu ternyata berukuran super besar hingga hampir menelan tubuhnya dan bagian bawahnya mencapai setengah paha.

Ariana kembali mencari bawahan dari dalam lemari Karenina, namun karena tidak menemukan celana pendek ataupun celana olahraga. Ia akhirnya menarik sebuah rok plisket berwarna hitam dan langsung mengenakannya. Saat ia kembali masuk ke kamar untuk melakukan kewajibannya, ia melihat Gerald sudah dalam keadaan segar—dan mengejutkannya—tampan. Dengan setelan koko berwarna maroon dan juga sarung. Pria itu bahkan sudah menggelar sajadah untuk mereka berdua. Hal itu jelas membuat Ariana memandangnya bingung.

"Berjamaah?" tanya pria itu dengan senyum di wajahnya. "Sebenarnya di bawah ada mushola, tapi jujur sejak kembali ke Indonesia aku tidak pernah menggunakannya. Dan kurasa kau juga belum tahu dimana letaknya. Dan karena ini kali pertamaku jadi imam, kuharap kau tidak menertawanku kalau bacaanku tidak sempurna." Ucap pria itu memberitahu yang hanya Ariana jawab dengan tatapan datar.

Ariana mengenakan mukenanya dan kemudian mereka sholat berjamaan bersama. Setelah mengucap salam, Gerald membalikkan tubuhnya menghadap Ariana , tersenyum seraya mengulurkan tangan kanannya.

Ariana memandangnya dengan tatapan tajam dan Gerald balik memberikan kode dengan lirikan pada tangannya sendiri, mau tak mau Ariana harus mencium tangannya dan disaat bersamaan Gerald mengusap kepalanya dan mengecup puncak kepala Ariana dengan lembut. Hal itu memberikan getaran aneh pada tubuh Ariana .

"Kau mau tidur lagi?" tanya Gerald ingin tahu. Ariana seketika menggelengkan kepala.

"Tidurku sudah cukup nyenyak." Jawabnya tak acuh seraya melipat mukena dan sajadahnya.

Gerald hanya menganggukkan kepala. Pria itu melepas baju kokonya begitu juga dengan sarungnya dan meletakkannya sembarangan di atas sofa ujung tempat tidur sebelum naik ke atas tempat tidur dan berbaring. Pria itu tampak biasa saja berbaring di atas tempat tidur dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan boxer saja.

"Aku akan kembali tidur. Biasanya Khaled akan membangunkanku jam tujuh pagi. Tapi karena sekarang aku punya istri, jadi kuharap istriku yang akan membangunkaku. Kalau bisa dengan kecupan selamat pagi. Lebih bagus lagi dengan cumbuan." Ucap Gerald dengan seringai menggoda di wajahnya.

"Dalam mimpimu." Dengusnya yang membuat Gerald terkekeh.

Ariana berjalan menuju pintu, namun sebelum ia membukanya ia mendengar Gerald kembali bertanya. "Kemana?"

"Berkelana." Jawab Ariana dengan cueknya. "Mencoba mencari barang antik yang bisa kujual." Lanjutnya yang membuat Gerald tertawa.

Ariana turun ke lantai satu, mencoba mengingat dimana dapur yang kemarin Gerald tunjukkan berada. Ia melihat beberapa orang berseragam tampak sibuk dengan peralatan mereka masing-masing.

Dua orang tampak sibuk mengelap meja, lemari dan perabotan. Dua lainnya tampak sibuk dengan vacuum cleaner dengan mesin yang minim suara. Semua tampak bekerja dalam hening, seolah takut mengganggu penghuni rumah yang masih tertidur.

Mereka cukup terkejut saat melihat Ariana datang dan dengan mudahnya meninggalkan pekerjaan mereka hanya untuk memberikan Ariana bungkukan badan.

"Abaikan keberadaanku, aku tidak pantas kalian perlakukan sesopan itu." komentar Ariana yang membuat para pelayan itu saling pandang.

Mempelai Pengganti Tuan Zeroun (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang