5

3.7K 329 6
                                    

Sore menjelang dan jaeminpun sampai di rumah sakit saat masuk ke lobby diapun melihat renjun yang dia temui dua hari yang lalu tengah berada diatas pasien dan memompa jantungnya bahkan tak perduli dengan noda darah yang mengenai pakaiannya juga wajahnya sedikit pun.

Jaemin terhenti melihat itu, ntah kenapa terlihat sangat cantik dan tak mengganggu sama sekali, hingga dia tersadar karena kekasihnya yang tesenyum padanya.

"Hyung?"

"Hmm."

"Apa kita jadi pergi berkencan malam ini?*

"Maaf tak bisa beomgyu aku ada acara malam ini."

"Acara apa?"

"Acara pertemuan pengusaha malam ini. Aku harus menggantikan ayah dan ibuku untuk pergi karena mereka sedang mengurus halbojie."

"Kau hanya pergi sendiri bukan?"

"Hmm." Jawab jaemin begitu saja. Ntah kenapa dia memilih berbohong saat ini.

"Aaa baiklah, kau mau melihat keadaan halbojie?"

"Ne" angguk jaemin.

"Baiklah, sampai nanti Hyung." Ucap beomgyu lalu mengecup pipi jaemin dan pergi sedangkan jaemin hanya diam saja lalu diapun langsung segera menuju lift untuk keruangan vvip kakeknya itu.

Lain dengan jaemin, lain pula renjun sekarang dia tengah bersiap menyelamatkan nyawa pasien didalam ruang operasi bersama dengan Haechan yang kebetulan membantunya sebagai dokter bedah karena ini merupakan operasi besar.

"Pisau bedah." Perawat memberikan pada renjun dan renjun langsung mulai membelah sumber masalah. Semuanya sangat tegang saat ini ditambah para dokter melihat mereka dari lantai 3.

Ting!

Jaemin menatap bingung lantai tiga yang lumayan ramai oleh para dokter diapun bertanya pada dokter yang akan keluar dari.lift karena kebetulan dia akan kelantai 5.

"Kenapa banyak sekali dokter?"

"Aaa kami ingin melihat operasi yang dilakukan dokter huang dan dokter Lee. Operasi ini sangat besar." Ucap dokter itu lantas diapun segera pergi. Jaemin merasa tertarik pun ikut bergabung dan melihat dari layar yang tersedia juga dapat melihat kebawah karena hanya kaca yang menjadi penutup untuk keruang operasi yang ada dibawah.

Kembali keruang operasi, renjun melakukan semua upaya yang dia miliki saat ini.

"Tahan dengan benar, jangan grogi. Haechan tolong gunting." Ucap renjun dan haechan langsung memberikan padanya, renjun menggunting tempat dimana terjadi penyumbatan dan diapun langsung menangani dengan baik. tapi sepertinya keadaan tak bersikap baik padanya lampu tiba-tiba mati membuat semuanya panik.

"Jangan panik. Somi berikan bantuan nafas manual! Baejin senter dengan benar! Haechan pastikan dia tak mengalami kejut." Semuanya langsung bekerja seketika.

"Daehwi! Jangan gemetar tahan dengan benar."

Semua yang melihat merasa sangar cemas bahkan para senior juga merasa semua ini tak akan mungkin dan panik seketika.

"Dokter huang! Dokter Lee! Sudahi operasi ini! Kalian tak bisa melakukan hal yang mengancam nyawa pasien." Ucap salah satu Professor.

"Dokter huang, kita sudahi saja."

"Jangan dengarkan mereka. Ketuanya disini aku, ikuti semua perkataanku. Kalau kita mengikuti mereka maka pasien ini akan tiada."

"Renjun!"

"Jangan merengek Lee Haechan. Lakukan saja." Semuanya terus melakukan operasi karena tak bisa menghentikan renjun.

