25

2.6K 316 8
                                    

Jaemin dan renjun sampai di mansion utama keluarga Na. Jaemin datang bersama dengan renjun karena dia disuruh oleh Taeyong untuk menjemput renjun.

"Ayo." Ucap jaemin dan renjun hanya mengangguk sembari tersenyum lalu diapun mengikuti renjun.

Ceklek.

Salah satu maid membukakan pintu utama mansion Na itu.

"Dimana mommy dan Daddy?"

"Tuan dan nyonya telah menunggu di meja makan tuan muda." Ucap maid itu dan jaeminpun langsung berjalan begitu saja diikuti oleh renjun yang sempat tersenyum untuk menyapa maid itu.

Di meja makan.

"Akhirnya kalian sampai juga. Ayo nak, duduk disini." Ucap taeyong lalu diapun mendekat pada renjun dan membawanya ke tempat duduk yang memang untuk renjun, dan jaemin duduk disebelahnya lalu menatap datar adik sepupunya dan adiknya.

"Santai saja hyung, lagian aku di perbolehkan untuk ikut makan malam dengan imo kok." Ucap sungchan. Tapi jaemin hanya diam saja.

"Renjun?" Panggil Siwon.

"Ne halbojie?"

"Kau sudah senggang sampai besok pagi bukan? Seingatku dokter hanya bekerja sampai sore." Ucap Siwon.

"Tidak halbojie, aku sedang dihukum selama 6 bulan ke depan dan aku harus standbye di rumah sakit untuk berjaga-jaga jika ada operasi darurat." Ucap renjun.

"Apa tak bisa kau istirahat dan meminta kelonggaran nak? Apalagi kau harus menyiapkan pernikahan."

"Tidak bisa mommy, karena aku harus bersikap profesional. Lagian mommy tak perlu cemas karena aku akan baik-baik saja." Ucap renjun tersenyum.

"Jika terjadi sesuatu kau langsung hubungi mommy, atau paling tidak jaemin. Sion juga bisa, oke?"

"Oke mommy."

"Sudah sayang, Ayo kita makan malam, pasti sudah lapar bukan?" Ucap jaehyun.

"Samchun benar, aku sangat lapar." Ucap sungchan.

"Kapan kau tidak lapar?' ketus sion dan itu mendapat delikan dari sungchan.

"Sudahlah, kalian ini mau bertengkar seperti anak kecil saja. Malu pada renjun, ayo kita makan. Makan yang banyak nak" Ucap taeyong memberikan lauk-pauk pada renjun dan renjun hanya bisa tersenyum saja sebagai tanda mengerti. Dan mereka makan malam dengan tenang.

Setelah selesai masak, taeyong pun membawa renjun ke taman belakang mansion untuk berbincang-bincang agar taeyong lebih mengenal calon menantunya sementara jaemin pergi ke kamarnya.

Di taman belakang.

"Njun?"

"Iya mom?"

"Aku kan tidak pernah mengenal orangtuamu, ngomong-ngomong orangtua mu seperti apa?'

"Baba orang yang sangat tegas, baik dan hangat pada keluarga. Tapi, baba sangat dingin dan menakutkan dimata orang-orang, baba juga selalu ada untukku dan mama. Kalau Mama, bagiku Mama segalanya, Mama baik, perhatian dan sangat sayang padaku juga baba. Mama selalu menjadi panutan ku, aku selalu bermimpi kalau suatu saat aku menikah aku ingin menumpahkan segala kasih sayangku pada suami dan anakku. Aku tidak ingin mereka merasa kekurangan sama sekali, aku ingin menjadi tempat atau rumah untuk mereka pulang dan berkeluh-kesah mommy, aku benar-benar ingin seperti itu." Ucap renjun.

"Mommy yakin kau bisa Renjun, karena ajaran orangtuamu pasti akan membuatmu menjadi apa yang kau inginkan. Mommy senang mendapatkan menantu sepertimu." Ucap taeyong tersenyum.

"Mommy belum terlalu mengenalku mom, hanya Na halbojie yang mengenalku."

"Nak, aku bisa menilai seseorang dengan baik. Dan aku bisa melihat betapa tulusnya dirimu. Aku percaya kau akan menjadi istri yang hebat dan menantu yang akan membuat semua orang iri padaku karena mendapatkanmu."Ucap taeyong tersenyum sembari menggenggam tangan renjun. Membuat Renjun meneteskan airmatanya tanpa sebab.

"Sayang, kenapa menangis." Ucap taeyong menghapus airmata renjun.

"Aku senang sekali karena akan memiliki keluarga yang menerimaku dengan hangat." Ucap renjun dan taeyong tersenyum lalu diapun memeluk renjun dan mengelus punggung sempit calon menantunya itu.

"Aku tahu kau pasti sangat menderita dan kesepian selama ini nak. Tapi, kau tak perlu cemas, karena sekarang kita ada keluarga. Kau bisa datang padaku dan menangis sembari memelukku jika kau merasa sangat frustrasi. Karena aku akan menjadi ibumu, jangan segan-segan untuk mengadu padaku atau pada suamiku. Mengerti nak?"

"Hmm." Angguk renjun dalam pelukan taeyong. Yang tanpa kedua orang itu sadari, jaemin menyaksikan semua itu dari balkon kamarnya. Lalu diapun mengeluarkan ponselnya

"Jay, aku ingin kau mengatur pertemuan ku dengan professor Park yang menghukum calon istriku besok."

"..."

"Tidak aku yang akan bertemu dengannya langsung di rumah sakit besok bisa?"

"...."

"Kau juga ikut denganku besok."

"...."

"Lalu bagaimana dengan surat-surat kepemilikan rumah sakit itu?"

"..."

"Baiklah pastikan pada pengacara kalau itu akan siap lusa. Mengerti?"

"..."

"Baiklah." Lalu panggilan berakhir begitu saja dan jaemin kembali melihat ibu dan calon istrinya itu.

"Aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya, tidak seujung kuku pun." Monolognya.




























🍁🍁🍁

Jodoh dari Kakek (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang