~Double up~Jaemin sampai di gedung apartemen itu, diapun lantas masuk dan menggunakan lift menuju lantai 5 lalu diapun segera masuk.
Ting!
Jaemin keluar dan diapun melihat nomor salah satu apartemen lalu diapun membunyikan bel tapi tak ada yang membukakan pintu, hingga dia mengetuk, semuanya tetap sama saja. Lalu diapun mencoba membuka pintu dan~
Ceklek.
Pintu itu tidak terkunci membuat jaemin merasa bingung, lalu diapun masuk dan mendengar suara desahan dari salah satu ruangan yang sepertinya sebuah kamar. Diapun semakin mendekat dan melihat semuanya. Dimana kekasihnya bersetubuh dengan dominan lain bahkan mendesah sangat keras.
Jaemin mengepalkan kedua tangannya lalu diapun membuka kasar pintu yang setengah terbuka itu membuat beomgyu lantas menatap kearah pintu dan membulatkan matanya kaget sedangkan sang dominan terus menggerakkan penisnya tanpa perduli dengan kedatangan jaemin.
"Hyunghhhh....akuhhh...bisahhh jelaskan." Ucap beomgyu di tengah-tengah desahannya karena dominan itu tak berhenti bahkan semakin menahan tangan beomgyu yang mendorongnya juga mengecup putingnya bergantian.
"Wah, ternyata benar kata halbojie, dan daddyku. Kau benar-benar jalang Choi Beomgyu. Aku rasa tak ada yang bisa kau jelaskan lagi. Kita putus." Ucap jaemin datar lalu diapun langsung menanggalkan gelang couple bersama beomgyu dan melemparkannya begitu saja lalu pergi.
"Tidakhhhh.... Jaemhhhh Hyung!" Teriaknya sembari terus mendesah lalu diapun menatap tajam pada dominan yang masih asyik dengan dadanya itu. Membuat sang dominan lantas tersenyum lalu melepaskan puting submissive itu.
"Kau milikku sayang." Ucapnya lalu menghentak kuat bahkan dia kembali memainkan puting sang submissive juga menggigitnya kecil membuat beomgyu benar-benar tak bisa melakukan apapun.
Jaemin masuk kedalam mobilnya dan diapun langsung memukul keras stir mobilnya itu dengan airmata yang mengalir begitu saja.
"Sial. Dasar brengsek. Kau akan melihat pembalasanku." Ucapnya lalu diapun langsung memajukan mobilnya begitu saja.
At. Hospital.
Renjun keluar dari ruangannya dan diapun akan menuju kantin untuk makan malam, karena memang dia sudah telat untuk makan malam. Saat berjalan di lobby rumah sakit itu renjunpun menghentikan kakinya karena melihat kedatangan jaemin dengan keadaan yang tak baik-baik saja saat ini. Hingga dia melihat pria na itu berjalan dengan cepat lalu memeluknya erat sembari menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun dan menangis. Renjun terkejut apalagi dia tahu kalau jaemin menangis karena merasakan lehernya basah.
"Jaemin-ssi? Ada apa?" Bingung renjun tapi jaemin hanya diam saja dan semakin memeluk erat renjun. Bahkan dia tak perduli dengan banyaknya perawat juga pasien yang berlalu lalang. Renjun akhirnya menghembuskan nafasnya pelan lalu diapun mengelus punggung lebar itu berharap cara itu bisa membuat jaemin tenang.
Setelah beberapa menit dengan kondisi seperti itu, akhirnya jaemin tenang dan renjun pun melepaskan pelukan jaemin padanya lalu melihat pria na yang benar-benar terlihat sangat berantakan itu.
"Ada apa jaemin? Apa ada masalah yang berat?"
"Apa aku benar-benar bodoh?"
"Apa maksudmu jaemin?" Bingung renjun.
"Apa kau akan melakukan hal yang sama padaku renjun?" Membuat sang empu menatap bingung dengan arah pembicaraan jaemin saat ini.
"Aku tak mengerti jaemin, apa maksudmu?" Bingungnya. Jaemin hanya diam saja lalu diapun memegang bahu renjun dan mempersempit jarak antara mereka berdua membuat renjun menatap jaemin bahkan dia tak mengalihkannya sama sekali, hingga beberapa centi kemudian dia dapat mencium aroma alkohol yang menandakan pria Na ini mabuk.
"Jaemin? Kau sedang ma—" ucapan renjun terhenti karena jaemin akhirnya tertidur sembari memeluknya dan memberikan tumpuan berat badannya pada renjun. Membuat renjun harus bertahan agar tak jatuh. Bahkan renjun juga merasakan jaemin yang memeluknya erat dan bernafas tenang di lehernya.
"Sebenernya apa masalahmu Na Jaemin." Monolognya.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh dari Kakek (jaemren)
FanfictionNa Jaemin terpaksa mengikuti perjodohan dengan pria cantik nan sederhana Huang Renjun, dia bahkan memberikan batasan pada pria mungil itu dan selalu diikuti olehnya. Apakah pernikahan mereka akan berakhir atau perasaan akan mengubah awal permulaan m...