Renjun berhasil membawa jaemin ke ruangannya dan membiarkan jaemin tidur di sofa ruangannya itu sedangkan dia melihat data beberapa pasien hingga dia mengabaikan perut nya yang lapar dan tertidur dengan kepala bertumpu pada lengannya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya jaemin bangun dan kembali sadar dari alkohol yang beberapa waktu lalu sempat dia konsumsi juga fakta kalau kekasihnya sudah selingkuh darinya bahkan dia melihat dengan mata sendiri kekasihnya, ah tidak lagi. Mantan kekasihnya berhubungan badan. Jaemin melihat ruangan itu, lalu diapun duduk dan melihat renjun tertidur di meja kerjanya. Jaemin lantas mendekat secara perlahan dan melihat wajah cantik yang terlihat sangat kelelahan itu. Jaemin memberanikan diri untuk mengelus wajah itu tanpa menganggu tidur sang empu.
"Apa kau benar-benar pilihan yang tepat? Apa aku bisa percaya pada pilihan kakek?" Monolognya sembari terus mengamati wajah cantik itu.
Drrtt...Drrtt....
Renjun menggeliat dari tidurnya membuat jaemin langsung kembali ke sofa dengan cepat dan memutuskan pura-pura tertidur. renjun bangun dan melihat jaemin masih tertidur lalu diapun melihat ponselnya.
"Hallo Som? Ada apa?"
"....*
"Aku akan keruang operasi sekarang."
"..."
"Ne." lalu renjunpun mematikan sambungan telpon dan diapun langsung menuju salah satu lemari kecil di ruangannya untuk mengambil selimut dan menyelimutinya pada jaemin baru setelahnya dia pergi untuk segera keruangan operasi. Jaemin membuka matanya setelah pintu ruangan renjun tertutup lalu diapun memegang selimut yang menyelimuti tubuhnya itu dan duduk.
Lalu diapun memutuskan untuk keluar dan melihat di ruangan operasi mana renjun akan melakukan tindakan saat ini.
Renjun berada didalam ruang operasi dan diapun langsung memulai operasi kecil pada seorang anak kecil yang mengalami masalah lambung yang lumayan parah. Dia melakukan dengan tenang walaupun mengabaikan perutnya yang lapar saat ini.
Sementara itu, jaemin menemukan dimana renjun melakukan operasi dan menunggu tak jauh dari ruangan itu, karena dia tak mau menarik perhatian jika harus menunggu disana. Dia juga melihat jam tangan yang menunjukkan waktu pukul 00:00 tepat.
Ceklek.
Jaemin melihat renjun tersenyum untuk menenangkan keluarga pasien dan mengatakan operasi berjalan lancar hingga keluarga mengikuti brankar pasien ke ruang rawat yang tersedia.
"Dokter huang?"
"Kenapa som?"
"Dokter belum makan malam?" Renjun menggelengkan kepalanya.
"Kenapa belum dokter huang? Lihat sudah jam berapa ini? Kantin pasti juga sudah tutup sekarang."
"Tidak masalah. Lagian aku bisa menahan lapar sampai besok pagi."
"Kau bisa sakit dokter huang. Kau bukan robot."
"Aku tak akan sakit somi. Kalau begitu aku duluan ya." Ucap renjun tersenyum lalu pergi menuju ruangannya. Jaemin mendengar semua itu, dia lantas pergi dari rumah sakit untuk membeli makanan untuk renjun, karena dia merasa bertanggung jawab untuk renjun saat ini.
Renjun masuk kedalam ruangannya dan diapun melihat jaemin sudah tak ada lalu diapun melihat selimut yang berada di sofa itu lalu duduk dan melihat ponselnya dimana terdapat fotonya dengan mendiang orangtuanya saat ini.
"Mama? Baba? Injunie rindu sama kalian. Ini pilihan yang tepat bukan ma? Ba?" Monolognya lalu diapun menguap kembali dan tertidur begitu saja karena sangat lelah sekali.
Satu jam kemudian jaemin kembali, dia langsung masuk dengan wajah datarnya dan tanpa sengaja somi melihat tunangan dari renjun datang dan mengikuti dari jauh, hingga akhirnya jaemin masuk kedalam ruangan renjun.
"Syukurlah. Setidaknya dokter huang punya calon suami yang baik, aku sangat bahagia untuknya." Monolognya.
Ceklek.
Jaemin masuk dan melihat renjun yang tertidur di sofa lalu diapun meletakkan makanan itu diatas meja lalu berjongkok dan memegang tangan renjun.
"Renjun? Bangun dulu, kau harus makan malam walaupun sudah sangat terlambat." Ucap jaemin dan renjun secara perlahan membuka matanya lalu membulatkan matanya karena melihat jaemin kembali.
"Jaemin-ssi?" Jaemin hanya diam saja lalu duduk disebelah renjun dan membuka makanan untuk renjun, jaemin tak bisa membeli hal yang lebih karena hanya ini yang bisa dia beli, sup dengan nasi dan kimchi.
"Kau kenapa kembali lagi? Ada yang tertinggal?" Jaemin hanya diam dan memberikan semangkuk nasi pada renjun.
"Makanlah, kau belum makan malam bukan? Setidaknya makan malam walaupun sudah sangat terlambat." Ucap jaemin datar dan renjun hanya mengangguk lalu makan dengan lahap karena dia benar-benar sangat lapar. jaemin hanya melihatnya saja dan tersenyum sangat kecil, ntah kenapa renjun bisa mengobati hatinya yang terluka dengan cepat juga memberikan rasa nyaman yang teramat nyaman baginya. Renjun yang merasa ditatap sejak tadi menghentikan makannya dan melihat kearah jaemin yang menatapnya.
"Apa ada sesuatu di wajahku jaemin?" Bingungnya.
"Tidak, makanlah." Ucap jaemin dan diapun langsung melihat ponselnya seketika dan renjun yang kembali makan. Jaemin kembali melihat renjun dan diapun melihat ada noda di bibir renjun lalu dengan cepat menghapus noda disudut bibir renjun menggunakan tangannya. Membuat sang empu membulatkan matanya dan menatap jaemin.
"Mari kita batalkan kontrak itu renjun." Ucap jaemin.
"N—ne?"
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh dari Kakek (jaemren)
FanfictionNa Jaemin terpaksa mengikuti perjodohan dengan pria cantik nan sederhana Huang Renjun, dia bahkan memberikan batasan pada pria mungil itu dan selalu diikuti olehnya. Apakah pernikahan mereka akan berakhir atau perasaan akan mengubah awal permulaan m...