Jaemin menahan senyumannya karena renjun sangat menggemaskan Dengan wajah bingungnya itu.
"Mari kita batalkan kontrak itu, dan mulai semuanya."
"Tapi kenapa? Kenapa tiba-tiba sekali? Bagaimana dengan hubunganmu dan beomgyu?"
"Aku tak ada hubungan dengannya. Sih brengsek itu." Ucap jaemin menahan amarahnya dan renjunpun melihat kearah pria Na itu lalu menggenggam tangan jaemin.
"Apa sesuatu telah terjadi? Kalian bertengkar?"
"Ini lebih parah dari pada bertengkar renjun."
"Maksudnya?"
"Ternyata selama ini halbojie, mommy, Daddy bahkan sion benar, kalau dia adalah orang paling brengsek. Aku bahkan menyaksikan perselingkuhannya yang sangat menjijikkan itu."
"Gwanchana?" Ucap renjun dengan raut cemasnya.
"Anio, tapi aku senang karena Tuhan berbaik hati memperlihatkan semuanya padaku sebelum terlambat. Dan aku ingin mencoba percaya dengan pilihan halbojie. Aku ingin percaya kalau kau bukan orang seperti itu."
"Apa kau yakin ini tak terlalu cepat Jaemin?" Ucap renjun karena biar bagaimanapun jaemin bisa saja masih emosi saat ini.
"Aku sangat yakin." Ucap jaemin datar dan penuh keseriusan. Renjun hanya terdiam karena dia tak percaya semua ini, apa itu berarti dia akan memiliki keluarga yang sebenarnya? Apa ini mungkin?
"Dimana kau menyimpan kontrak itu?" Ucap jaemin.
"Di laci." Ucap renjun begitu saja dan jaeminpun mendekat kearah laci lalu diapun mengambil kontrak itu lalu membakarnya dihadapan renjun dan memasukkan kedalam tempat sampah di ruangan itu.
"Semuanya sudah selesai. Dan kita akan mulai dari awal. Kau bersedia bukan Huang Renjun?" Ucap jaemin dan renjun hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. Dan itu membuat senyum jaemin mengembang seketika dan renjun benar-benar terpesona karena hal itu.
Drrtt...Drrtt...Drrtt...
Renjun lantas melihat kearah ponselnya dan diapun langsung mengangkatnya.
"Ada apa somi?"
"...."
"Ne?! Aku akan segera kesana. Aku juga akan menghubungi Haechan." Lalu panggilan berakhir dan renjunpun langsung beranjak membuat jaemin menatapnya bingung.
"Jaemin kau bisa pulang saja, ada kecelakaan beruntun. Aku harus menangani dulu." Ucap renjun lalu diapun segera berlari keluar sembari menghubungi Haechan agar segera ke rumah sakit. Jaemin hanya menatap kepergian renjun, lalu kembali melihat makanan yang bahkan belum habis. Membuatnya cukup cemas mengenai kesehatan renjun nantinya jika dia makan seperti saat ini.
Jaemin lantas mengambil ponselnya dan mengetikkan nama sang asisten, biarlah asistennya itu kesal karena jam yang masih bisa dibilang malam dari pada semuanya menjadi buruk untuk renjun.
"Jay, maaf saya menghubungimu malam-malam begini."
"...."
"Cari tahu pemegang saham tertinggi di Samsung hospital."
"...."
"Beli saham dia dengan harga tiga kali lipat, dan jadikan atas nama Huang Renjun."
"...."
"Lakukan sesegera mungkin."
"....*
"Saya tunggu." Setelahnya Jaemin pun membereskan sisa makanan milik renjun lalu membuangnya. Mungkin untuk malam ini dia akan menginap disini.
Semua dokter yang piket hari ini benar-benar sangat sibuk karena kecelakaan beruntun itu, bahkan renjun saat ini tengah mengerahkan semua tenaganya di dalam ruangan operasi begitu pula Haechan di ruangan operasi yang berbeda-beda, karena sungguh keadaan malam ini benar-benar sangat di luar prediksi siapapun.
Matahari sudah menunjukkan cahayanya membuat jaemin yang tertidur disofa ruangan renjun membuka matanya secata perlahan dan diapun melihat jamnya yang telah menunjukkan pukul 08:00kst. Lalu diapun beranjak dan keluar dari dalam ruangan renjun, dia mencari keberadaan renjun, bahkan sampai berkeliling hingga akhirnya diapun melihat salah satu suster.
"Permisi?"
"Iya Presdir Na?"
"Dimana dokter Huang?"
"Dokter huang berada ditaman belakang Presdir Na." Lalu jaeminpun pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun dan segera berjalan menuju taman belakang rumah sakit itu.
Sesampainya di taman, jaemin melihat keberadaan renjun lalu diapun mendekat dan melihat renjun yang tertidur walaupun terkesan tidak nyaman karena posisinya. Lalu diapun memutuskan duduk di sebelah renjun lalu membawa kepala renjun bersandar di bahunya agar renjun bisa sedikit nyaman. Dia bahkan menutupi cahaya matahari dengan tangannya agar tak mengganggu tidur renjun yang memang sangat kurang itu.
Ting!
Jaeminpun melihat ponselnya yang tertera nama sang asisten.
Jay.
Presdir pemilik saham paling utama di Samsung hospital adalah pimpinan Hwang.
Atur pertemuan ku dengannya siang ini.
Baik Presdir.
Setelah membalas pesan itu jaemin hanya terfokus pada renjun yang tertidur itu.
Drrtt...Drrtt....Drrtt....
Renjun langsung tersadar dan diapun langsung menerima telpon itu tanpa menyadari keberadaan jaemin.
"Iya Chan?"
"...."
"Ah, aku lupa. Aku tertidur, baiklah aku akan segera kesana." Ucap renjun. Dan diapun terlihat akan segera beranjak tapi tertahan karena jaemin menahannya bahkan matanya membulat seketika karena ada jaemin sejak tadi.
"Jaemin-ssi? Kau tidak pulang dari tadi malam?"
"Tidak. Rapikan dulu ini baru kau bisa pergi." Ucap jaemin merapikan rambut renjun sedangkan sang empu hanya terdiam bahkan pipinya merona tanpa dia sadari membuat jaemin tersenyum kecil karena tingkah calon istrinya itu. Dan itu tidak luput dari pandangan orang-orang sekitarnya yang menatap penuh kebahagiaan pada keduanya.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh dari Kakek (jaemren)
FanfictionNa Jaemin terpaksa mengikuti perjodohan dengan pria cantik nan sederhana Huang Renjun, dia bahkan memberikan batasan pada pria mungil itu dan selalu diikuti olehnya. Apakah pernikahan mereka akan berakhir atau perasaan akan mengubah awal permulaan m...