"Ya! Huang Renjun brengsek! Berhenti! Apa kau pikir kau Tuhan! Hentikan operasi ini, atau aku akan mencopot gelarmu!" Kesal pria tua itu dan jaemin cukup kaget mendengarnya lalu diapun melihat kearah renjun yang tetap tak menghentikan pekerjaannya.

"Ya! Brengsek! Aku pasti akan menghajarmu! Kau akan mendapatkan hukuman!" Tapi renjun hanya abai.

"Dokter huang?"

"Senter dengan benar, semua yang akan terjadi adalah hukuman padaku, kalian tak akan terkena hukuman apapun." Ucap renjun lalu diapun berhasil mengatasi penyumbatan disaat bersamaan lampu menyalah dan semuanya dibuat terkejut seketika bahkan jaemin juga sama.

"Jarum." Haechan langsung memberikannya dia bersyukur karena renjun rak melakukan kesalahan sama sekali. Renjun mulai menjahit tunuh pasien itu.

"Semuanya normal dokter huang. Kita berhasil menyelamatkan pasien."

"Kita berhasil, lakukan sisanya. Maka apa yang akan terjadi nantinya akan menjadi hukumanku." Ucap renjun.

"Tapi njun?"

"Aku harus menanggungnya karena aku ketua dalam operasi Haechan." Haechan hanya diam saja.

Jaemin takjub melihat hal itu dengan matanya sendiri. Dia benar-benar merasa melihat keajaiban di tangan orang yang baru dia kenal nama itu.

"Siapa dia sebenarnya?" Gumam jaemin.




Renjun dan rombongan keluar dan mereka langsung berhadapan dengan Professor itu.

"Apa kau sudah gila Huang Renjun! Harusnya kau berhenti saat aku mengatakan berhenti! Kalian semua akan saya hukum!"

"Jangan Professor. Ini semua kesalahanku bukan kesalahan mereka. Cukup hukum saya saja."

"Bagus kalau begitu! Kau harus siap sedia saat ada operasi mau itu besar ataupun kecil tak perduli tengah malam sekalipun. Kau mengerti?"

"Baik." Ucap renjun dan Professor itupun pergi lalu semuanya melihat kearah renjun.

"Ren?"

"Tak masalah Haechan kalian juga jangan merasa bersalah. Bersih-bersih lah kalian terkena darah, aku juga akan bersih-bersih." Ucap renjun dan semuanya mengangguk lalu pergi kecuali haechan.

"Petgilah Chan."

"Kalau kau lelah suatu hari nanti selama masih berada dalam hukuman ini, kau katakan padaku, aku akan membantumu."

"Tidak perlu Haechan, aku akan baik-baik saja."

"Aku mohon renjun."

"Hmm." Angguk renjun. Lalu diapun melihat sion mendekat pada mereka tapi Haechan hanya menatap bingung karena dia tak mengenal pria lebih muda itu.

"Gege?"

"Ada apa sion?"

"Kau sangat keren, aku mendengar kalau kau sangat hebat tadi kau berhasil menyelamatkan pasien."

"Terimakasih. Kenaoa kau kemari? Keadaan Na halbojie memburuk?" Haechan hanya mendengarkan dan bingung siapa sebenarnya na halbojie ini? Apa renjun adalah saudara lain?

"Tidak, tapi halbojie ingin bertemu dengan Gege, juga minta tolong."

"Baiklah, aku akan keruangan Na halbojie nanti. Aku harus bersih-bersih sebentar."

"Oke Gege." Ucap sion tersenyum lalu diapun pergi.

"Apa yang aku lewatkan renjun?" Ucap Haechan dengan tatapan menuntut.

"Aku akan memberitahumu jika aku ada waktu. Ayo bersih-bersih." Ucap renjun berjalan lebih dulu.

"Kau berjanji renjun!" Ucap Haechan mengejar sahabatnya itu dan renjun hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau akan menikmati semua rasa sakit ini renjun, ini baru permulaan. Aku yakin kau tak akan tahan sama sekali."





























🍁🍁🍁

Jodoh dari Kakek (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang