"Jangan melihatku seperti itu hyung."
"Kau juga magang disini?" Datar jaemin.
"Tentu saja. Dan kau tahu, aku adalah tanggung jawab dari dokter huang."
"Arra."
"Kau tahu? Apa dokter huang mengadukan ku padamu?" Ucap sungchan kaget membuat jaemin menatapnya datar dan memegang kerah baju sungchan.
"Apa yang kau lakukan padanya?" Datar jaemin dengan aura gelapnya.
"Tidak ada hyung, aku— aku hanya menggodanya saja." Ucap sungchan. Mendengar itu jaemin lantas melepaskan kerah baju sungchan dan mendorongnya sedikit.
"Jangan lakukan apapun. Atau aku akan menghajarmu." Ucap jaemin datar lalu diapun pergi menuju ruang rawat Siwon membuat sungchan menghela nafas beratnya karena kakak sepupunya itu sangat mengerikan. MENGERIKAN.
Sementara itu Haechan terlihat berada disalah satu ruangan pasien dengan sion dan shotaro yang mengikuti dan belajar darinya.
"Dokter Lee?"
"Hmm? Wae?"Ucap Haechan yang memeriksa pasien lalu mencatat di buku khusus dan keluar dari ruangan itu diikuti oleh keduanya.
"Apa kau sudah lama mengenal dokter huang?" Ucap sion membuat Haechan menghentikan langkah kakinya dan berbalik. Shotaro yang merasa kalau ini adalah pembicaraan pribadi lantas berdehem.
"Dokter Lee aku akan membawa ini ke lab dan memberikan hasilnya padamu. Aku permisi." Ucap shotaro lalu diapun langsung pergi. Sedangkan sion hanya menayap Haechan karena belum ada jawaban apapun.
"Ya, aku sudah sangat lama mengenalnya. Mungkin sejak kami berumur 5 tahun."
"Bagaimana dokter huang?"
"Dia sangat baik, dia orang yang lebih mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Aku benci mengatakan ini, tapi dia sosok yang kesepian dan hanya punya satu keinginan."
"Apa itu?"
"Dia ingin memiliki keluarga yang bisa menjadi tempatnya berpulang, dan dia tak ingin suatu saat anaknya hanya satu, karena dia tak ingin saat dia tiada anaknya akan merasa kesepian karena tak punya siapapun sepertinya" sion hanya diam saja mendengar hal itu.
"Lagian aku tahu, hyungmu dan sahabatku itu di jodohkan. Jika takdir mereka baik, maka mungkin saja sahabatku akan mendapatkan keluarga yang dia inginkan. Kalau tidak mungkin aku akan menyuruh hyungku bertindak."
"Maksud dokter Lee?"
"Hyungku menyukai sahabatku. Jika dia terluka dengan hyungmu, maka hyungku yang akan mengambilnya. Dia tahu itu, karena aku mengatakan itu padanya. Sudah bukan? Sekarang ayo kembali bekerja." Ucap Haechan lalu berjalan dan sion hanya terdiam mendengar semuanya.
Jaemin berjalan ke dalam ruangan rawat Siwon dan masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu sama sekali. Membuat ketiganya kaget.
"Kau membuat kaget saja jaemin." Ucap Taeyong. Tapi jaemin hanya diam saja dan duduk disofa yang tersedia.
"Kenapa kau kemari? Ingin protes dan tak mau menuruti perkataan halbojie Na Jaemin?"
"Aku tak mengatakan apapun halbojie. Bagaimana keadaanmu?" Cueknya. Dan itu membuat ketiganya tersenyum kecil karena mereka sangat tahu kalau jaemin itu sangat menyayangi anggota keluarganya.
"Aku sangat baik, apalagi tahu kalau cucuku akan segera menikah. Rasanya aku sangat sehat sekali. Oh iya taeyong, bagaimana persiapannya?"
"Persiapannya sudah 20 persen abojie. Mereka juga akan mencoba beberapa tuxedo, lalu melihat undangan, dan mengenai gedung aku dan jaehyun sudah memilihnya tinggal keduanya memilih tema untuk pernikahan mereka."
