Disini jaemin dan renjun berada, di ruangan renjun dan renjunpun memberikan segelas kopi pada jaemin lalu duduk dihadapannya.
"Gwanchana jaemin?"
"Seharusnya itu pertanyaan ku bukan pertanyaanmu."
"Aku baik-baik saja, aku bertanya keadaanmu karena kau menangis sangat kencang tadi."
"Mianhe."
"Gwanchana. Lagian tidak ada yang salah dari menangis." Ucap renjun tersenyum.
"Hmm." Angguk jaemin lalu diapun teringat saat Mark dan renjun berbicara diacara para pengusaha itu.
"Ekhem."
"Ada apa jaemin? Kau butuh sesuatu?'
"Apa kau sangat dekat dengan pengusaha Mark Lee juga Lee Hendery?"
"Aaa, yah. Keduanya adalah kakak dari sahabatku Lee Haechan. Dia salah satu dokter disini juga. Kau mengenalnya mungkin, atau tidak?"
"Ya, aku mengenalnya baru."
"Ooo."
"Apa hubungan kalian?"
"Aku menganggap kedua kakak kembar Haechan itu sebagai kakakku. Mereka adalah keluargaku setelah orangtuaku tiada jaemin "
"Kau menyukai salah satunya?"
"Anio, aku hanya menganggap keduanya kakak, tidak lebih. Aku tak akan bisa melebihi batasan itu jaemin. Kenapa?"
"Bukan apapun." Ucap jaemin datar tapi didalam hatinya dia benar-benar merasa sangat lega sekali.
"Kenapa kau datang kemari lagi? Apa untuk melihat halbojie?"
"Hmm." Angguk jaemin begitu saja.
"Sepertinya halbojie sudah bisa pulang hari ini, kau tak perlu cemas."
"Kapan kita bisa menghabiskan waktu untuk saling mengenal?" Ucap jaemin menatap renjun membuat renjun terdiam seketika apalagi tatapan jaemin sangat dalam padanya saat ini.
"Mengenai itu, kurasa belum bisa dalam waktu dekat jaemin, aku baru saja diberikan hukuman untuk selalu siap sedia berada di rumah sakit selama 6 bulan berturut-turut." Jaemin hanya diam saja sedangkan renjun menunduk.
"Mianhe." Ucapnya kembali.
"Anio, gwanchana." Ucap jaemin.
Sementara itu, beomgyu terlihat pergi ke ruangan direktur rumah sakit itu dan bertemu dengan direktur yang bernama Choi yeonjun itu.
"Ada apa dokter Choi?"
"Bisakah kau membuat Huang Renjun keluar dari rumah sakit ini?" Datarnya.
"Apa dia melakukan kesalahan? Setahuku beberapa hari yang lalu dia berhasil menyelamatkan pasien dan profesor juga sudah menghukumnya selama 6 bulan, aku rasa itu ada sangkut pautnya denganmu bukan?"
"Lalu kalau ada kau mau apa? Ingat Choi yeonjun, jika bukan karena keluargaku kau mungkin tak akan menikmati jabatan ini."
"Karena keluargamu? Jangan lupa Choi Beomgyu, keluargamu mengambil harta keluarga Huang. Aku bersekolah karena keluarga Huang, kau harus jaga perkataanmu, karena aku bisa saja berpihak pada Huang Renjun."
"Silahkan saja. Lagian dia tak punya apapun sekarang." Ucap beomgyu.
"Benarkah? Aku tidak bodoh Choi Beomgyu, dia bahkan memiliki power besar dari Na Jaemin. Kau kalah bukan? Makanya jangan merampas milik orang lain, katakan pada ibumu."
"Ya! Kau!" Kesal beomgyu.
Tok...tok...tok...
"Ya masuk!"
Ceklek.
Yeonjun dan beomgyu melihat orang yang tak mereka kenali bahkan membungkuk lalu salah satunya pun mendekat
"Pemegang saham tertinggi rumah sakit ini sudah menjual sahamnya dan sekarang saham tertinggi bukan di pegang oleh keluarga Hwang Hyunjin lagi."
"Lalu?"
"Maaf kami tak bisa memberitahu kalian secara pasti. Saat ini kau direkturnya bukan?"
"Ne."
"Kau akan mengalami masa percobaan kembali selama 3 bulan, jika pekerjaanmu tidak bagus maka kami harus memecatmu, itu adalah permintaan Presdir kami."
"Apa bisa seperti itu? Aku pemilik saham terbesar kedua setelah keluarha Hwang itu." Ucap beomgyu. Dan pria itu lantas melihat sesuatu di Ipad-nya.
"Benar, saya bisa melihatnya tapi saham itu tak ada apa-apa nya. Jadi, saya harap untuk kerjasamanya. Permisi.' Ucap pria itu lalu membungkuk dan pergi dengan beberapa orang lainnya.
"Aish. Kenapa dia tak menjual padaku saja." Kesal beomgyu.
"Kurasa dia tahu kalau dia menjual padamu maka kau akan semena-mena pada semua orang, apalagi kau sangat membenci Huang Renjun saat ini." Ucap yeonjun.
"Kau!" Teriak beomgyu sembari menunjuk yeonjun.
"Tahan amarahmu itu, dan segera keluar dari ruanganku. Aku punya banyak pekerjaan." Ucap yeonjun lalu duduk dimeja kerjanya dengan sangat santai. Membuat beomgyu langsung keluar dengan wajah kesalnya.
Di ruang rawat Siwon.
Jung woo masuk dan diapun langsung membungkuk pada Siwon, taeyong dan jaehyun yang ada didalam.
"Pimpinan Na bisa pulang siang ini."
"Terimakasih dokter Kim."
"Ne." Angguk Jung woo.
"Aku harap kau selalu membantuku jung woo."
"Pasti pimpinan, karena saya berada ditempat saya saat ini atas bantuan pimpinan. Saya harap pimpinan selalu sehat."
"Aku akan sehat untuk menantikan anak dari jaemin dan renjun."
"Aaa, mengenai itu, apa benar mereka akan segera menikah?" Ucap Jung woo takut-takut.
"Ne, mereka akan segera menikah dokter Kim, kau harus datang ya." Ucap taeyong tersenyum.
"Ne." Angguk Jung woo.
"Kau segeralah menikah nak. Sudah saatnya kau menikah dan hidup bahagia." Ucap jaehyun.
"Ne, saya pasti akan melakukannya saat sudah menemukan yang pas ketua." Ucap Jung woo tersenyum.
"Hmm, jika butuh apapun jangan sungkan untuk mengatakan pada kami." Ucap jaehyun.
"Ne." Angguk Jung woo.
Renjun dan jaemin berada di loby rumah sakit berjalan bersama. Hingga salah satu suster mendekat pada renjun bahkan membungkuk.
"Ada apa somi?"
"Dokter huang, pasien terakhir tadi malam mengalami kejang." Ucap somi.
"Ayo kita kesana. Mianhe jaemin, kau bisa duluan melihat halbojie." Ucap renjun lalu berlari mengikuti suster itu dengan jaemin yang melihatnya dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan itu.
"Wah, sepertinya kakak sepupuku benar-benar sedang jatuh cinta, aku bisa melihat bunga bermekaran disekitar mu." Membuat jaemin menoleh dan menatap datar pada adik sepupunya itu.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh dari Kakek (jaemren)
FanfictionNa Jaemin terpaksa mengikuti perjodohan dengan pria cantik nan sederhana Huang Renjun, dia bahkan memberikan batasan pada pria mungil itu dan selalu diikuti olehnya. Apakah pernikahan mereka akan berakhir atau perasaan akan mengubah awal permulaan m...