"Kau ingin tema apa?" Ucap Siwon menatap jaemin.
"Aku tidak tahu, terserah saja." Datar jaemin.
"Kau benar-benar, awas saja jika kau melakukan hal yang tidak-tidak saat acara pernikahan itu dan mempermalukan keluarga."
"Aku tak akan melakukan itu." Datar jaemin.
"Oh iya jaehyun, bagaimana kalau kita membeli rumah sakit ini."
"Abojie ingin membelinya? Wae?"
"Sebagai hadiah pernikahan untuk renjun, bukankah ini akan mencerminkan dirinya sekali?"
"Abojie berpikir begitu?"
"Hmm. Bagaimana menurutmu?"
"Baiklah abojie aku akan melakukannya."
"Tidak perlu halbojie, Daddy." Bantah jaemin.
"Waeyo jaemin?" Bingung taeyong.
"Itu akan sangat berlebihan apalagi kita tidak tahu bagaimana sifatnya. Lebih baik tidak melakukan itu sama sekali." Ucap jaemin datar.
"Aku yakin dia anak yang baik."
"Semua orang bisa bersandiwara halbojie. Lagian kita bisa mengujinya dulu bukan? Tidak perlu sampai memberikan rumah sakit ini." Datar jaemin.
"Jaemin benar abojie, lagian aku tak mengenal anak winwin dan yuta Hyung sama sekali, kurasa kali ini jaemin benar."
"Baiklah." Ucap Siwon. Sedangkan jaemin merasa lega lalu mengeluarkan ponselnya dan mengetik nama asistennya.
Jay.
Siapa pemilik rumah sakit ini?
Keluarga Kim. Tunangan dari pemilik saham terbesar rumah sakit yang kita beli Presdir.
Buat janji temuku dengannya sesegera mungkin.
Baik Presdir.
Setelah melihat jawaban itu, akhirnya jaeminpun berdiri dari duduknya membuat ketiganya melihat kearahnya.
"Kau akan kemana lagi jaemin?"
"Aku akan kembali ke perusahaan karena ada yang harus di kerjakan." Ucap jaemin datar lalu diapun membungkuk dan keluar.
Sreet.
Jaemin kaget melihat adiknya dan seketika langsung menetralkan ekspresinya. Bahkan saat adiknya menarik untuk sedikit lebih jauh.
"Ada apa?" Datar jaemin melepaskan tangan adiknya.
"Hyung, sekarang jawab pertanyaan ku." Jaemin hanya menatap adiknya itu dengan tatapan datarnya.
"Apa kau serius dengan renjun ge? Kau bahkan berpelukan dengannya di lobby tadi. Kalau ini sandiwara yang kau lakukan dengan renjun ge, ini benar-benar sangat keterlaluan Hyung."
"Aku tidak bersandiwara dan yang kau lihat itu adalah kebenarannya"
"Bagaimana aku bisa percaya denganmu Hyung, bahkan kau masih berkencan dengan Choi beomgyu." Kesal sion.
"Aku sudah putus darinya. Terserah kau akan percaya atau tidak padaku. Tapi, kau sangat mengenal aku bukan? Aku tak akan melakukan hal yang membuat aku akan menyesali semuanya. Jadi, lebih baik percaya padaku." Ucap jaemin datar lalu pergi begitu saja. Membuat sion hanya bisa menghela nafas kasar sembari melihat kepergian hyungnya yang menahan amarah hanya karena mengungkit tentang beomgyu. Dan membuatnya yakin kalau hyungnya dan beomgyu benar-benar sudah berakhir.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh dari Kakek (jaemren)
FanfictionNa Jaemin terpaksa mengikuti perjodohan dengan pria cantik nan sederhana Huang Renjun, dia bahkan memberikan batasan pada pria mungil itu dan selalu diikuti olehnya. Apakah pernikahan mereka akan berakhir atau perasaan akan mengubah awal permulaan m...